perasaan✽°•

182 24 0
                                    

perasaan✽°•
Chapter 5

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Jam pelajaran sudah berakhir, seluruh siswa keluar kelasnya dan menuju loker, namun tidak dengan Wonwoo. Ia memiliki kesibukannya menjadi ketua ekskul sains di sekolahnya sehingga ia tidak langsung turun kebawah melainkan harus pergi ke lab IPA untuk mengerjakan sesuatu disana. Karena kesibukannya itulah ia menjadi pulang malam.

Namun sebelumnya, Wonwoo sempat kebingungan, pasalnya ia tidak melihat adanya Mingyu di berbagai sudut sekolah. Pergi kemana dia? Wonwoo berfikir bahwa dia mungkin sudah pulang duluan, atau mungkin karena Wonwoo yang berdiam diri di kelas jadi dia tidak bertemu dengan Mingyu di sekolah.

Setelah selesai dari kegiatannya Wonwoo langsung keluar dari lab IPA dan turun menuju loker sekolah. Untung saja sekolah masih buka karena masih ada beberapa petugas OSIS yang masih bertugas. Namun ia pulang sendiri, karena sudah jelas Jisoo pulang sesudah bell sekolah.

Ketika di perjalanan pulang, Wonwoo memilih untuk berjalan melewati taman kota saja, karena di sekitar taman kota masih ada lampu-lampu yang menyala dan juga masih lumayan ramai. Saat Wonwoo berjalan di pinggiran taman kota, ia melihat sesosok objek yang ia kenali, namun karna penerangan yang remang-remang Wonwoo tidak yakin apakah itu orang yang ia kenali atau tidak. Dan Wonwoo pun memutuskan untuk menghampiri pria itu.

Betapa terkejutnya Wonwoo saat melihat siapa orang yang sedang terduduk di bangku taman dengan menundukkan kepalanya, ternyata itu adalah Mingyu. Ia mengenakan kaos oblong warna abu-abu dan jeans pendek selutut, ada apa dengannya? Ini sudah malam, dingin pula di luar, dia tidak mengenakan apapun yang bisa menghangatkan tubuhnya itu dari udara dingin di Seoul.

Lalu Wonwoo menepuk pundak pria tan itu untuk memastikan apakah Mingyu baik-baik saja atau tidak.

Pluk

Mingyu terkejut sedikit dan tersadar dari lamunannya. “W-wonwoo..”

“Apa yang sedang kau lakukan disini? Ini sudah malam, dingin. Kau akan kedinginan” kemudian Wonwoo pun duduk di samping Mingyu.

Walaupun disini penerangannya minim, namun Wonwoo bisa melihat ada jejak air mata di kelopak mata dan pipinya. “Kau baik-baik saja?”

Mingyu terdiam. Dia tidak menjawab pertanyaan itu. Kini dia sedang menundukan kepalanya ke bawah. Tanpa aba-aba Wonwoo pun menangkupkan pipi Mingyu dan mengarahkan pandangan Mingyu ke mata Wonwoo.

“Apa kau baru saja menangis? Kenapa? Kau ada masalah?”

Mingyu menepis pelan tangan Wonwoo dari wajahnya, lalu ia menggenggam tangan lentik Wonwoo.
“Seharusnya aku yang menanyakan itu kepadamu, apa kau di sekolah baik-baik saja?”

Wonwoo menggeleng kemudian ia tersenyum, “Aku baik-baik saja. Aku khawatir pada mu, aku tidak melihatmu di sekolah, aku pikir kau tidak masuk”

“Aku memang tidak masuk” Mingyu tersenyum hambar. Wonwoo pun mendengar perkataan Mingyu seketika terkejut.

“Kenapa?”

Mingyu kembali bungkam. Bisa dilihat dari matanya bahwa ia sedang menahan genangan air di pelupuk matanya. Wonwoo yang melihatnyapun paham dengan masalah yang di alami Mingyu.

Karna hawa dingin mulai menyelimuti tubuh mereka, Wonwoo yang sedang memakai sweater tebal langsung menutupi badan atletis Mingyu dengan sweater yang ia kenakan. “Kau akan kedinginan” lalu Wonwoo tersenyum tipis. Manis sekali.

Mingyu menoleh ke arahnya dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Ia tak kuasa menahan air matanya, bulir bening berhasil lolos dari pelupuk matanya. Mingyu menundukkan kepalanya untuk menutupi wajahnya dari Wonwoo, kemudian ia menyandarkan kepalanya di atas dada Wonwoo. Wonwoo pun kaget dan seketika pipinya panas dan merona. Perlahan Wonwoo mulai mengusap pelan punggung pria berkulit tan itu untuk menenangkannya.

“Orang tua ku bertengkar... Lagi..” ujar Mingyu tanpa di minta.

“Hanya soal bisnis saja mereka bertengkar hebat, dia tidak memperdulikan anaknya yang sedang merindukan kedua orang tuanya itu agar bisa bersama sebentar saja, tapi mereka... Bertengkar dihadapanku..”

“Apa itu alasan mu tidak masuk sekolah?”

“Sebenarnya alasan utamaku tidak masuk adalah karena aku diskrors oleh guru konseling selama 2 minggu, itu adalah alasanku yang kedua.”

Wonwoo kembali dibuat kaget oleh Mingyu, bagaimana bisa dia mendapat hukuman selama itu? Apa masalah yang dibuat olehnya begitu besar di sekolah?

“Kenapa bisa?”

“Mereka membenciku. Padahal aku berkelahi dengan Bobby hanya untuk membela yang pantas dibela” Mingyu pun kini mencoba untuk tersenyum walau rasanya sulit.

Mendengar hal itu Wonwoo pun merasa bersalah. Tangannya berhenti mengusap punggung Mingyu dan raut wajahnya pun berubah menjadi murung. Kemudian Wonwoo menundukkan kepalanya di atas kepala Mingyu. Mingyu yang menyadari hal itu pun lantas bangkit dari dada Wonwoo. “Hey ada apa hm? Apa kau pikir aku dihukum karena mu? Tidak itu salah”

Wajah Wonwoo tampak memerah dengan sebulir air bening di ujung matanya. Tampak manis pikir Mingyu.

“Aku melakukannya karena.. Aku menyukai mu Wonwoo.” jawab lirih Mingyu.

Kini mata Wonwoo membulat. Ia memandangi Mingyu dengan penuh tanya. “Aku pikir aku menyukaimu. Sejak pertama kita bertemu di gerbang. Aku langsung jatuh cinta padamu, terlebih ketika kau sangat mengerti dengan masalahku”

Wonwoo terdiam. Dia tidak tahu harus membalasnya dengan apa. Di lubuk hatinya pun terdapat perasaan yang sama dengan Mingyu. Apakah dia menyukai Mingyu juga?

“Mingyu.. Aku..”

Mingyu memalingkan pandangannya ke sembarang arah. Dia kini tidak berani menatap manik rubah milik pria manis di sampingnya. “Aku tahu kalau kau mungkin tidak akan mempunyai perasaan yang sam—”

Wonwoo mencium bibir Mingyu dengan lembut. Mata Mingyu membulat. Ia terkejut dengan balasan Wonwoo. Bulir bening pun berhasil lolos dan mengalir dari pejamman mata Wonwoo.  Kemudian Mingyu mulai menikmati bibir manis Wonwoo dan perlahan memejamkan matanya.

Karena kehabisan oksigen merekapun saling melepaskan tautannya. “Makasih.. Aku juga mencintaimu” Wonwoo tersenyum dengan rona merahnya di pipi. Dia manis sekali ketika sedang tersipu. Mingyu tertawa kecil lalu mencium sekilas dahi Wonwoo dan menggenggam jari lentik pria bermanik rubah itu.

Kini mereka sedang memandangi langit malam yang dihiasi oleh taburan bintang-bintang yang terang di tempat yang sama. Mingyu pun sedang menyenderkan kepalanya ke bahu milik Wonwoo.

“Kau manja sekali”

“Aku hanya ingin menenangkan pikiranku” ujar Mingyu sambil memainkan jari lentik Wonwoo.

“Mm.. Lalu kau pulang bagaimana? Pasti orang tua mu mengkhawatirkanmu dirumah”

“Jika mereka khawatir denganku, tidak seharusnya mereka bertengkar dihadapanku seperti itu, terlebih hanya tentang pekerjaannya saja yang dipikirkan”

Wonwoo menghela nafas, lalu membuangnya dengan pelan.

“Kau ingin pulang ke rumah ku saja?”

Mendengar perkataan Wonwoo, Mingyu pun bangkit dan menatap Wonwoo dengan wajah berbinar-binar lalu dia menanggukkan kepalanya.

“Hahaha kau seperti anak anjing dengan wajah seperti itu, kajja”

Lalu mereka pun bangkit dari kursi dan segera beranjak pergi menuju rumah Wonwoo.







—TBC—

Yooo gaiss hehe udah lama sekali nggak apdetㅠㅠ

Jangan lupa vommentnya ya ddenkyu❤

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 30, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Lost ➫ Meanie [ON REVISI]Where stories live. Discover now