4

175 36 0
                                    

Pagi itu, Jeongyeon pergi ke kampus dengan taksi.
-
-
Jeongyeon keluar. Melihat ke langit memastikan sang dewa matahari sedang menjaga nya dari sana.

Jeongyeon memasuki gerbang besar yang di atasnya terpantung jelas nama UNIVERSITAS PYONGDONGJJOK KOREA SELATAN.

Semilir angin menggibaskan rambut pendek Jeongyeon. Mengais tas dan memeluk beberapa map kampusnya. Berjalan pelan menuju kelasnya tiba-tiba.

Buk..

Hendak memasuki kelas, Jeongyeon menabrak seseorang pria yang keluar dari kelasnya.

"Miannhae." ucap pria itu seraya menyembunyikan wajahnya dari hadapan Jeongyeon dengan tudung jaket hitam.

Jeongyeon mengerutkan dahinya, pria itu terus menunduk dari hadapan Jeongyeon sampai punggungnya tak terlihat.

"Siapa pria itu? Ini masih pagi. Kenapa ada pria tak jelas keluar dari kelasku." Jeongyeon memasuki kelasnya. Menghampiri tempat duduknya dan...

Jeongyeon melihat ada gumpalan kertas di atas kursinya. Jeongyeon tidak tau kalau di dalam kertas itu ada beberapa kata yang Jeongyeon harus lihat.

"Heol. Siapa yang menaruh gumpalan kertas ini di kursiku." Jeongyeon memikirkan pria yang keluar dari kelasnya tadi."apakah ini kertas yang di buat pria itu?" dengan penasaran, Jeongyeon membuka gumpalan kertas itu dan..

~Saranghae Jeongyeon-ah~[Dengan hangul]

kata-kata itu yang tertulis di dalam gumpalan kertasnya. Itu membuat Jeongyeon mengerutkan dahinya.

"Apakah pria tadi yang menulisnya untukku?" Jeongyeon celingukan melihat sekeliling memastikan bahwa di dalam hanya ada dia.

Tiba-tiba....

Pria berjaket hitam datang berdiri di ambang pintu. Wajahnya mengenakan masker hitam sehingga Jeongyeon tidak bisa mengenali pria itu.

Rasa takut dalam dirinya mulai keluar. Tangannya bergetar, matanya mulai berlinang. Karna takut, Jeongyeon menjatuhkan kertasnya. Detak jantungnya terdengar berdegup kencang. Jeongyeon ketakutan.

"Siapa kau!" Jeongyeon berteriak.

Dengan perlahan, pria itu berjalan mendekati Jeongyeon.

"Yak! Jangan mendekat." pria itu sejenak berhenti. Lalu kembali berjalan menghampiri Jeongyeon dengan perlahan.

Jeongyeon sangat ketakutan. Bibirnya bergetar. Matanya terpejam berharap pria itu tidak akan berbuat macam-macam.

"Akulah orang yang mencintaimu." ucap pria itu.

"Hah..." Jeongyeon mundur dari langkahnya. Lalu berteriak."aaaah siapa kau!"

Dengan cepat pria itu membekap Jeongyeon. Lalu membuka maskernya dan... Ternyata

"Kau?-" Jeongyeon terkejut karna melihat pria itu adalah...
-
-
"Shht! Ini masih pagi, jangan teriak." ucap pria itu.

"Kisu! Kau membuatku takut! Hais." Jeongyeon mengusap pelan bibir nya.

"Miannhae, sakit tidak?" Kisu memastikan bibir Jeongyeon tidak sakit.

"Sakit lah! Kau membuatku takut! Apa maksudmu-" Kisu melihat Jeongyeon sangat ketakutan. Mata Jeongyeon berlinang.

"Hais. Miannhae." Kisu memeluk Jeongyeon.

"Hmmm." Kisu melepas pelukannya.

Jeongyeon duduk di kursinya. Kisu mengambil kursi lalu duduk di samping Jeongyeon.

|BOY|Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon