Prolog

198 37 3
                                    

Kami adalah seorang Acacio

Kami dibina dan ditempa untuk menjadi Acacio

Kami lulus pun secara Acacio

Maka di sisa kehidupan kami, kami akan bersikap layaknya murid Acacio

Dan kami pun akan memilih penghujung hidup kami sebagaimana seorang yang Acacio

Tiada diriku di dunia ini

Hanya ada kami

Diriku terlalu lemah untuk diakui dunia, maka hanya ada kami yang bisa bereksistensi

Tetapi, tanpa diriku, kami tidak akan pernah terjadi

Tanpa diriku, hanya ada kalian

Tanpa diriku, hanya ada mereka

Sungguh, tiada kata kami tanpa kehadiranku

Namun, jika kau ingin bersatu diantara kami, kurasa itu bukan ide yang buruk

Karena dari kehadiranmu tentu memperkuat diri kami

Dan dari kami, akan berubah menjadi kita

°†°†°†°

Terkadang, aku berpikir ....

Kenapa takdir menciptakan pertemuan jika ujungnya hanyalah perpisahan

Kenapa akal pikiran membangun memori jika akhirnya hanya menjadi kenangan

Padahal, untuk saling mengenal saja sudah sulit. Namun, kesulitan itu, justru membuahkan perpisahan yang lebih sakit

Namun, pada akhirnya, aku tahu ....

Tidak ada yang bisa membersamaiku hingga akhir waktu selain diriku sendiri

Terkadang, kita bertemu dengan seseorang bukan karena ditakdirkan bersama selamanya, tetapi belajar darinya apa itu pertemuan, pertemanan, kebencian, cinta, kasih sayang, dan berbagai perasaan lainnya

Melalui pertemuan itulah aku belajar bagaimana menjadi manusia

Dan saat tiba waktunya berpisah, itu bukanlah akhir dari segalanya

Perpisahan hanyalah persimpangan dan kami saling memilih jalan yang berbeda

Meski kemudian kami tidak akan saling bertemu dan bertegur sapa, kenangan yang telah kami rajut bersama akan selalu menjadi saksi dan bukti bahwa aku telah menjadi bagian dari hidupnya, begitupula ia dalam hidupku

Aku belajar bahwa perpisahan bukan untuk diratapi, tetapi untuk dirayakan dengan lantunan harapan

Semoga kami masing-masing berjalan di jalan yang penuh kebahagiaan

°†°†°†°

[Aku] Tentara LangitDär berättelser lever. Upptäck nu