Prolog

16 2 0
                                        

Gadis itu berlari riang diantara semak-semak sambil memetik beberapa mawar putih dan menghirup aroma dari mawar itu sesekali tersenyum menampilkan sederet gigi putihnya.

"Kreek.."

Bunyi ranting patah seperti diinjak oleh seseorang membuat gadis itu menegakkan tubuhnya.

"Siapa disana?" Ucap gadis itu sambil menggenggam erat beberapa tangkai mawarnya.

Tak ada jawaban. Sunyi. Gadis itu menatap sekelilingnya dengan waspada. Gadis itu berbalik hendak berlari jika sewaktu-waktu ada binatang buas yang ingin menerkamnya.

Langkahnya terhenti. Kakinya bergetar. Mawar digenggamannya jatuh disamping kakinya. Gadis itu bergerak mundur tanpa berhenti bergetar.

Di depannya berdiri seekor serigala yang menatapnya lapar. Gadis itu menelan susah salivanya.

Serigala itu terus mendekat seiring dengan kakinya yang terus bergerak mundur.

"Ja..jangan..ma..makan aku." Ucapnya susah payah. Yah, meski ia tahu serigala itu tak akan mengerti apa yang ia ucapkan.

Gadis itu terus bergerak mundur hingga punggungnya menabrak pohon dibelakangnya. Gadis itu tampak panik, tak ada celah untuk ia lari menyelamatkan diri. Sementara serigala didepannya terus mendekat.

Tubuhnya merosot kebawah, keringat dingin mulai mengalir disekujur tubuhnya.

"Siapapun, tolong aku." Ucapnya lirih. Airmata mengalir hangat dipipinya. Gadis itu memejamkan matanya menunggu apa yang akan terjadi.

Waktu bergerak mundur. Seorang gadis membuka matanya dengan nafas yang terengah-engah.

"Mimpi itu lagi." Gumamnya sambil beranjak dari kasurnya.

Mimpi itu kembali saat gadis itu terlelap. Ia mengalami mimpi itu saat ia berumur 9 tahun bahkan sampai saat ini ia masih mengalaminya disaat umurnya beranjak dewasa. Ya, hari ini gadis itu berulang tahun yang ke 17 tahun dan dihadiahi mimpi semacam itu.

"Selamat pagi, bibi." Ucap gadis itu sambil mencium pipi wanita paruh baya itu.

"Selamat pagi, Belle. Bagaimana tidurmu?" Tanya bibinya sambil menyibukan dirinya menata sarapan mereka dimeja.

Belle mengambil selembar roti panggang dan memasukannya kedalam mulut. "Bibi bisa menebaknya" ucapnya.

"Mimpi itu lagi?" Ujar bibinya sambil ikut duduk didepan Belle.

"Tentu saja jawabannya adalah iya. Entah apa artinya, aku juga tidak mengerti. Bibi juga, bukan?"

"Sudahlah, lupakan. Itu hanya mimpi pengantar tidur." Ujar bibinya sambil mengelus rambut Belle. "Bukankah hari ini kau berulang tahun? Apa yang bisa bibi berikan untukmu sebagai hadiah?" Lanjut bibinya sambil mengambil segelas susu hangat.

"Sepertinya bibi tak perlu memberikanku hadiah apapun" ujarnya sambil berdiri dari kusinya. "Bibi bahkan menanyakan apa yang aku inginkan setiap tahunnya tapi tak pernah mengabulkannya" lanjut Belle dengan mengerucutkan bibirnya.

Bibinya yang mendengar itu hampir tersedak susu yang sedang ia minum."Baiklah, kali ini akan bibi kabulkan" ujarnya sambil tersenyum.

Belle mengambil sepatu boots coklatnya dan memakainya.

"Kau mau kemana, Belle?" Tanya bibinya.

Belle mengambil mantel merahnya yang digantung di gantungan dekat pintu dan memakainya sambil berjalan kearah pintu.

"Belle, sekarang bukan jamnya untuk mengambil anggur. Masih ada 2 jam lagi." Ujar bibinya sambil terus menghabiskan sarapannya.

Belle mengurungkan niatnya membuka pintu dan berbalik menatap bibinya.

"Aku akan kehutan mengambil mawar putih sebagai hadiah ulang tahunku. Aku akan segera kembali."






Halloo, gimana ceritanya? Ini pertama kali aku buat cerita yang bertema Fantasi. Cerita ini murni aku buat menurut imajinasi aku sendiri. Semoga suka ya sama ceritanya. Mohon maaf juga kalau ada kata yang kurang tepat dan juga (typo)😁 Tks.

🌷InneDura🌷

MIRABELLEWhere stories live. Discover now