First ; unexpected meeting

227 32 3
                                    

Siang ini stadion kota benar-benar ramai. Gimana enggak, hari ini diadakan grand final pertandingan basket untuk SMA sederajat. Tim basket SMAN 1 melawan tim basket SMAN 6, yang udah terkenal sebagai rival abadi itu sedang bertanding untuk memperebutkan juara 1. Dua sekolah ini emang udah terkenal banget mainnya sama-sama bagus, karena itu bangku penonton bener-bener penuh karena penasaran tahun ini apakah tetap SMAN 1 yang menjadi juara 1.

Sementara skor SMAN 6 lebih unggul dibanding SMAN 1, yang membuat Coach Yunho kalang kabut. Mau ia letakkan dimana wajahnya kalau tim yang ia kawal mengalami kegagalan?

Waktu istirahat babak pertama tiba, Coach Yunho langsung mengumpulkan para pemain dan memberi mereka arahan.

"Boys, jangan lengah. Saya heran ada apa dengan stamina kalian hari ini, bukannya kemarin udah saya kasih libur 1 hari untuk istirahat? Kalian ngapain aja?" Tanya Coach Yunho bertubi-tubi. Semua pemain menundukkan kepala, kalo udah begini Coach Yunho tuh nyeremin soalnya.

Coach Yunho mengusap wajahnya kasar. "Jeno, sebagai kapten gimana menurut kamu teman-temanmu ini?"

Jeno jelas kaget tiba-tiba dituding pertanyaan dari Coach Yunho. Jeno hanya bisa menundukkan kepalanya. "Maaf, Coach."

Coach Yunho membuang nafasnya. "Kita pake strategi yang kita susun kemarin lusa, sebisa mungkin kalian block tim lawan," ujar Coach Yunho.

Para pemain mengangguk paham. Kemudian arah pandangan Coach Yunho mengarah pada Guanlin dan Eric. "Shooting guard, saya percaya sama kalian. Masih ada satu babak lagi, kalian pasti bisa."

Guanlin dan Eric melihat satu sama lain dan saling menyemangati. Coach Yunho mulai tersenyum, kemudian memegan pundak Jeno. "Jeno, kamu kapten yang hebat. Saya yakin pertandingan hari ini akan membanggakan sekolah."

Jeno yang awalnya menunduk kemudian mengangkat wajahnya dan mengangguk. Samuel yang berada di sampingnya menepuk punggung Jeno.

Waktu istirahat habis, mereka harus kembali ke lapangan dan membawa kemenangan untuk sekolah mereka. "Kalian pasti bisa, saya percaya kalian semua hebat!" Seru Coach Yunho dari pinggir lapangan. Semua pemain dari SMAN 1 mulai meningkat semangatnya dan mulai bermain dengan baik.

Bahkan tim lawan kebingungan, mereka yang sebelumnya mempimpin pertandingan malah jadi merosot.

Suporter dan tim cheerleader SMAN 1 semakin semangat menyoraki tim kesayangan mereka, hingga akhirnya waktu habis dan semuanya bersorak gembira. Pertandingan kembali dimenangkan oleh SMAN 1, yang sudah menjadi juara 3 tahun berturut-turut. Semua berteriak, dan saling berpelukan. Tak terkecuali Coach Yunho, yang sudah mengawal tim itu sejak belasan tahun lalu.

"Gila, hebat ya tim basket menang lagi loh," ujar Jinsol di bangku cheerleader. Hal tersebut disetujui Eunbin dan Siyeon. "Kalo gini caranya, nggak sia-sia gue latihan 4 kali seminggu buat nyorakin mereka, ya nggak Yeon?" tanya Eunbin. Siyeon hanya mengangguk dan memasang senyum simpul andalannya.








🎈









"Bin, Sol, gue mau beli minum dulu ya. Haus banget sumpah," ujar Siyeon selepas mengganti seragam cheers mereka. Eunbin yang sedang merapikan rambutnya menoleh ke arah Siyeon. "Minum lo abis?"

"Iya, udah daritadi."

"Yaudah gue sama Eunbin nunggu mobil ya Yeon? Asli gerah banget," jawab Jinsol yang sudah memerah mukanya akibat kepanasan. Siyeon mengangguk kemudian menyerahkan totebagnya ke Jinsol.

Dahi Jinsol berkerut. "Apaan?"

"Nitip," balas Siyeon singkat kemudian meninggalkan kedua temannya.

Giovanile // jeno x siyeonWhere stories live. Discover now