Bab 2

64.6K 6.3K 223
                                    

Author playlist : Gong Shu Jun - Snowflakes and Red Plum Blossoms

***

Dilarang menjiplak, menyalin, mengklaim dan mempublikasikan cerita-cerita milik saya di tempat lain tanpa seizin dan sepengetahuan saya. Yang bandel saya kutuk ngejomblo seumur hidup! Thx!

Maaf untuk typo(s) yang nyempil di sana-sini.

Enjoy!

***

Bab 2

Tao tao berlari sekuat tenaga. Napas sang dayang memburu. Ia harus berhasil mencegah Meifeng keluar dari istana. "Tuan Putri!" panggilnya, terengah. Tao tao membungkuk berusaha menormalkan napas. "Anda tidak boleh pergi," ujarnya, masih membungkuk. Kedua tangannya diletakkan di atas lutut.

Sang dayang mengangkat wajah saat tuannya tidak menyahut. Wanita muda itu terbelalak saat melihat Meifeng sudah duduk di atas punggung kuda cokelat yang mengkilap. "Tuan Putri ...." Ia tidak bisa berkata-kata. Sikap keras Meifeng terlihat jelas pada ekspresinya saat ini.

"Aku akan kembali sebelum makan malam," ujar Dongmei sama sekali tidak membuat Tao tao tenang. Suaranya terdengar mutlak, tidak terbantahkan. Tanpa kata ia menarik tali kekang kuda mengabaikan ekspresi penuh permohonan Tao tao yang hanya bisa menatap kepergiannya dengan helaan napas berat.

Dongmei tidak ingin membuat masalah. Namun, ia bisa menjadi gila jika terus terkurung dalam istana. Ia mengendarai kuda tunggangannya pelan menuju pintu gerbang istana. Dengan tenang Dongmei merogoh hanfu untuk mengeluarkan tanda pengenal 'Putri' dan menunjukkannya pada prajurit penjaga.

"Anda tidak boleh keluar," ujar seorang prajurit penjaga. Urat-urat di kening Dongmei berkedut mendengarnya. Wanita itu menatap giok pengenal di tangannya. Ingin rasanya dia membanting benda sialan itu hingga hancur berkeping-keping.

"Aku ingin keluar," desis Dongmei setelah ketenangannya kembali. Aura agung wanita itu membuat kedua prajurit penjaga saling menatap, merasa terintimidasi. "Buka pintu gerbang sebelum cambukku mendarat di leher kalian!" Ia mengatakannya dengan asal, tapi gertakan itu berhasil membuat kedua prajurit menelan air liur dengan susah payah.

"Tuan Putri, izinkan hamba untuk melapor pada Kepala Kasim Kang terlebih dahulu," ujar salah satu prajurit penjaga yang memiliki badan lebih besar. "Keluarga istana dilarang keluar tanpa ada izin khusus dari Yang Mulia Raja Bai," sambungnya. Dongmei bisa menangkap nada takut yang terselip dalam suara prajurit itu.

Dongmei terdiam. Ia menimbang-nimbang. Wanita itu tidak ingin membuat kedua prajurit penjaga itu dalam masalah. Namun, di sisi lain ia sangat ingin keluar dari istana. "Baiklah, laporkan hal ini pada kasim kepala. Katakan padanya aku meminta izin pada raja untuk keluar istana."

"Hamba mengerti," jawab prajurit yang sama. "Hamba akan segera melaporkannya dan kembali." Ia pun berlari pergi setelah mendapat izin dari Dongmei.

.

.

.

Kasim kepala hanya menggelengkan kepala saat prajurit penjaga itu datang menemuinya. Sebuah helaan napas panjang meluncur dari mulutnya. "Tunggu di sini. Aku akan menyampaikan hal ini pada raja," tukasnya, tegas. Sang kasim pun bergegas masuk ke dalam balairung istana di mana raja tengah mengadakan pertemuan dengan beberapa pangeran dan pejabat istana.

"Ada apa?" tanya raja, heran dengan sikap Kasim Kang yang tidak biasa. "Kenapa kau menjeda pertemuan pentingku?"

Kasim Kang jatuh berlutut. "Mohon ampuni kelancangan hamba, Yang Mulia," ujarnya, penuh hormat. "Seorang prajurit penjaga datang melapor; Putri Meifeng meminta izin untuk keluar istana."

Time Slip Princess - TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang