23 - Answer

96 7 7
                                    

Sorenya, tepat pukul 4, kami berkumpul di taman dalam sesuai dengan kesepakatan kami saat makan siang tadi. Hatiku berdegup kencang, seolah-olah akan melompat keluar.

“Kau kenapa?” tanya Eufrasia saat kami menaiki tangga menuju ruangan sekretariat.

Aku menggeleng sambil tersenyum tipis, tidak menjawab.

Sejujurnya, dari selesai makan siang sampai sekarang, kepalaku terus memikirkan mengenai keputusan yang kuambil ini.

Apakah aku benar-benar yakin dengan keputusanku?

Apakah aku percaya diri saat mengucapkannya?

Apakah anggota kesekretariat akan menerima keputusanku ini?

Terutama GZ?

Kepalaku terus berputar sampai kami berdiri tepat di depan pintu kesekretariat.

Will mengetuk pintu, beberapa saat kemudian, terbuka dan terlihat sosok lelaki berkulit cokelat dan berambut hitam keriting dengan mata hitam menatap kami.

“Oh, hallo..” sapanya.

“Selamat sore, senior.” Sapa Will balik. Lelaki itu menyipitkan mata.

“Kalian, yang kemarin, ya?” tanyanya. Kami mengganguk.

“Ah, kalau begitu silakan masuk. Semuanya tengah menunggu kalian di dalam.” Ucap lelaki itu sambil membukakan pintu lebih lebar, kami pun berjalan masuk melalui lorong dan berbelok menuju ruang tengah.

Benar saja, semua anggota sekretariat tengah berkumpul. Mataku langsung menangkap sosok GZ, Xander dan Emma yang tengah duduk berdiskusi di meja panjang dan mereka pun spontan menengok ke arah kami ketika kami muncul dari lorong.

Well, yang ditunggu telah datang rupanya..” ucap lelaki yang tadi membukakan pintu dari arah belakang.

“Trims, Gus. Ayo, kalian boleh duduk..” ucap Xander sambil berjalan kearah kami menuju sofa tengah.

Kami pun duduk seperti kemarin –aku dengan Eufrasia, sedangkan Elle dengan Will-. GZ pun juga duduk di tempat yang sama, bersama Xander.

Aku merasa ini seperti sidang daripada diskusi menyenangkan.

“Jadi, aku tidak perlu berbasa-basi lagi. Mungkin Will juga sudah tahu, karena tadi kita sempat bertemu dan membahas soal ini.” Ucap GZ, sedangkan Will mengganguk paham.

“Aku ingin mendengar jawaban kalian, satu persatu dari mulut kalian masing-masing.” GZ menatapku lalu beralih ke Will.

“Dari Will.”

Will berdeham. “Yeah, seperti yang mungkin senior GZ tahu dan teman-teman saya ini tahu, bahwa saya memang sangat berminat dalam organisasi sekretariat ini..” prolog Will.

“Jadi jawaban saya, iya. Saya ingin mengambil kesempatan yang diberikan senior semua sebagai calon pengurus sekretariat.” Jawab Will mantap.

Semuanya bertepuk tangan ringan, GZ mengangkat tangan menandakan untuk kembali diam. “Lalu, Elle?” tanya GZ.

Elle menatapku, seperti minta persetujuan. Aku menatapnya balik, lalu mengganguk kecil. Walau sebenarnya keputusan mereka tidak akan berpengaruh apa-apa, bagaimanapun, itu kehendak mereka.

Tapi kutau, mereka menghargaiku, membuatku diam-diam merasa bersyukur memiliki teman-teman seperti mereka.

“Saya juga bersedia, senior.” Jawab Elle singkat lalu disambut dengan tepuk tangan kembali. GZ tersenyum puas, tampak semakin percaya diri saat menatap Eufrasia.

“Bagaimana denganmu, Eufrasia?” tanya GZ.

Mataku bertubrukan dengan Eufrasia, kami saling tatap cukup lama, entah apa yang dipikirkannya namun aku merasa berbeda.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 29, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Kyla LysWhere stories live. Discover now