🧸Diary Nikah Muda. 31

258K 15.2K 1.7K
                                    

Daku Up lagi nih apakah kalian kangen?

Oadt ini panjang karena 4000 kata lebihhh

Setor absen dulu ayo di sini anak-anak manis 👉🗑️🧸

Oh ya, hari ini gue berhenti kerja 😁
Sedih? Iya, tapi setelah gue mempertimbangkan banyak hal, gue akhirnya memilih berhenti. Tolong doain gue berada di tempat yang lebih baik ya, paling nggak gue dikirimkan banyak pembaca baik yang royal jugaaa biar bisa tetap hasilin dari tulisan dan gambar gue hehe

Kalian ada cerita apa nih?

Setelah ini gue bakal lebih sering up namatin cerita ini, karena itu kasih banyak sayang untuk cerita ini ya sampai end 😁🍑💕

Kereta api berhenti di stasiun tujuan, hampir 9 jam di kereta sejak pagi mereka tiba juga di tempat asing yang Bagas tak pernah pikirkan akan ada agenda mengunjungi tempat seperti ini dalam hidupnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kereta api berhenti di stasiun tujuan, hampir 9 jam di kereta sejak pagi mereka tiba juga di tempat asing yang Bagas tak pernah pikirkan akan ada agenda mengunjungi tempat seperti ini dalam hidupnya. Bojonegoro, kota kelahiran Saras.

Orang-orang turun dari kereta, musim liburan memang banyak yang kembali pulang kampung. Sementara penumpang lain sudah mengangkat barang-barang, Bagas masih memejam sambil sesekali memijat keningnya.

"Bagas, kamu ndak apa-apa?"

Bagas mengangkat lemas satu tangannya sebagai jawaban, sebenarnya sepanjang jalan ia sudah merasa mual tapi masih bisa ditahannya. Saat kereta benar-benar berhenti baru terasa pusingnya.

"Bagas, kita turun yuk."

"Lo duluan aja, kepala gue sakit."

"Kamu pusing? Kok ndak bilang? Kalo tahu kan aku bisa beliin obat anti mabuk tadi."

"Berisik, nggak apa-apa nanti juga hilang sendiri." mengabaikan kondisi tubuhnya, Bagas berdiri mengambil tasnya, sekalian membawa tas jinjing Saras.

Sementara Bagas sudah jalan duluan, Saras mengekor dari belakang. Keluar dari stasiun mereka masih harus menunggu mobil jemputan menuju rumah Saras. Bagas yang sudah tidak tahan mendadak memuntahkan makanan yang perutnya cerna tadi siang. Orang-orang yang lewat memandang abai.

Tubuhnya membungkuk ke tanah, satu tangannya memegangi lutut.

"Bagas?" sedikit takut cowok itu akan mengomelinya lagi, Saras berhati-hati mengusap punggung Bagas. Setelah dirasanya tak ada penolakan, Saras mengusap lebih kencang. "Sini duduk dulu yuk, jangan dipaksa kalo kamunya pusing."

Bagas menurut saja saat tangannya digiring oleh Saras untuk duduk di kursi tukang bakso. "Ngapunten, Pakde, minjem kursinya ya."

"Oh iya Mbak, itu pacarnya mabok perjalanan ya? Ndak biasa yo?"

Diary Nikah MudaWhere stories live. Discover now