"Bicara saja, kami kan sudah bilang. Jangan sungkan-sungkan lagi, aku tahu kau sedang memikirkan sesuatu." kali ini Yoongi yang berbicara, dilengkapi oleh pandangan mengintimidasinya.

"Em.. Begini hyung, bagaimana jika perjanjian kemarin dibatalkan saja? Tapi aku akan tetap membantu Taehyung kok." Jimin memberanikan mengatakan hal tersebut.

"No." Taehyung yang masih membaca materi di tangannya menolak dengan tegas. Diangguki oleh kedua orang yang lain.

"Semua sudah deal kemarin Jimin-ah. Tidak boleh dibatalkan." ucap Namjoon tegas.

"Tapi hyung, ini terasa berlebihan. Aku berjanji akan menabung dengan giat agar cepat membeli ponsel baru, tidak perlu seperti ini." 

Namjoon berdiri dan berniat mencari buku bacaan, mengabaikan kata-kata Jimin, sedangkan Yoongi menguap tidak berminat untuk melanjutkan pembicaraan, dan Taehyung bahkan tidak mengalihkan pandangannya dari kertas-kertas yang ia pegang.

Jimin menghela napas, tidak akan ada gunanya menolak terus menerus. Ia yang bosan pun akhirnya menatap arah bacaan Taehyung untuk ikut membaca dan menjelaskan beberapa hal.

Setelah jam istirahat habis, mereka pun kembali ke kelas masing-masing, Taehyung sudah mewanti Jimin agar menunggui sepulang sekolah, untuk kembali melanjutkan belajar di rumahnya.

Baru saja Taehyung akan beranjak dari depan kelas Jimin, ia melihat beberapa murid yang memandang dengan tatapan aneh, kentara tidak suka pada pemuda Park di sampingnya.

Jimin tidak menyadari hal tersebut dan segera memasuki kelas. Taehyung melihat ketiga murid yang dua di antaranya adalah lelaki dan dua lagi perempuan tersebut saling membisik, seperti tengah merencanakan sesuatu.

Taehyung menunjukan seringainya, ia tahu jika beberapa murid itu pastilah akan melakukan sesuatu terhadap sang sahabat maka ia mendekati mereka.

"Hai." sapanya dengan ramah begitu sampai di hadapan keempat murid tersebut, mereka terkejut tiba-tiba didatangi oleh salah satu anggota geng populer di sekolah itu.

"Ya, Taehyung?"

"Cih, mereka bahkan tidak memakai honorific." batin Taehyung.

"Kalian tidak masuk ke kelas? Atau berniat membolos hm?" Taehyung memasang wajah ramah.

"Ah itu.." salah satu perempuan disana bergumam ragu, mereka saling pandang takut.

"Tenang saja, aku tak akan mengadukan kalian, justru aku ingin ikut membolos. Bagaimana jika kita ke atap sekolah?" Taehyung tersenyum ramah yang berubah menjadi seringai ketika keempat orang tersebut mengangguk dan terlihat senang akan ajakannya.

-----

Bel pulang sudah berbunyi, namun Jimin tidak juga menemukan keberadaan Taehyung, padahal ia melihat semua murid dari kelasnya sudah bubar.

Saat menengok ke dalam kelas, ia mengerutkan kening melihat tas Taehyung masih berada di bangkunya. Rasa khawatir mulai menyerang.

"Jim, sedang apa di sini?" Seokjin yang kebetulan lewat melihat Jimin di ambang pintu kelas Taehyung.

"Ah, hyung. Taehyung menghilang sejak tadi. Aku menunggu di luar namun ia tak kunjung menampakan diri, bahkan setelah kelasnya kosong." Jimin berkata gusar.

"Loh, apa anak itu membolos jam pelajaran terakhir?" Seokjin ikut berpikir.

"Sepertinya begitu hyung, aku melihat tas milik Taehyung masih di bangkunya." Jimin menunjuk ke arah bangku Taehyung, dan Seokjin mengangguk.

You Never Walk Alone√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang