Chapter 13

6K 635 69
                                    

Seperti perjanjian yang dibuat sebelumnya, malam ini Jimin sedang menyusun jadwal belajar bersama dengan Taehyung.

Tidak terlalu banyak waktu yang dapat ia sediakan, membuat Jimin harus memikirkan strategi yang bagus untuk menerangkan berbagai materi pada sahabatnya tersebut.

Sebuah keberuntungan bagi Jimin karena ada dua jam istirahat, sehingga bagian kedua bisa ia gunakan untuk mengajari Taehyung, sisanya pulang sekolah sebelum bekerja. Itu pun jika yang bersangkutan bersedia untuk meluangkan waktu istirahatnya.

Jimin ragu dengan semua ini, apa yang ia lakukan adalah sebuah kewajaran? Hanya dengan mengajarkan Taehyung, ia mendapatkan sebuah ponsel baru. Tidak sebanding sekali rasanya, mungkin besok ia akan bernegosiasi lagi dengan Taehyung dan yang lain.

Setelah selesai menyusun jadwal, Jimin berbaring di ranjang. Ia menatap langit-langit kamar, memikirkan betapa beruntungnya ia bisa mendapatkan orang-orang yang begitu peduli padanya.

Terkekeh ketika mengingat perjuangan keenam pemuda itu untuk mendekatinya.

Siapa yang menyangka, setelah bertahun-tahun terjebak di dalam kegelapan, terutama setelah kepergian Taemin, kini Jimin bisa merasakan kembali kehangatan memiliki orang-orang yang berharga baginya.

Walau rasa takut ditinggalkan selalu saja menyeruak di relung hati, ia berusaha untuk melenyapkannya dan memberi kepercayaan penuh pada mereka.

Jimin mulai memejamkan matanya, dengan mengulas senyum. Berharap esok hari segera datang.

-----

Suasana sekolah ramai seperti biasanya, Jimin berjalan di koridor kelas menuju perpustakaan. Taehyung menyetujui permintaannya untuk meluangkan jam istirahat kedua agar bisa dipakai untuk membahas materi.

Sesampainya di perpustakaan, ia melihat Taehyung tidak sendiri melainkan bersama Yoongi juga Namjoon yang duduk di sampingnya. Jimin mendekat dan tersenyum melihat pemuda alien itu sedang fokus pada sebuah buku bacaan.

"Halo Tae, Yoongi-hyung, Namjoon-hyung." Jimin menyapa seraya menaruh beberapa kertas materi yang ia bawa.

"Ah, kau sudah datang Jim." ucap Yoongi.

"Alien ini sejak tadi sulit sekali untuk diganggu." Namjoon mengerling menunjuk Taehyung yang masih fokus membaca, membuat Jimin tertawa.

"Tae. Serius sekali." ia menepuk pundak sang sahabat yang langsung terlonjak kaget. Yoongi dan Namjoon berusaha menahan tawa, bisa-bisa ditegur jika mereka terbahak-bahak.

Ekspresi kaget Kim Taehyung adalah sebuah hiburan yang sangat jarang sekali terlihat.

"Jim! Kau mengagetkanku." Taehyung mengelus-elus dada dan melotot pada pemuda mungil di sampingnya.

"Salah sendiri sejak tadi kami menyapamu malah diam saja, jangan terlalu fokus nanti bisa-bisa kau lupa dengan keadaan sekitar." Jimin mulai merapikan kertas yang ia bawa.

"Itu apa?" Taehyung memandang penuh rasa ingin tahu.

"Ah, ini hanya rangkuman yang aku buat untukmu, lebih enak jika kita mempersempit bahan materi agar mudah untuk dipahami." Jimin menjelaskan, dan memberi kertas tersebut pada Taehyung.

Selama Taehyung membaca materi di sana, Jimin memandang mereka bertiga dengan tatapan ragu. Ingin sekali, kembali menolak perjanjian yang kemarin itu. Namun sepertinya akan sulit jika tidak ada Hoseok dan Seokjin yang dapat mencairkan suasana seserius apa pun.

"Ada apa?" suara Namjoon mengagetkan Jimin yang sedari tadi melamun.

"Eoh.. Tidak hyung, ehehehe." Jimin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, merasa canggung karena ketahuan memandangi.

You Never Walk Alone√Where stories live. Discover now