Part 23 - Baby Blues

Start from the beginning
                                    

"maksud ayah tunggu bubun benar2 sembuh dulu, setelah itu ayah akan mengizinkan bubun melakukan semuanya, ayah gak akan larang2 lagi"

bukannya reda.... tangisku makin menjadi2... dan itu berlangsung 2 jam.

sampai akhirnya aku mendengar pintu kamar mandi di dobrak, aku melihat suamiku sedang menatapku dengan pandangan horor.

"sudah deh bun nangisnya, udah malam kasian cita gak bisa tidur karena berisik" katanya dan itu kembali membuat aku sedih.

aku keluar tanpa memperdulikannya, dan biasanya sebelum tidur aku pasti mencium nacita, tapi kali ini entah kenapa aku hanya ingin nangis dan tidak memperdulikan apapun.

aku naik keatas kasur dan menutup seluruh tubuh dengan selimut. aku masih menangis walau gak seberisik tadi.

"ayo lah bun, jangan nangis lagi... ayah capek ngurus kantor, ngurus cita dan sekarang bubun kayak gini juga"

huwaaaaaa suamiku kok tega banget sih. istrinya sedih bukannya menghibur tapi malah bikin sedih.

besok harinya aku sengaja tidak berbicara dengannya, aku gak peduli dia mau marah atau apapun. aku sudah muak dan kali ini aku gak mau melakukan apapun.

aku memeras air susu dan memasukkannya ke dalam botol. aku gak mau menyusuinya, kalo aku gak boleh mengasuhnya, lebih baik aku gak usah dekat2 nacita.

keadaan ini berlangsung 1 minggu dan 1 minggu ini aku hanya menangis dan menangis, aku gak pernah nyusuin cita lagi, aku hanya memeras dan memasukkannya ke dalam botol.

jangan ditanya reaksi davin.... ngamuk parah, dia gak peduli kesedihanku... yang dia pedulikan hanya cita cita dan cita, dan itu membuat aku merasa membenci cita.

tiap hari aku dan davin bertengkar, dia gak pernah menyapaku. sepulang bekerja dia langsung mengambil stok asi di kulkas dan memberi susu ke putrinya, menidurkan dan mengganti popoknya. setelah itu dia tidur membelakangiku.

davin pov

sudah 1 minggu ini renata tidak mau menyusui anaknya. kerjanya hanya nangis dan nangis, aku sampai bingung maunya apa.

saking kesalnya aku gak pernah menyapanya sampai dia sadar kalo perbuatannya yang gak mau nyusuin cita itu sangat salah.

aku bukannya gak mau renata mengasuh cita, tapi dokter memberitahuku renata harus benar2 gak boleh banyak bergerak jika ingin rahimnya sembuh dengan cepat, makanya aku gak pernah mengizinkan dia mengasuh cita.

ini gak bisa dibiarkan, cita bisa menderita jika melihat orangtuanya tiap hari berantem.

sore itu aku membawa renata ke dokter, aku ingin tau penyebab renata gak mau nyusuin cita.

aku meninggalkan renata bersama dokter itu, biarlah mereka berbincang agar renata mengeluarkan isi hatinya.

aku menunggu di ruang tunggu. "semoga masalah renata bisa diselesaikan oleh dokter itu" kataku dalam hati.

setelah menunggu 2 jam akhirnya renata keluar dengan wajah sembab seperti habis menangis.

aku menghampiri dokter dan bertanya apa yang terjadi dengan renata.

"bagaimana keadaan istri saya dok"

"mmmm setelah berbicara dari hati ke hati dan melihat gejala2 yang bapak kasih tau tadi, istri bapak terkena baby blues"

"penyakit apa itu dok"

"itu bukan penyakit pak, cuma keadaan mental yang sedang labil yang dialami seorang ibu yang baru melahirkan" (kalo salah maaf ya maklum bukan dokter)

"penyebab nya apa dok?"

"penyebabnya ibu ketika baru melahirkan seharusnya jiwanya tenang, jangan diberikan beban yang sangat besar dan dikasus ibu renata, dia bapak larang mengasuh anaknya, sedangkan itu merupakan keinginan setiap ibu mengasuh anaknya sendiri dan sepertinya ibu renata menginginkan bapak memberikan perhatian lebih ke dirinya dan jangan hanya ke putri bapak makanya dia mengganggap anaknya merebut kasih sayang bapak"

astaga istriku...

"apa bisa sembuh dok? apa dia akan membenci anaknya?"

"bisa asal bapak memberikan pengertian dan memberikan kasih sayang yang sama besar kepada ibu dan anaknya"

"makasih banyak dok, untung saya bawa kesini cepat sehingga saya tau maunya apa"

aku meninggalkan ruang praktek dokter dan nencari renata.

setelah melihatnya dengan cepat aku berlari menghampiri dan memeluknya.

"maafin ayah ya bun, gak pernah mau mengerti maunya bun apa"

"huwaaaaaaa hikssss, bubun hanya ingin ikut ngurus cita yah, bun juga mau ayah sayang dan peluk2 lagi kayak dulu"

"oke oke cup cup jangan nangis lagi, mulai besok kita bagi tugas ya mengasuh cita, jadi bun jangan nangis lagi ya"

"iya hiks iya yah" katanya masih dengan isakan tangis.

semoga besok penyakit baby blues itu menjauhi istriku.

tbc

3. Davin Story'sWhere stories live. Discover now