"duh berisik deh,"

"Hoseok, mulutmu." Seokjin mengangkat bicara dan setelahya sang anak hanya menunduk bersalah, ia lupa bahwa mulutnya tengah berhadapan dengan sang Bunda dan tatapan maut yang mengerikan. Jadi, Yoongi merasa kesepian satu minggu ini di apartemen, Baekhyun─ibu mertua melihat menantu kesayangannya sering uring-uringan sendiri, mengajaknya ke rumah juga di tolak dengan alasan apartemen harus ada yang menjaga dan membersihkan, bukan? Dan satu ide cemerlang yaitu mengundang besan untuk menginap di sana bersama dirinya. Yoongi tentu merasa senang dan tak lagi kesepian begitu suasana ramai oleh adik dan kedua ibunya.

"Di lemari dapur masih ada, Hoseok..."

"Ck, iya kak." Jungkook tersenyum menang bersama mulut penuh, sekalinya pemenang tetaplah seorang pemenang. Bukan Jungkook bila ia menerima kekalahan, adik durhaka. Hoseok menuangkan sebungkus biskuit baru kedalam toples yang sepersekon kemudian diserobot Jungkook dan berlari kilat ke kamarnya.

"MIN SIALAN JUNGKOOK!"

"Anak-anak itu, yaampun..." Seokjin hanya bisa mengusapi pelipisnya dan Baekhyun tertawa hangat dengan suasana rumah yang ramai dan terasa hidup. Tinggal bersama sepasang kulkas─Chanyeol dan Taehyung membuat hampir setengah hidupnya datar-datar saja, dan keluarga Min datang disaat ia merasa anaknya membutuhkan warna, dan juga hidupnya, Yoongi dan kedua adiknya, Seokjin yang ramah bersama ribuan warna baru untuk Taehyung membuat Baekhyun bersyukur bisa menjalin sebuah ikatan keluarga dengan mereka.

Yoongi lalu datang langsung melompat ke tengah Baekhyun dan Seokjin, bermanja ria bersama boneka kumamon besar dalam pelukan. "Kelakuan bocah satu ini juga tidak seperti kakak sulung yang telah menikah."

"Duh, Bunda dari tadi aku dengar ngomel terus, sudah cukup banyak keriputmu."

Protes Yoongi sebab kepalanya di jitak Seokjin, ia berhambur ke pelukan Baekhyun cari muka─bocah tengil begini memang paling enak kalau di masukan lagi ke perut. Baekhyun lagi-lagi gemas dengan kelakuan ajaib menantu manisnya, lalu ia usapi kepala yang di jitak oleh Seokjin membuat ekspresi Yoongi makin tambah menyebalkan di mata sang Bunda.

Dan sebelum suasana bertambah rusuh pintu apartemen langsung terbuka, semua tentu kaget pasalnya harus ada akses kode jika orang asing mencoba masuk─lebih-lebih karna bukan orang tak di kenal yang datang.
Taehyung dan Namjoon pulang.

"Lah, kalian sudah pulang?!" Semua serempak bertanya, Taehyung hanya menggaruk tengkuk dan Namjoon masuk lebih dulu dengan santai, tampangnya bersinar sombong. "Tentu saja, kami terlampau hebat hingga tidak sampai lima hari urusan perusahaan cabang selesai~"

"Kenapa tidak bilang, Joon? Kami bisa menjemput kalian ke bandara kan."

"Ah, repot-repot Baekhie. Supir taksi juga tampaknya butuh uang tambahan."

Yoongi langsung melompat dan melempar kumamon sembarangan─kena Hoseok hingga biskuitnya jatuh retak ke lantai dan ia coba menahan mantra kutukan diujung lidah untuk kakaknya sendiri. Kala melihat kantung-kantung brand fashion ternama di kedua sisi tangan Taehyung, berhambur memeluk suaminya girang. Taehyung diam-diam memutar bola mata, manis sekali jika punya keinginan dan terpenuhi.

"Aaaaa Taetae kesayangan ku pulang~ sini-sini aku bawakan semuanya, capek ya? Mau langsung mandi atau makan dulu?"

"Loh, Ayahmu ini tidak di peluk?" Namjoon langsung menyindir karna biasanya setiap pulang kerja Yoongi tidak pernah absen untuk lari ke pelukannya. Tapi kali ini lihat, cemburu sama menantu sendiri.

"Memang Ayah bawa apa untukku?"

"Dasar matre," Celetuk Jungkook dengan mulut penuh biskuit yang langsung di hadiahi tatapan tajam sosok albino. "Berisik kau pria miskin."

Ice Cream➖TaeGi [Discontinued]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt