Sekarang yang kamu lakukan adalah mengutuki dirimu sendiri. Kamu merasa bersalah karena kamu menumpahkan amarahmu kepadanya. 'Aku harus segera minta maaf padanya,' umpatmu.

Kamu mematikan komputermu dan berlari kedepan agensi. Sayangnya pemandangan tak mengenakan terhampar dihadapanmu.

Dazai bersama dengan wanita lain. Dia saling bergandengan tangan-- bagaikan dunia hanya milik mereka berdua saja. Kamu tak ingin menganggunya lagi dan langsung saja kamu berjalan kembali.

"Oi, ada apa dengan wajah kusutmu itu ? Baru saja kau dicium oleh orang yang kau suka dan sekarang ini reaksimu ?"

Mengetahui pemilik suara itu kamu langsung menyerangnya dengan katanamu. "Itu bahaya tau !" jeritnya sembari meloncat keatas tiang listrik.

"Apa yang kau mau, Helios ?"

Helios hendak tertawa, tetapi tiba-tiba dia menarikmu kedalam gang lalu menutup mulutmu. "Jangan bicara. Mereka menemukanmu," ucapnya.

Kamu menengok keluar sedikit dan benar, beberapa orang membawa senjata mulai kebingungan mencarimu. Setelah orang-orang itu pergi, Helios melepaskan dekapan tangannya.

"Bagaimana kau bisa menyadarinya ?" tanyamu pelan. "Aku bekerja bersama mereka. Bagaimana aku tidak mengetahui gerak-gerik mereka ?" Helios menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu. Kamu bertanya mengapa dia menolongmu dan jawabannya, karena dia mengenal kakakmu, Chuuya, dan mereka adalah teman baik.

"Pinjamkan aku katanamu !"

"Tidak ! Ini pemberian Sacchou ! Nanti rusak dan bau kalau kau pegang !"

"Memangnya aku ini tidak pernah mandi lalu bisa membuat bau barangmu ! Cepat pinjamkan kalau kau ingin selamat !"

"Apaan sih !" dengan kesal kamu melempar katanamu kearahnya.

"Kau bawa perban ?" tanya Helios. Kamu mengangguk pelan dan memperhatikan yang akan dia lakukan.

Helios menekan katana itu dipergelangan tangannya. Darah mulai mengalir deras dari tangannya, tetapi dia tidak peduli dan mengambil sesuatu dari dalamnya. Chip kecil. Didalam pergelangannya disisipkan chip kecil.

Dia melempar chip itu dan langsung menghancurkannya.

Tanpa pikir dua kali kamu langsung mengambil perban ditasmu dan menarik tangannya. Kamu mendorongnya hingga terduduk lalu mengobati lukanya.

"Aku bisa sendiri," ucapnya lemas.

"Bodoh ! Kau bisa saja mati !" kamu menggulung perban itu disekitar pergelangannya.

"Hahaha, karena ini aku menyukaimu. Kau itu aneh, kau bahkan menyelamatkan musuhmu sendiri. Tinggalkan Dazai Osamu dan jadilah milikku," ucapnya.

Kamu terkekeh dan berkata, "Kalau bisa aku juga ingin mencintai orang lain, tetapi perasaan ini tetap memilihnya."

Helios mengelus pipimu dan berkata, "Kau akhirnya sadar bahwa kau mencintainya."

Tak kamu sangka bahwa Helios bisa menjadi sangat lembut disaat seperti ini. "Ya, aku juga baru menyadarinya," jawabmu.

~~~~~~~~~~~~~

"Ada apa dengannya ? Kau terlihat sedih ?" sekarang kalian berdua berjalan berdampingan. Helios berkata akan mengantarmu pulang-- akan cukup berbahaya jika kau pulang sendirian.

"Aku tadi tidak sengaja membentaknya dan saat aku mau meminta maaf, aku melihatnya dengan perempuan lain didepan agensi," kamu menjawabnya dengan sedikit sedih.

"Kau cemburu..... Ya ?" Helios bertanya dengan sedikit jeda.

"Mana mungkin aku cemburu ! Dia itu hanya atasanku !"

"Heh, kau saja tidak sadar kalau kau mencintainya dan sekarang kau tidak sadar kalau kau cemburu."

"Sudahlah !!! Lalu chip apa tadi di pergelangan tanganmu ?"

"Itu pelacak. Apollo menyisipkan itu kesetiap anggotanya.".

"Jadi kau benar-benar mengkhianati Apollo ?"

"Ya. Itu semua agar kau selamat," ucapnya jahil. Kamu memukulnya beberapa kali dan dia hanya tertawa.

Kalian sampai didepan apartemen kalian tiba-tiba saja kamu mengeluarkan keringat dingin.

"Hoy, ada apa ?!" tanya Helios panik.

"Aku lupa kalau apartemenku rusak dan sementara aku harus tinggal bersama Dazai-san."

Helios tercengang lalu dia menghela nafas panjang. "Kalau begitu kita kerumah kakakmu saja. Pegangan !" Helios menggendongmu dan dia langsung meloncat dari atap ke atap.

Kamu tidak berani membuka matamu, tetapi saat kamu sudah merasakan angin sejuk, kamu membuka matamu.

Indah. Satu kata yang keluar dari hatimu.

Kota ini terlihat indah pada malam hari. Helios tertawa, "Bagus bukan ?"

"Ya !" jawabmu dengan semangat.

Dia membawamu hingga kedepan gedung Port Mafia.

"Helios, arigatou. Aku tidak menyangka bahwa kau orang yang baik," kamu tersenyum kearahnya.

"Terserah, aku akan kembali sekarang. Jaga dirimu baik-baik dan titipkan salamku pada kakakmu," katanya sembari menutupi rona merah diwajahnya.

'Ternyata kau bisa jadi orang baik juga,' batinmu.

Dazai POV

"Tadi itu.... (First Name) bersama Helios kan ? Apa jangan-jangan dia diculik ?!" batinku.

Tapi aku juga mau berbuat apa tidak akan ada hasilnya. Aku membuat kesalahan besar dan sekarang apa yang harus kulakukan ?

My Name (Dazai X Reader )Where stories live. Discover now