-4- Bandara

343 24 0
                                    

Malam ini menunjukkan pukul 20.00 wib. Salsha dan keluarganya akan bersiap siap ke bandara untuk mengantar keberangkatan Verrel.

Mereka kini berada di luar rumah menuju mobil dan menunggu Verrel keluar rumah. Tak lama kemudian Verrel keluar sambil membawa kopernya menuju mobil.

                                 .
                                 .
                                 .

Tepat pukul 21.30, Salsha dan keluarga telah sampai di bandara. Mereka turun dari mobil dan masuk ke dalam bandara menunggu keberangkatan Verrel.

Dan tak lama, pesawat yang akan Verrel tumpangi akan segera berangkat. Verrel pun tak lupa pamitan dengan bundanya, Salsha dan Chika.

" Bunda, aku berangkat dulu ya. Bunda jaga kesehatan jangan lupa makan gak boleh sedih" ucap Verrel sambil memeluk bundanya yang di sambut hangat oleh bundanya.

" Iya, kamu juga hati hati ya disana, kamu juga jangan sampai telat makan, harus banyak istirahat dan jangan lupa harus hubungin bunda setiap ada waktu luang" jelas bunda yang tak tahan menahan tangisnya di pelukan sang anak.

" Pasti bunda" Verrel melepas pelukannya dan langsung menghampiri Salsha yang sudah menangis disamping chika.

" Sal, kamu jangan nangis ya, kamu harus janji sama kakak kamu harus jagain bunda dan Chika" Salsha hanya menangis mendengar ucapan Verrel dan langsung memeluk kakaknya tersebut.

" Kak, jangan lama lama ya disana" Salsha menangis di pelukan Verrel.

Verrel pun melepaskan pelukan Salsha dan tersenyum pada Salsha , kemudian dia menghampiri Chika.

" Chika, kamu jangan nakal ya, jangan ngerepotin bunda sama kak Salsha, dan kamu harus janji gak boleh manja lagi" ucap Verrel sambil menghapus air mata adik bungsunya itu.

" Iya kak, aku janji gak akan manja lagi" Chika langsung memeluk Verrel yang sudah tak kuat lagi dengan tangisnya itu.

Mereka menangis ketika Verrel sudah menaiki pesawat. Dan pesawat tersebut sudah mendarat sejak 30 menit yang lalu setelah Verrel berpamitan pada keluarganya.

Salsha merasa kehilangan kakak yang amat mengerti dirinya. Kini Salsha hanya bisa menangis dalam pelukan bundanya bersama chika.   

Kini Salsha harus ditinggal sang kakak walaupun hanya sebentar.

Tapi rasa kehilangan itu masih ada dalam hatinya, dia sudah ditinggal ayahnya untuk selama lamanya dan kini dia harus ditinggal laki laki yang amat dia sayangi walaupun hanya beberapa tahun.


                       " Bersambung"
....................................... Next nya nanti
Maaf sekali lagi kalau kalian merasa ceritanya gaje dan kurang          

BUKTIWhere stories live. Discover now