Prolog

3.9K 360 43
                                    

~"Ku kira aku di hatimu. Tetapi sungguh kenyataan ini menjadi tamparan menyakitkan. Kau dengan kebodohanmu itu enggan melihatku."~

***

Kata sahabat saja seperti mampu membuat dinding hatinya beku, Akira Yuki mulai jengah pada dirinya sendiri yang sulit mengendalikan hati. Dari sudut pandangnya, sosok itu sungguh menjadi sesuatu yang semu. "Yuki, bisakah kau melihatku? Aku ini sedang berbicara denganmu loh."

Bukannya ia tidak mau, ia hanya tengah fokus memainkan benda pipih canggih miliknya. "Aku mendengarmu Log."

"Tetap saja aku tidak suka." Kemudian tindakan tiba-tiba yang dilakukan laki-laki yang Yuki sebut Log itu membuatnya tercengang. Log menyentuh kedua pipinya sampai iris mereka saling beradu. "Kau harus melihatku."

Yuki selalu melihatnya, selalu memikirkannya tiada henti.

"Sekarang apa lagi?"

"Aku benar-benar tidak dapat memahami perasaan perempuan, ini sangat sulit bagiku."

"Kau selalu mengatakan itu padaku, menyebalkan sekali."

"Lalu aku harus bagaimana? Dia rasanya sulit ku jangkau."

Sulit dijangkau ya? Bagaimana dengan perasaannya yang bahkan lebih rumit lagi. Yuki seperti mengingat masa-masa indah mereka yang sudah sangat akrab dari mulai sekolah dasar, Logic Hendrawan sangat supel pada dirinya yang saat itu masih menjadi anak baru. Ke mana-mana bersama sampai semua orang mengira jika keduanya memiliki hubungan khusus. Namun kenyataannya, pandangan orang-orang tidak dapat membuat hatinya terbaca. Yuki mulai memandang Log lain, sayangnya si laki-laki tidak. Ini adalah kali pertama ia jatuh cinta yang menjadi duri menyakitkan. Sampai detik ini Yuki tidak mengerti, ia masih menaruh harapan besar.

"Kau laki-laki, memang seharusnya berjuang."

"Rebecca itu sangat cantik, aku tidak percaya diri."

Bodoh, dia sendiri sangat tampan. Yuki kembali menguatkan hatinya, ia sudah cukup sadar diri akan posisinya. "Kau sudah pernah mengajaknya untuk pulang bersama bukan dan dia mau?"

"Ya."

"Itu artinya dia juga tertarik padamu." Yuki semakin menyalahkan lisannya. Sial!

Log itu apa adanya, siswa-siwi seangkatan banyak yang mengenalnya karena ia cakap dan murah senyum. Anehnya selama ini Yuki tidak begitu memusingkan ketika beberapa gadis mendekati Log, tetapi sejak kedatangan si dia semuanya menjadi terasa lain. Jujur saja Yuki sempat sakit hati ketika dua bulan lalu Log meninggalkannya di sekolah hanya demi bisa pulang dengan Rebecca. Tidak ada pemberitahuan apapun, dua jam ia menunggu di gerbang sampai kakinya terasa pegal. Tuhan, demi apapun ia ingin menangis waktu itu. Namun kedatangan Setan Jabrik yang baru saja selesai mengikuti ekskul basket seperti menjadi malaikat penolong untuk Yuki. Namanya Olfy Brinata Stefano, tetangga sekaligus musuh bebuyutannya. Jika di sekolah semua orang memanggilnya Stefan, pengecualian di rumah semua orang memanggilnya Olfy. Ia sangat bersyukur mendapati tumpangan secara cuma-cuma, meski harus menerima cacian dari laki-laki itu. Stefan bilang jika Log memang sudah tidak mau bersahabat dengannya lagi karena ia telah sadar diri.

Menjengkelkan!

Perkara telah datang. Ketika Log memutuskan untuk keluar kelas, Stefan tiba-tiba saja menduduki meja Yuki sembari berbicara dengan Haru. Di atas meja itu terdapat satu bungkus snack kentang, alhasil benda itu meledak hingga isinya bertebaran keluar berkat injakan bokong si pelaku. Wajah Yuki langsung merah padam menahan amarah, rambutnya bahkan sudah kotor terkena snack. "JABRIK, KURANG AJAR KAU!!"

"Apa?" Stefan menjawabnya cukup santai.

"Menyingkirlah dari sini, kau menduduki mejaku sialan!"

"Aku hanya duduk di sini sebentar, lagi pula ini aset milik sekolah bukan punyamu."

Ya ampun, rasanya Yuki ingin menampar mulut besarnya. Semua orang hanya menggelangkan kepala maklum, terlebih bagi Haru. Jika keduanya bersama selalu muncul perdebatan, sekalipun masalahnya sepele. Yuki keras kepala, dan Stefan menjadi biangnya. Haru semakin mendengus jengkel ketika Yuki beranjak dari duduknya untuk mendorong tubuh Stefan, usahanya tidak berhasil karena kalah tenaga. Baru ketika Yuki menjambak rambut belakangnya, Stefan langsung berdiri setelah sempat memekik sakit. Yuki tidak segan pada Stefan, tapi laki-laki itu menerima saja. Haru jadi heran dan mulai berspesikulasi lain melihat interaksi keduanya.

"Memang benar rumor itu."

Yuki mengerutkan keningnya, kompak dengan Haru. "Apa?"

"Kau bukan perempuan, kasar sekali. Lebih baik ganti kelamin saja."

"Sialan!!"

Haru rasa ia akan sakit kepala. "Kalian berdua selalu saja adu mulut, aku bertaruh suatu saat kalian pasti akan jatuh cinta."

"Pfft, menjijikkan sekali."

"Diamlah kelamin ganda, kau pikir aku mau dengan manusia jadi-jadian sepertimu."

Stefan berbeda dengan Log seratus derajat, dia badung dan senang membuat keributan. Yuki sendiri tidak cukup tahu persis sejak kapan ia sering sekali bertengkar dengan Stefan, laki-laki itu yang memulai. "Sungguh, kalian akan benar-benar berjodoh jika terus seperti ini."

"Kau bukan temanku lagi, Haruki."







.








To be continue...

01 April 2018

ApologyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang