"Gak mungkin tan, Uta itu selalu dalam pengawasan keluarganya."

"Memang masih diduga i, belum pasti betul, nanti untuk lebih lanjut akan ada tes darah biar jelas."

"Ya Allah cucuku," lirih Dewi sedih.

"Kalian jangan khwatir, insya Allah Uta baik-baik saja, tindakan kalian sudah tepat langsung membawa Uta kesini." Dokter Winda berkata menenangkan.

"Tante, tolong sembuhin Uta tan, lakukan yang terbaik buat kesembuhannya." Pinta Prilly sambil terisak menangis.

"Pasti i, kita berdoa untuk kesembuhan Uta ya..?" Dokter Winda memeluk Prilly memberi ketenangan.

Prilly mengangguk membalasnya. "Aaamiiin.."

"Permisi dok, pasien memanggil-manggil nama abi-nya terus." Seorang suster datang memberitahu.

"Oh baik sus terimakasih," suster itu mengangguk dan berlalu.

"I, Ali mana?" Tanya dokter Winda.

"Dia..."

"Dia lagi ada kerjaan diluar kota." Sela Dewi. Yang lain menatap Dewi heran. Maksudnya kenapa tidak jujur saja.

"Oh, apa tidak bisa dihubungi? Soalnya kasihan Uta, sepertinya dia sangat merindukan abi-nya."

"Tante, boleh aku kedalam?" Prilly meminta izin seolah mengalihkan pembicaraan.

Winda mengangguk.

Setelah mendapat persetujuan Prilly segera beranjak untuk melihat keadaan putranya. Namun tiba-tiba suara seseorang yang tidak asing lagi ditelonganya mengusik, Prilly urung melanjutkan langkahnya karena kakinya tiba-tiba saja mengajak berbalik.

"Sus... suster!!! Tolong anak saya sus!"

Deg

Dia. Dia ada disini.

"I, itu Ali kan?" Winda menggoyang lengan Prilly hingga membuat Prilly mengalihkan pandangannya.

"Win, tolong kamu cek lagi keadaan Uta, ayok sayang..." Arya sengaja mengalihkan topik lalu mengajak putrinya masuk kedalam ruangan Uta dengan merangkul bahunya memberi kekuatan. Arya sangat merasakan bagaimana sakitnya putrinya kini, sakit melihat suaminya bersama dengan yang lain yang ternyata memiliki ikatan juga dengannya.

"Mam, aku ketoilet dulu ya? Vah, temenin mama yukk?" Izin Dewi sambil mengajak putri sulungnya.

"Iya mom." Alya mengangguk lalu menyusul suaminya dan yang lain masuk.

Sementara masih ditempat yang sama, Dewi terburu-buru menghampiri seseorang yang sadari tadi mengusik pandangannya.

Plak

"Ya ampun mama..."

"Tante ini apa-apaan sih?" Bentak seorang wanita disebelahnya.

"Diam kamu! Saya tidak ada urusan dengan kamu!!"

"Ma, mama kenapa bisa ada disini?" Akhirnya Ali angkat bicara. Ya, orang itu adalah Ali. Anak lelakinya.

Please. Forgive MeWhere stories live. Discover now