Mamas Bujang Ganong (Hyuckhei;gs)

2.9K 140 7
                                    

[Haechan & Jaemin (gs)]

Ketukan kendang dan pukulan gong yg saling bersahutan mengiringi para penari yg dengan lincahnya tengah menari. Ada sekitar 6 orang laki-laki, menggunakan topeng dengan rambut panjang yg mengelilingi setiap tepi dari topeng atau bahkan hampir seluruhnya. Ditengah lapangan dan dibawah teriknya matahari. Mereka tetap semangat meskipun terasa lelah, terlihat dari keringat yg membanjiri tubuh yg sebagian besar atletis itu.

Sementara di pinggir lapangan, para gadis duduk dengan selendang yg terikat dipinggangnya masing2. Sebagian dari mereka berbincang2 untuk mengusir lelah. Sebagian lagi ada yg fokus dg tarian para lelaki atau mari kita sebut bujang ganong.

Seperti halnya dengan Haechan, gadis dengan selendang merah dipinggangnya itu kini tengah fokus dan sesekali tersenyum melihat kepada para bujang ganong yg kini tengah melawak. Atau lebih tepatnya kepada salah satu dari penari yg memakai kaos biru donker tanpa lengan yg memiliki perawakan paling tinggi.

Haechan tersenyum ketika laki-laki itu menoleh kepadanya dan memberikan senyuman juga kedipan mata yg mampu membuat pipinya merona. Tapi sayang, penari lainnya menyadari hal itu dan menertawakan laki-laki itu. Menggunakannya sebagai bahan bercandaan. Mungkin ini ide yg bagus untuk membuat lawakan dipertunjukan nanti.

Dan musik kembali berbunyi mengembalikan pada gerakan tarian. Memang seperti itu. Selalu terselip lelucon diantara tarian para bujang ganong.

"Cie.... Disenyumin sama kak Lucas.. Diketawain satu lapangan lho betewe.. Wkwkwk" hampir saja Haechan terlonjak karena tiba2 ada yg duduk disampingnya dan mendorong2 tubuhnya.

"ck. Nana jangan gitu ih. Aku kaget tau. Kalo aku jantungan gimana?" Haechan mendengus kesal kepada sosok yg dipanggilnya Nana tadi. Sementara Nana, yg nama aslinya Jaemin itu semakin mengencangkan tertawanya. Memunculkan setitik air mata disudut matanya.

"Udah ah. Capek ketawa terus." Jaemin berhenti tertawa dan mengikuti Haechan yg fokus melihat ke arah tengah lapangan. Seketika Jaemin ikut tersenyum. Diantara para penari bujang ganong itu terdapat 2 penari lagi yg membawa topeng besar berbentuk kepala harimau yg dihiasi kepala merak dengan bulu-bulunya yg mekar cantik di setiap sisinya . Tingginya mungkin sekitar 2,25 meter dan lebar 2,30 meter dengan berat mencapai 50 kg.

Haechan bergidik ngeri melihat topeng yg bernama dadak merak itu. Ia tak bisa membayangkan jika harus menggunakan topeng sebesar dan seberat itu dengan giginya. Mungkin saja giginya akan rontok. Tapi entahlah, nyatanya para penari itu tak pernah mengeluh giginya sakit. Haechan salut.

"Nana, kamu gak takut kalo kak Mark suka mbarong kaya gitu?" Tanya Haechan yg kini mengalihkan pandangannya pada Jaemin yg masih tersenyum menatap ke tengah lapangan. Tepat ke arah salah satu penari yg membawa dadak merak.

Sebenarnya Haechan sudah tau jawabannya. Tapi entah mengapa ia masih sering menanyakan hal yg sama pada Jaemin ini. Dan untuk kesekian kalinya Jaemin hanya membalas dengan gelengan.

"Itu sudah keputusan kak Mark. Aku gak bisa ngelarang dia. Orang tuanya aja gak ngelarang. Masa aku yg cuma pacarnya ngelarang sih?" Jaemin memang tak pernah melarang Mark yg notabenenya pacar Jaemin itu. Apalagi memang topeng itu pula yg mempertemukan mereka. Ah, Jaemin merasa bahagia hanya dengan membayangkannya saja.

Lain halnya dengan Haechan. Ia tak pernah mengizinkan Lucas untuk membawa topeng besar itu. Ia takut terjadi apa2 dengan Lucas. Berlebihan memang. Tapi Haechan sayang Lucas, ia tak mau Lucas sampai kenapa2. Apalagi untuk menjadi seorang pembarong juga tak mudah. Yg pastinya ada hubungannya dengan hal2 mistis. Sudahlah menjadi bujang ganong menurutnya sudah cukup. Tak perlu muluk2.

Ketika Aku Où les histoires vivent. Découvrez maintenant