Part 3

946 131 101
                                    


Sudah sebulan berlalu sejak Krist dinyatakan hamil, usia kehamilannya menginjak minggu ke 9, selain mengalami morming sickness, ia juga mengalami depresi berat, ia kurang tidur, tidak selera makan, dan kurang konsentrasi. Sejak di nyatakan hamil ia hanya sesekali mengiyakan ajakan berhubungan badan dengan Singto, karena selain tidak enak badan, rasa bersalahnya membuatnya tidak bergairah.

Hari itu ia memutuskan untuk mengunjungi kuil untuk berdoa memohon petunjuk dan kedaiamaian jiwa, sebelum menjemput Rung pulang sekolah, tanpa ia sadari seseorang mengikuti mobilnya dari belakang.

Krist berlutut di depan stupa Buddha lalu memejamkan matanya dan berdoa, tidak lama, seseorang juga berlutut di sampingnya dan ikut berdoa.

"Semoga anakku dan ibunya selalu mendapatkan perlindungan.." ujar Kang.

Krist seraya membuka matanya saat mendengar suara Kang dan menoleh seketika, ia membelalakkan matanya dengan kaget, lalu segera berdiri dan menjauh dari pria itu.

"Kau?!" hardiknya. "Brengsek!" maki Krist.

"Aku merindukanmu!" ujar Kang.

Krist tertawa menyeringai mendengarnya. "Mau apa kau?"

"Aku ingin bicara denganmu..." ujar Kang terus terang.

"Aku tidak tertarik untuk berbicara denganmu!" iya lalu berbalik dan hendak pergi.

"Aku tau kau sedang hamil!" potong Kang.

Krist hendak melangkah pergi, namun terhentikan oleh kalimat Kang.

"Lalu?" Krist merespon dingin.

"Selain ingin mengucapkan selamat, aku juga sangat bahagia..." Kang berhenti sejenak.

Krist menoleh padanya.

"Karena aku akan jadi ayah!" tambah Kang.

Krist langsung melototinya dengan emosi.

"Aku tau kau tidak ingin mengakuinya, tapi keberanan tidak akan bisa ditutupi selamanya..." ujar Kang. "Suatu hari, kau akan mengakui bahwa anak yang ada di dalam kandunganmu saat ini adalah darah dagingku..."

"Jangan bercanda, di antara kita tidak ada hubungan apa-apa, kau berkhayal terlalu jauh!"

"Apa kau lupa kalau kita pernah berhubungan?"

Krist memukul wajah Kang kuat, dan menendang perutnya.

"Kuperingatkan padamu, jangan pernah mengungkit hal itu lagi, menyingkirlah dari hadapanku dan jangan pernah mengganggu hidupku dan keluargaku!"

"Aku juga ingin melupakannya, tapi aku tidak bisa...apalagi setelah mengetahui bahwa di antara kita memiliki ikatan seumur hidup, yaitu seorang anak...."

Dada Krist serasa akan terbakar oleh amarah saat mendengar kalimat tersebut, mau tak mau ia harus mengakui orang di depannya saat ini adalah ayah dari janin dalam kandungannya. Namun, tentu saja dia tidak ingin jujur soal itu.

"Kau bermimpi, anak ini adalah darah daging P'Sing...."

Kang tertawa kecil dan merespon. "Baiklah, aku percaya padamu, tapi apa kau berani membuktikannya, dengan mencocokkan DNA ku dengan bayinya?!"

"Jangan konyol, untuk apa aku melakukan itu?"

"Jika ternyata dugaanku salah, aku akan melepaskanmu dan tidak akan pernah mengganggu hidupmu lagi..."

"Apa alasanku tiba-tiba setuju melakukan tes DNA bayiku denganmu, jika tidak ada apa-apa di antara kita? Kau mau menunjukkan pada semua orang kalau aku pernah berselingkuh denganmu?"

(Bahasa Indonesia) Dark Story of The Dreams (The End)Where stories live. Discover now