Part 1

440 50 85
                                    

"Woohyun, sehabis ini ayo kita main sepak bola!", Dongwoo berteriak sangat keras sedetik setelah bel pulang sekolah berbunyi. Ia tampak tidak sabar untuk bermain bersama teman-temannya.

"Cool! Ide bagus, aku ikut!", Ujar Woohyun setuju. Ia memasang pose tangan menembak Dongwoo dengan cengiran lebar khas miliknya.

"Hoya, bagaimana denganmu?", ajak Dongwoo dan melihat Hoya tampak bingung.

"Sunggyu-ssi, maukah kau ikut bermain denganku?", tanya Hoya lembut.

Namja bermata sipit yang dipanggil Hoya tampak sibuk merapikan buku miliknya. Ia terdiam sebentar hingga tugas membereskan bukunya selesai. Lalu ia menatap Hoya, teman sebangkunya.

"Mian Hoya-ssi, besok adalah pelajaran matematika, aku ingin segera pulang dan belajar. Aku berharap bisa mendapat nilai bagus kali ini", jelas Sunggyu.

"Sunggyu-ssi, kuharap kau bisa bermain lain kali denganku.", ujar Hoya agak kecewa.

"Kau tidak perlu mengajaknya, Hoya", Hoya langsung merasakan beban berat di pundaknya, saat sebuah lengan yang berotot merangkulnya.

"Tapi..."

"Lihatlah, dia selalu menolakmu setiap kau ajak bermain.", Sindir Dongwoo.

"Mian... Hoya, aku tidak ingin membuatmu kecewa. Tetapi kita sekarang sudah di tingkat akhir SMA, aku ingin masuk Universitas yang aku inginkan", jelas Sunggyu.

"Cih! Obsesimu terlalu tinggi sipit!", ejek dari suara bass mendatangi mereka.

"Aku tidak sepertimu Nam, yang bisa santai dengan nilai berbentuk kursimu itu", ejek Sunggyu balik.

"Matematika pelajaran yang sulit, kau juga mendapatkan nilai kursi saat itu. Kau tahu, Sifat sok pintarmu itu sangat menyebalkan."

"..."

Sunggyu terdiam, ia merasa kalah kali ini. Ia menggertakkan gigi kelincinya. Memang benar, ia bisa mendapat nilai baik saat pelajaran, namun hanya matematika yang membuat dirinya berjuang sia-sia. Merasa gemas dengan pelajaran berhitung tersebut, ia malah tetap berusaha agar bisa mendapat nilai bagus.

"Ck! Dasar orang membosankan, ayo kita pergi Dongwoo-Hoya!", ajak Woohyun dan ia melangkah duluan meninggalkan mereka. Sambil membawa tas samping miliknya, ia berjalan ke pintu kelas dan keluar.

"Aku duluan Gyu", pamit Hoya. Dongwoo hanya memberi isyarat pamit dengan menggerakkan telapak tangannya. Lalu ia kembali merangkul Hoya seperti tadi. Sunggyu menurunkan tangannya setelah membalas lambaian tangan Dongwoo dan tersenyum.

Sunggyu tiba-tiba berubah pikiran, ia tak ingin segera pulang ke rumah kali ini. Ia tersenyum puas, ia berpikir bahwa idenya kali ini sangat cemerlang.

.

.

@perpustakaan

Suasana sepi, tempat yang nyaman, AC ruangan yang dingin....

Kau sangat pintar Sunggyu.

Puji Sunggyu pada dirinya sendiri, setelah mencari-cari buku matematika. Ia duduk dan mulai membacanya.

Menit demi menit berlalu

Menit berganti jam

Sunggyu tampak menikmati dunianya sendiri

Hingga....

"Aaaarrggghhh... Kenapa aku tidak mengerti soal ini?! Dari tadi aku mencobanya namun tidak menemukan hasilnya!", kesal Sunggyu.

IntimidationWhere stories live. Discover now