Chapter 1

1.1K 60 12
                                    


Sudah dua bulan sejak Hijikata meminta izin pada Sougo di hadapan semua orang untuk menikahi Mitsuba. Bulan depan, Hijikata akan segera melangsungkan pernikahannya dengan Mitsuba. Mereka akan menikah di markas besar Shinsengumi atas saran bos Matsudaira.

"Jangan banyak-banyak, gulamu tinggi," kat Tsuki sambil menyuap sesendok chocolate parfait ke mulutnya.

Gintoki turut menyuap chocolate parfait ke mulutnya dengan santai. "Honey, jarang-jarang kita bisa kencan seperti ini."

"Iya, tapi gulamu tinggi. Pikirkan Sadaharu, dia terlihat bosan," kata Tsuki.

Mata Gintoki tertuju pada Sadaharu yang tertidur di sebelahnya. Gintoki tidak bicara dan melanjutkan melahap parfait kesukaannya.

Gintoki dan Tsuki sedang berada di sebuah cafe di dekat rumah mereka. Gintoki mengenakan v sweater abu-abu muda, kaus putih sebagai dalaman dengan bagian leher pendek, skinny jeans hitam yang robek di bagian dengkul, dan loafer warna hitam.

Sedangkan Tsuki mengenakan v-neck tank top warna hitam, skinny jeans hitam yang juga robek di bagian dengkul, dan sneakers putih. Dia menaruh lengan kirinya ke atas sandaran kursi yang ia duduki, membuat Gintoki memperhatikannya terus-terusan.

"Honey," Gintoki membakar rokoknya. Kedua matanya masih memperhatikan atasan yang dikenakan Tsuki. "Apakah kau harus mengenakan baju seperti itu?"

"Iya. Aku suka baju ini," jawab Tsuki. "Memangnya ada masalah?"

"Semua orang memperhatikanmu," kata Gintoki sambil mengembuskan asap rokoknya.

"Oh, kau tidak menyukainya? Kau cemburu," Tsuki mengejek Gintoki.

"Tidak. Mungkin mereka mempertanyakan kenapa ada nenek-nenek dengan pakaian seksi duduk dengan seorang anak SMA tampan dengan rambut dicat perak di hadapannya."

"Mungkin di mata mereka aku lebih menarik daripada aku di matamu."

"Mereka bisa melihat kerutan di belahan dadamu, Tsuki."

"Aku pulang duluan."

"Aku hanya tidak suka orang-orang menatap istriku dengan tatapan mesum."

"Oke, aku tidak akan mengenakan baju ini lagi."

Gintoki bertopang dagu dan memainkan rokoknya. "Tidak masalah, sebenarnya. Di satu sisi, aku senang kau diperhatikan orang-orang. Berarti, aku tidak salah pilih istri."

"Jadi, aku boleh pakai baju ini atau tidak?" tanya Tsuki.

"Boleh," Gintoki membuang abu rokoknya ke asbak yang ada di hadapannya. "Asal ada aku di sampingmu."

Tsuki mengisap kiseru-nya dan memperhatikan jalanan di depannya. Sesekali, matanya menatap Sadaharu dengan lembut.

"Aneh rasanya kita duduk di sini sekarang," kata Tsuki sambil mengembuskan asap dari kiseru-nya. "Beberapa tahun lalu, kita sedang berperang dengan Amanto. Kita sama-sama mempertahankan Kabukichou."

Gintoki menyuap sesendok parfait ke mulutnya. Matanya menatap Sadaharu yang mendengkur pelan.

"Sekarang, Edo aman dari Amanto dan sahabatmu akan segera menikah. Rasanya seperti mimpi," ucap Tsuki.

Gintoki menatap Tsuki. Bekas luka di wajahnya membuat Gintoki mendengus. Gintoki sadar, sebanyak apapun luka di wajah Tsuki, tak ada yang bisa menghentikannya untuk menghajar Tsuki dengan penuh cinta dan gairah di atas futon.

"Kau akan menjadi best man di pernikahan Hijikata, begitu juga Kondou dan Sougo. Apa komentarmu? Aku belum mendengarnya hingga hari ini," kata Tsuki.

Life After War 2Kde žijí příběhy. Začni objevovat