The Graduation Day

4.8K 189 5
                                    

Started from The Graduation Day

Rate : T (Teen)

Genre : Romance, Fiction, School life, Drama

©AmeOrenji

Shounen-ai, typo(s), yaoi, BL, MxM, AU

DLDR

SELAMAT MEMBACA

'

'

'

'

“Apa?! Tap- itu tidak mungkin- aku sud-“ pria berambut hitam yang ditata mencuat kebelakang itu berbicara terpotong-potong. Helaan napas panjang terus keluar dari mulutnya. Wajah pria itu bisa dibilang cukup tampan. Alisnya tebal menukik kesal, kulitnya putih seputih porselen, rahangnya tirus, hidungnya mancung, dan kedua matanya hitam kelam bak langit malam tanpa bintang.

Namanya adalah Uchiha Sasuke. Anak terakhir dari pasangan Uchiha Mikoto dan Fugaku, dari keluarga inti klan Uchiha. Dia terkenal sebagai siswa yang jenius dalam akademik maupun non akademik. Meskipun begitu, dia bisa dibilang anti sosial. Yah, memang tidak ada manusia yang sempurna didunia ini.

Satu lagi, dia adalah sang juara di Konoha International junior high School. Dia mendapatkan nilai ujian yang sempurna, sesuatu yang seharusnya dibanggakan.

Memang.

Semua orang disekelilingnya bangga atas apa yang diraihnya, Ayahnya, Ibunya, Kakaknya, klannya.

Tapi dia tidak.

“Maafkan aku.” Pandangan Sasuke yang ditutupnya dengan punggung tangannya teralih untuk melihat orang yang berbicara dengannya tadi.

Kedua belah mata Sasuke tidak henti-hentinya melancarkan pandangan miris sekaligus kesal pada orang yang kini duduk disebelahnya. Orang itu adalah teman baiknya, temannya dari sekolah dasar. Dia adalah seorang pria yang dijuluki ‘matahari penuh kejutan’ disekolah mereka. Namikaze Naruto, rambutnya pirang spike secerah matahari, kedua bola matanya yang bulat berwarna biru langit, terdapat tanda lahir berupa tiga pasang garis halus disetiap pipinya, kulit tannya basah karena keringat. Wajahnya menunjukkan rasa bersalah.

“Maaf,” katanya lagi, namun tidak diindahkan Sasuke. Kedua pasang mata berlainan warna itu terus saja saling menatap dengan tatapan yang berbeda pula. Seiring menit-menit penuh keheningan berlalu, kekesalan Sasuke semakin menjadi. Tidak pernah dia menunjukan emosi sebanyak ini sebelumnya. Gigi-gigi putih Sasuke bergemerutuk, menahan diri agar tidak berteriak didepan muka orang yang disukainya.

Suka?

Memang ini aneh, tapi Sasuke menyayangi sahabatnya itu seperti seorang pria dewasa menyukai wanita dewasa. Hal itulah yang membuat Sasuke sangat marah ketika dia mengetahui bahwa Naruto mendapat nilai tidak sempurna dalam ujian kelulusan. Naruto, dia… Dead last

“Ini adalah kesalahan! Tidak mungkin kau menempati urutan terakhir, aku tau kau bodoh. Tapi ini sangat tidak mungkin!” sembur Sasuke mengeluarkan semua hal yang sejak tadi ditahannya. Teriakan Sasuke tadi membuat Naruto terkejut, sebegini marahnyakah Sasuke padanya?

“Aku, minta maaf. Tapi lihatlah sisi baiknya! Meskipun aku menempati urutan terakhir, aku bahkan masih bisa masuk SMU favorit. Kau tahu sendiri lebih dari 80 persen siswa disini hampir mendapat nilai sempurna.” Kata Naruto mencoba menenangkan Sasuke.

“Bukan itu masalahnya, masalahnya adalah kau tidak bisa masuk ke SMU yang sama denganku.” Sasuke yang mulai tenang mengusap dahinya yang penuh dengan peluh.

“Kita tidak perlu selalu satu sekolah ‘kan? Kita bisa selalu bermain bersama walaupun tidak satu sekolah.”

 “Ayah tidak akan mengijinkanku mengikutimu bahkan jika kau masuk SMU favorit kedua. Andai saja aku mendapat nilai yang rendah.” Kata Sasuke, tangannya menggenggam pergelangan tangan Naruto. membuat Naruto enggan untuk bicara. Sehingga keheningan menyelimuti mereka berdua. Sasuke merutuki dirinya sendiri.

Padahal dia sudah mengajari Naruto dengan keras. Hampir setiap malam dia menginap dirumah Naruto atau sebaliknya. Saat diruang ujian pun, Naruto tidak terlihat kesulitan. Seharusnya Naruto bisa mendapat nilai yang paling tidak hampir mendekati nilai Sasuke. Sebenarnya nilai Naruto bisa dibilang mendekati sempurna, nilainya hanya berbeda 4 dari nilai Sasuke.

“Aku akan menelpon ayah.” Genggaman tangan Sasuke terlepas, Sasuke berdiri. Tapi dengan cepat Naruto menahan lengan Sasuke,

“Sasuke, jangan seperti ini.” Sasuke menaikkan alisnya sebelah tapi tidak mengatakan satu katapun.

“Aku bisa menjaga diriku, jadi jangan seperti ini. Jangan membelaku terus menerus. Kenapa memangnya kenapa kalau kita tidak satu sekolah?” Tanya Naruto ambigu.

 Sasuke terhenyak.

‘Kami-sama, haruskah kukatakan kalau aku sangat menyukainya dan ingin selalu bersamanya?’  

Started from The Graduation DayWhere stories live. Discover now