I Can Not Keep Up with the Flow

9 1 0
                                    

QEIZA

Belum sebulan aku berada di kelas ini, tapi aku sudah merasa gak betah.

Semuanya terasa begitu serius.

Dulu, saat aku kelas sepuluh, ketika guru inval datang memberi tugas, anak-anak hanya diam sesaat, menyimak tugas yang diberikan, lalu saat guru itu keluar kelas, anak-anak kembali ribut.

Dan biasanya, tugas sengaja gak dikerjakan. Kalaupun ada, pasti hanya segelintir orang saja yang mengerjakan. Tapi biasanya, tugas tersebut berujung tidak dinilai sama sekali.

Berbanding terbalik dengan keadaan di kelas sebelas.

Bayangkan, saat sedang jamkos (re: jam kosong) aja, anak-anak di kelas ini tetap mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru inval.

Dan, kelas tetap hening meskipun gak ada guru sama sekali.

Saking heningnya, aku harus bisik-bisik agar orang lain gak merasa terganggu saat aku bicara.

Seperti sekarang.

Sekarang Pelajaran Geografi berubah jadi jamkos. Guru yang ngajar lagi ada keperluan di luar sekolah. Tapi tetep aja kelas ini hening.

"Ryc." Aku menoel bahu Rycca.

"Apaaaaaa?" Rycca yang sedang bermain game hanya memutar badan tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari layar smartphone.

"Gue mau ngereceh." Ucapku iseng.

"Ah males ah." Kemudian Rycca memutar badannya lagi menghadap meja.

"Ihh denger dulu." Ucapku gemas sendiri.

"Gak." Balasnya sambil menggeleng-gelengkan kepala.

"Ya udah nih ya," aku melanjutkan jokes receh ku. "Ada rombongan bebek nih, lagi nyebrang. Terus ada satu bebek hampir ketabrak mobil, abis itu temennya kan nanya 'kamu gak apa-apa?', nah, kira-kira yang ketabrak bales apa coba?"

"Hah?" Rycca menghentikan permainannya lalu menghadap lagi kepadaku. "Tar, mikir dulu."

"Hayooo."

"Gak apa-apa?" Tanya Rycca ragu.

"Bukan. Nyerah gak?" Tanyaku sambil menahan tawa.

"Nyerah dah, apa jawabannya?" Tanya Rycca penasaran.

"Aku bebek aja kok." Jawabku kelewat girang.

Terjadi hening beberapa saat. Kemudian Rycca tertawa kencang.

"APA SI AH QEI RECEH!" Ujarnya sambil tertawa dan menghujatku.

Kemudian seisi kelas langsung melihat ke arah kami.

Aku dan Rycca langsung menutup mulut manahan tawa.

Setelah selesai tertawa, Rycca membuka percakapan.

"Kenapa sih kelas ini hening banget?" Tanya Rycca dengan nada pelan, hampir terdengar seperti bisikan.

"Gak tau, gue juga bingung. Jamkos aja masih pada diem coba." Ucapku dengan suara yang sama pelannya.

Kemudian aku mengedarkan pandangan keseluruh penjuru kelas.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 21, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

What's Wrong With Us?Where stories live. Discover now