Prolog (Kehidupan Pagi si Papa Muda bagian 2)

56 1 0
                                    

Setelah memasuki kamar mandi yang berada di luar kos, Chandra segera bergegas menelanjangi Chintia dan juga dirinya sendiri. Setelah semua pakaian terlepas, Chandra segera menggantung baju-baju mereka di gantungan paku(1) yang terletak di belakang pintu kayu.

Baru saja Chandra hendak membasahi badan Chintia, anak angkat yang satu ini malah berpose layaknya artis-artis majalah dewasa kekinian, dengan posisi tangan kiri yang menutupi kedua puting serta telapak tangan yang menutupi selangkangannya.

"Papa genit~"

        KLETAKKK!!!

"Aihhh!!! Awww!!!"

Sebuah sentilan kuat dengan telak mendarat mulus mengenai kening Chintia, hingga suara sentilan yang diiringi erangan suara cempreng khas gadis kecil ini menggema di kamar sempit itu.

"Ugh! Papa jahat!!! Hmp!!!" pekiknya seraya mengelus kening yang terdapat sebuah jejak merah hasil sentilan si Papa.

"Dasar gadis edan! Kau belajar sama siapa gaya itu di sekolah!" hardik Chandra seraya menatap tajam anak perempuannya. "Biar Papa beri pelajaran tuh bocah edan! Gila tuh bocah! Pasti kalian nonton bokep, kan! Ngaku gak!" lanjutnya seraya mengingat sekolah anaknya yang memang terkenal akan kebebasannya  termasuk membiarkan seluruh murid-murid yang berada di sana menggunakan HP di dalam kelas.

"Is! Papa main nuduh-nuduh sama Chintia! Kan Papa yang bilang jangan ikut-ikutan liat hape mereka." belanya seraya memajukan bibirnya agak ke depan (2).

"Jadi, siapa yang ngajarin!?"

"Inikan gaya yang ada di buku gambar Papa. Ituloh Pa yang ininya besar-besar semua!" terangnya seraya menunjuk kedua sisi putingnya dengan kedua jari.

"Ugh!!! Ka-kau bongkar laci punya Papa lagi, ya?"

"Enggak kok Pa!" seru Chintia sambil menggeleng kuat kepalanya. "Sumpah!" lanjutnya seraya memposisikan jarinya dalam bentuk Peace(3).

"Hmmm." gumam Chandra tanpa menaruh rasa sedikit curiga pada anak gadisnya, karena memang dirinya paham betul dengan sifat Chintia yang satu ini, yaitu terlalu jujur.

Apa aku yang lupa nyimpan majalah itu di laci, ya?

"Huh!" desah Chandra seraya mengambil sikat gigi milik Chintia. "Cepat sikat gigi! Papa bantu mandiin kau!" lanjutnya sambil memberikan sikat gigi itu pada anaknya.

"Chintia enggak mau! Pokoknya Chintia mau mandi di bak!" pekik Chintia sambil menghentakkan kaki. "Soalnya Papa udah janji sama Chintia kalo hari ini boleh mandi di bak!" lanjutnya seraya menaiki bak mandi yang terbuat dari plastik.

"Jangan gitu la Chin!" bentak Chandra sambil menggendong Chintia menjauhi bak mandi. "Kita udah mau telat nih! Nanti sore aja ya?"

"Enggak mau! Papa dari kemarin-kemarin janjinya itu-itu aja! Chintia nunggu Papa sampe Chintia ketiduran!" tolak Chintia seraya memajukan kembali bibirnya.

"Papa janji sore nanti Papa bakal pulang cepat. Kalo Papa enggak pulang cepat, Papa pasti beliin Chintia eskrim segunung!" bujuk Chandra sambil memposisikan tangannya dalam bentuk peace.

"Janji ya Pa!"

"Janji!"

"Sumpah Pa!"

"Sumpah!"

"Pasti enggak bohongin Chintia lagi, kan!?"

"Pasti!" (Bohong! Ups! Bencanda aja gan!)

"Asik!" pekik Chintia seraya mengambil sikat gigi dari tangan Chandra.

Sesaat kemudian, mereka berdua mandi dengan kecepatan dewa (pastinya +/- 3 menit, belum termasuk percekcokan mereka) hingga akhirnya Chandra keluar dari kamar mandi seraya menggendong badan telanjang Chintia.

Catatan Pengarang :

1. Gantungan yang dimaksud ialah sebuah atau beberapa paku yang biasanya ditempelkan pada dinding maupun pintu yang digunakan untuk menggantung sesuatu (biasanya sih plastik, handuk, tali pinggang sama pakaian).

Contoh gambar :

Contoh gambar :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2. Terkadang, ada beberapa anak kecil yang suka memajukan bibirnya jika lagi kesal.

3. Posisi dimana jari telunjuk dan jari tengah membentuk seperti hurup 'V'.

Papa Muda dan Malaikat Kecil (Young Papa and Little Angel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang