15

397 9 0
                                    


Setelah seharian mereka membantu ayah dan ibu di kebun jeruk. Toru dan Yuka kembali ke rumah Toru yang ada di Kyoto.

Toru memperhatikan rumahnya, tidak lagi kosong seperti sebelumnya. Ia mengakui bahwa rumahnya kini sudah bisa dikatakan rumah.

"Yuka.... kemarilah." Pinta Toru.

Yuka mendekat.

"Jangan jauh-jauh." Toru menarik Yuka untuk duduk lebih dekat. "Aku ingin marah sama kamu."

Yuka berkedip bingung. Ia menatap Toru yang masih memasang muka datar seperti biasa.

"Kenapa kamu marah?" tanya Yuka. Hubungan mereka baru baikan. Yuka yakin bahwa sudah tidak ada masalah lagi. Sekarang? Apa yang membuat Toru marah? Toru sulit ditebak.

"Aku tidak akan pernah mengijinkanmu pergi dariku. Meski kamu memohon. Jangan pernah mengatakan perceraian semudah itu." Toru menyentil kening Yuka.

"Aku tidak akan mengatakan hal bodoh seperti itu lagi." Yuka menggigit bibirnya. Matanya sudah berembun, ia ingin menangis.

Toru menarik Yuka dalam pelukannya. "Jangan pernah tinggalkan aku." Ucap Toru lirih. Ia benar-benar takut jika Yuka meninggalkannya. Karena Toru tahu apa arti kehilangan.

Yuka mengagguk dalam pelukan Toru.

"Lusa kita akan kembali ke Tokyo. Taka, Tomoya dan Ryota ingin berkenalan denganmu."

Yuka mendongak, "Bukankah mereka sudah mengenalku?"

"Bukan sebagai Yuka yang seorang model. Tapi sebagai Yuka Yamashita, istri Toru Yamashita." Toru mencubit hidung Yuka hingga membuat Yuka mengaduk kesakitan.

"Kamu mau kemana?" tanya Toru ketika Yuka melepaskan pelukannya. Seolah ia tidak rela Yuka pergi sebentar saja.

"Aku mau ambil jeruk yang tadi kita petik."

---

Yuka mengupas sebuah jeruk. "Kamu mau?" Yuka menawari Toru. Toru menggeleng. Yuka mengedikan bahunya, matanya kembali fokus menonton tv.

Toru memperhatikan Yuka. Bagaimana cara Yuka makan. Saat air jeruk itu mengalir ketika Yuka menggigitnya. Itu membuat kepala Toru menggila.

Toru merebut jeruk yang akan Yuka makan. Melemparnya sembarang.

Yuka berkedip bingung.

"Kau membuatku gila, Yuka." Lalu Toru mencium Yuka. Manis dan asam, wangi jeruk memenuhi rongga mulutnya sekarang.

Toru mengangkat Yuka untuk duduk di pangkuannya. Perlahan tangannya menyusup ke balik kaus Yuka.

Setelah puas dengan bibir Yuka. Toru mulai menciumi leher Yuka, tidak lupa memberikan kissmark sebanyak yang ia ingat.

"Aahh... To-ru." Desahan lolos dari bibir Yuka. Toru kembali mencium bibir Yuka. Tidak selembut sebelumnya. Kali ini Toru memaksa Yuka membuka mulutnya, membiarkan lidah Toru menari di dalam.

Yuka meremas rambut Toru. Apakah Toru selalu sehebat ini ketika berciuman? Ia tidak bisa berpikir jernih sekarang. Ia tidak ingin ini berakhir.

Toru menghentikan ciumannya, "Aku menginginkanmu, Yuka." Ucap Toru. Kedua matanya sudah berkabut. Toru menatap Yuka penuh permohonan.

Yuka masih mengatur deru nafasnya, kemudian ia mengangguk. "Kita pindah ke kamar."

Tanpa berpikir panjang, Toru menggendong Yuka ke kamar.

Toru (OOR)Where stories live. Discover now