4

231 8 1
                                    


Ibu mendengar bahwa Toru datang ke Kyoto. Ditunggu-tunggu, Toru tidak muncul juga. Pagi-pagi Ibu mendatangi rumah baru Toru.

"TORU YAMASHITA!!!!...."

Teriakan itu membuat Toru membuka matanya.

"Ibu?"

"Apa yang sudah kau lakukan, Toru?!!..." Ibu berkacak pinggang menatap Toru.

Toru berkerut bingung. Lalu ia menyadari keadaannya sekarang. Yuka tidur dengan kepala bersandar di atas dada Toru. Yuka hanya menggeliat ketika mendengar suara Ibu Toru.

Toru bertelanjang dada. Semalam Toru memang sempat melepas kausnya, karena ia terbiasa tidur tanpa kaus. Lebih aneh lagi, sebelah tangan Toru bahkan memeluk pinggang Yuka?

Toru yakin Ibunya pasti salah paham.

Biasanya Toru mudah terbangun jika ada seseorang tidur di sebelahnya. Tapi kenapa ia malah tidur dengan nyenyak ketika Yuka bahkan memeluknya, dan Toru memeluk balik?

"Ibu tunggu di depan. Lima menit." Ucapnya lalu meninggalkan Toru.

Toru menghela nafas. Kemudian ia membangunkan Yuka.

"Hei... Yuka? Yuka-san?"

Yuka segera menyingkir begitu ia membuka mata dan sadar posisinya. "Maaf..." ucapnya canggung.

"Tidak apa. Sekarang kita ke depan." Toru bangung, mengenakan kembali kausnya.

"Hm?" Yuka bingung dengan perkataan Toru. Tapi itu segera terjawab begitu ia sampai di ruang tamu.

Seorang wanita paruh baya sedang duduk. Yuka bisa menebak wanita itu adalah Ibu Toru.

"Ibu ingin kalian menikah." Ucap Ibu begitu Toru dan Yuka duduk.

Yuka terbatuk. Kenapa bisa Ibu Toru meminta hal aneh seperti ini? Ia menoleh menatap Toru yang duduk di sampingnya. Yuka tidak bisa membaca apa yang sedang Toru pikirkan. Toru terlihat biasa saja. Kenapa Toru bisa setenang ini?

"Ibu jangan bercanda. Tidak ada yang terjadi diantara kita." Toru berusaha menjelaskan.

"Tidak usah mengelak. Apa kau masih tidak mau mengakui?" Ibu menunjuk Yuka, lebih tepatnya leher Yuka yang penuh dengan bekas ciuman.

Toru mengikuti arah yang ditunjuk Ibunya. "Itu bukan Toru, Bu..." Toru mengerang frustasi. Harus bagaimana lagi ia menjelaskan.

"Sekarang kalian ikut Ibu."

"Kemana?"

"Menikahkan kalian. Ibu akan menghubungi Ayah. Kalian nikah lebih dulu, setelah itu kalian bisa mengurus surat-suratnya. Ibu tidak ingin cucu Ibu lahir di luar nikah."

"Tapi... ini bukan salah Toru-san." Kali ini Yuka berusaha menjelaskan.

"Tidak perlu membela anak Ibu. Ibu akan pastikan Toru bertanggung jawab. Kamu tidak perlu takut."

Yuka tidak tahu ia harus berkata apa.

"Ibu-..."

"Kau sudah membuat Ibu malu, Toru." Ibu memotong perkataan Toru. "Ibu selalu mengajarkan kau untuk berbuat baik dengan perempuan. Perlakukan mereka dengan baik."

Toru tidak bisa membalas kata-kata Ibunya.

---

"Ibu jangan bercanda. Ayah sedang bekerja."

Ibu menghubungi Ayah. Mengabarkan bahwa anak semata wayang mereka akan menikah.

"Ibu sedang tidak bercanda, Yah... cepat datang ke gereja di dekat rumah!"

Terdengar helaan nafas di seberang sana. "Apa Ibu sudah menanyakan apa alasan Toru? Toru bukan orang yang bertindak tanpa alasan."

"Sudah, Ibu sudah mendengarkan penjelasan Toru. Ibu hampir jantungan ketika melihat Toru tidur memeluk seorang perempuan. Ibu pikir, Ibu akan benar-benar mendapatkan cucu. Tapi mereka hanya tidur bersama saja."

"Ibu percaya?"

"Tentu saja Ibu percaya dengan Toru, dia anak Ibu."

"Terus kenapa Ibu tetap memaksa Toru menikah?"

"Ibu hanya ingin Toru menikah. Ayah masih ingat ketika Toru menolak perjodohannya dengan Ai?" jeda sejenak, "Toru mengatakan bahwa dia tidak akan menikah."

"Tentu Ayah mengingatnya. Ibu benar-benar sudah memastikan mereka mau menikah?"

"Iya, sudah."

---

"Yuka!... apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kau tiba-tiba ada di gereja dan akan menikah?!" Miya langsung datang begitu Yuka menghubunginya.

Yuka hanya bisa menggeleng.

Persiapan pernikahan yang sangat mendadak. Yuka mengenakan gaun milik Ibu Toru, yang entah bagaimana itu terlihat bagus dikenakan oleh Yuka. Cincin pernikahan adalah cincin keluarga Yamashita yang diwariskan turun temurun.

"Bagaimana dengan karirmu nanti? Bagaimana kau bisa mengenal Toru-san?" ketika Yuka menginap di rumah Toru. Yuka tidak mengatakan tepatnya rumah siapa yang ia tinggali.

Cklek...

Pintu terbuka. Ayah Toru muncul. Ia tersenyum menatap Yuka.

"Yamashita-san..." sapa Yuka dengan kaku.

"Panggil Ayah saja. Kau sudah siap?"

Yuka mengangguk kaku. Mereka berjalan ke Altar, menemui Toru yang sudah berdiri dengan jas rapih.

Tidak banyak yang hadir. Dari pihak Toru hanya dihadiri Ayah dan Ibu Toru. Sedangkan Yuka, ia adalah anak yatim piatu. Karena itu hanya ada Miya, yang sudah ia anggap sebagai keluarganya sendiri.

Toru maupun Yuka tidak membayangkan bahwa hal ini akan terjadi dengan mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Toru maupun Yuka tidak membayangkan bahwa hal ini akan terjadi dengan mereka. Sampai akhirnya mereka resmi menjadi suami istri di hadapan Tuhan. Toru masih merasa bahwa ia hanya sedang bermimpi.

Toru (OOR)Where stories live. Discover now