"Ya, terserah kamu saja. Eh, coba bayangkan. Kamu ini cantik, mantanmu banyak. Nanti organ-organ tubuhmu akan tersebar di seluruh Korea di tubuh yang berbeda. Mungkin, kan, kalau nanti 'organ'mu bertemu dengan mantan-mantanmu di jalan lalu jatuh cinta pada mereka seperti kamu dulu?"

Wanita yang dimaksud itu tertawa kecil, tapi malah terbatuk mengeluarkan darah. Vernon dengan sigap mengelap darah di sekitar bibir sepupunya itu.

"Tapi kalau itu yang kamu inginkan, aku akan mendukung sepenuhnya, Yooji. Walaupun aku lebih memilihmu untuk sembuh, but I'll look forward to the time your recipients fall for your ex-s."

Sebulan kemudian, Yooji meninggal. Sesuai permintaannya, organ yang masih berfungsi ia sumbangkan. Dan sesuai yang aku duga, juga kalian duga, mata Yooji pergi ke Yewon.

Masa-masa kegelapan Yewon, sejujurnya tidak gelap bagi Yewon. Ia sudah belajar sulitnya hidup dari pelariannya saat move on dari mantan terakhirnya. Pergi ke desa tertinggal lah, plesir ke Eropa lah, jadi relawan di mana lah. Pokoknya apapun demi bisa move on. Dan memang benar, sampai dapat donor pun hidup Yewon masih baik saja. Bahkan lebih baik.

Sekarang kita kembali lagi ke Vernon. Setelah Yooji meninggal, apa yang Vernon lakukan? Vernon, sih, rencananya akan membuat pameran foto, juga menerbitkan photobook untuk mengenang sepupunya.

Bukan pameran biasa, pameran foto resipien donor sepupunya.

Intinya, dia mencari tahu ke mana semua organ tubuh sepupunya didonorkan.

Pencarian itu tidak mudah, membutuhkan waktu lebih dari lima tahun. Belum lagi melawan protokol pendonoran, mengikuti cerita hidup para resipien atau resipien yang minta diceritakan dulunya Yooji seperti apa saat hidup.

Tapi kalau Vernon boleh jujur, menemukan Yewon, walaupun terakhir, adalah hal yang paling mudah. Vernon hanya pergi ke pasar, diam berdiri di dalam sibuknya lalu lalang penjual dan pembeli, lalu bertemu tatap dengan Yewon. Mata yang menatap orang lain dengan tulus seperti Yooji tidak banyak ditemukan. Vernon langsung tahu Yewon orangnya, padahal belum tentu. Tapi dasar takdir, benar saja begitu saat Vernon bertanya rincinya.

"Kalau kak Yooji, kenapa meninggal?" tanya Yewon menatap Vernon bertanya, setelah beberapa hari menahan pertanyaan itu.

"Kecelakaan. Tapi sebelumnya sudah sakit parah, sih."

Yewon hanya mengangguk-angguk. Hujan turun di luar, Yewon menoleh ke samping Vernon. "Boleh tolong ambilkan payungku? Yang merah."

Vernon mengambilkan payung Yewon di sampingnya, membukanya ke depan, lalu tidak sengaja melihat gagangnya. Vernon tersenyum.

"Payungnya cukup besar untuk berdua. Keberatan tidak kalau berbagi?"

Yewon sempat bingung, namun akhirnya mengangguk.

"Lagipula, kamu berhutang padaku." gumam Vernon, masih tersenyum, membuat kerutan di kening Yewon lebih terlihat.

Enam bulan kemudian, kalian bisa menemukan pameran Vernon di SM Coex Art. Di tengah ruangan, kalian bisa lihat foto selfie setengah badan. Vernon berdiri di belakang Yewon, telapak tangan kirinya lurus menutupi setengah wajah Yewon hingga hanya mata Yewon yang terlihat.

Pemandangan yang indah, apalagi sekarang Yewon benar-benar dalam pelukan Vernon.


*****


"Cheng!!! Kenapa tulisanmu jadi mirip jurnal pribadi begini?!"

Umji membaca draft novel milik sahabatnya sambil terbahak, gaya tulisan yang tidak biasa dari seorang Cheng Xiao.

"Ih! Memang jelek sekali, ya, style-nya? Padahal aku tuh putar otak biar gayanya enggak mirip-mirip banget sama Always in My Heart-nya kak Jisoo."

Cheng Xiao memanyunkan mulutnya, yang seperti biasa, bukannya jelek malah tambah imut. Umji tertawa lalu menepuk-nepuk rambut Cheng Xiao.

"Enggak, kok. Bagus, Cheng. Aku suka. By the way, ini aku yang skip atau bagaimana, ya? Si Yewon hutang apa sama Vernon?"

"Oh, sengaja belum kutulis. Intinya payung milik Yewon itu, sebenarnya punya Vernon. Dulu tertukar di tempat les, di gagangnya ada inisial nama Vernon, tapi Yewon mana tahu, kan."

Umji ber-o ria dengan takjub.

"Aku jadi ingin, Cheng. Siapa tahu nanti jodohku adalah orang yang pernah duduk di kursi yang sama di bus sekolahku, atau mungkin yang mengantre di sampingku di kedai smoothie." kata Umji sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Jangankan kamu, Ji. Aku pun mau begitu."

-|-|-|-|-|-


Pernah gak sih berdiri diem di pasar atau konser yang penuh orang lalu lalang terus ketemu mata sama seseorang terus tatap-tatapan beberapa detik dan kalian langsung merasa kalian terikat sama orang itu?

Btw mau tau novel Jisoo kaya apa? Cek work aku yang Red Velvet kuy wkwkwk.

Spoiler: Minggu depan part terakhir

Spoiler lagi:

My first series akhirnyaaa!!! Yes they are super crackship but I love them anyway❤️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

My first series akhirnyaaa!!! Yes they are super crackship but I love them anyway❤️

Janlup vote comment kritik dan sarannya!


Reposted: September 2020

Little Little | Vernon × Umji ✔️Where stories live. Discover now