🌕Prolog🌕

226 17 1
                                        

Sepasang mata setajam elang itu, menatap tubuh seseorang yang tidak bergerak lagi di atas tempat tidurnya.

"Appa! kenapa hyung tidak bangun bangun?" tanya seorang anak yang memiliki mata setajam elang itu, sambil menatap pria paruh baya yang berada di sampingnya.

"Karena hyungmu lemah, tae! Jadi kau harus menjadi kuat agar tidak seperti, hyungmu! Arrachi!" ujar pria paruh baya itu sambil mengusap kepala bocah yang berumur 7 tahun itu.

"Umm.. Arraseo, appa!" ujar bocah kecil itu.

"Pergilah! Ke tempat eomma, appa harus mengurus sesuatu dulu!" ujar pria paruh baya itu.

"Ne, appa!" ujar bocah kecil itu sambil berlari menuju ke tempat eommanya.

🌕~🌕

Di tempat lain

Langit indah dengan taburan bintang yang gemerlapan. Namun, keindahan langit saat itu adalah awal dari sebuah kehancuran.

Genangan darah terlihat dimana mana, serta banyaknya jasad orang orang yang tidak bersalah bertebaran dimana mana menghiasi tempat itu.

"Kookie, larilah! Kau harus selamat!" ujar seorang pria paruh baya.

"Ta.. Tapi bagaimana dengan appa dan eomma!" lirih bocah kecil bergigi kelinci yang berumur 5 tahun itu.

"Tenanglah! Appa dan eomma akan baik baik saja! Lebih baik kookie berlari saja lewat pintu belakang dan jangan pernah berbalik, arrachi!" ujar pria paruh baya itu sambil memeluk bocah kecil berumur 5 tahun itu.

"A.. Arraseo, appa!" ujar bocah berumur 5 tahun itu, sambil berlari tampa berbalik ke belakang seperti yang di suruh appanya.

Tepat setelah bocah kecil itu keluar dari rumah, ledakan besar terjadi. Bocah kecil itu masih terus saja berlari tampa berbalik ke belakang dengan menyebutkan appa dan eomma, hingga bocah kecil itu keluar dari hutan. Namun bocah kecil itu tiba tiba pingsan karena kelelahan berlari.

Bertepatan dengan itu ada sekelompok werewolf yang menemukan bocah kecil yang tidak sadarkan diri itu.

"Malang sekali anak ini! Dimana kah orang tuanya?" tanya salah satu dari werewolf tadi yang telah berubah menjadi manusia.

"Biarkan saja anak itu, lebih baik kita berburu sekarang!" ujar salah satu werewolf tadi yang juga telah berubah menjadi manusia.

"Tidak, aku akan merawat anak ini!" ujar werewolf tadi.

"Huft! Terserahmu, saja! Kyungsoo-aa!" ujar werewolf kedua tadi.

Setelah itu sekelompok werewolf itu memilih untuk kembali ke pack mereka sambil membawa bocah kecil yang tidak sadarkan diri itu.

🌕~🌕

Terima kasih karena telah membaca cerita saya.

Maaf jika masih ada kekurangan karena saya masih amatiran.

Jangan lupa vote and comment.

Nantikan kelanjutannya.

THE FULL MOON { Slow Update }Where stories live. Discover now