29. Petaka Gundik Jelita

Mulai dari awal
                                    

kekuatan yang tingal, yang memiliki hak sebagai pewaris Kerajaan lama yang  

dimusnahkan oleh penguasa yang sekarang, maka kau harus mempunyai keyakinan,  

keberanian serta tekad bulat. Bahwa apapun yang terjadi kau harus mendapatkan  

kembali hakmu yakni tahta Kerajaan yang hilang. Kau harus dan memang hakmu  

kelak untuk menjadi Ratu penguasa di delapan penjuru angin tanah kelahiranmu ini.  

siapa yang telah memusnahkan orang tua dan saudara-saudaramu harus ganti  

dimusnahkan. Tahta yang hilang harus kembali ke tanganmu. Kau satu-satunya yang  

berhak muridku. Seperti kukatakan tadi, jalan untuk mencapai itu tidak mudah.  

Musuh begitu kuat dan besar. Namun dengan bekal kepandaian yang kau miliki aku

yakin kau akan berhasil mendapatkan tahta yang hilang itu. Aku berdoa pada Dewa  

semoga pada saat kau dinobatkan menjadi Ratu, aku yang tua ini masih diberikan  

umur panjang untuk menyaksikannya. Hanya satu hal yang harus kau ingat Nawang.  

Ilmu kepandaian yang betapapun tingginya tidak ada manfaatnya bilamana tidak  

disertai akal pikiran dan kecerdikan. Lakukan rencana yang telah kita susun dengan  

sebaik-baiknya. Jika kau nanti meninggalkan teluk ini bersikaplah selalu hati-hati.  

Aku tahu pasti mata-mata penguasa berkeliaran di mana-mana. Sebelum kita berdua  

mereka temukan dan tumpas, mereka tidak merasa aman. Hindari jalan-jalan umum.  

Jangan pernah bicara dengan siapapun. Masuklah ke Kuto Gede pada malam hari.  

Ingat, satu-satunya yang harus kau cari dan temui adalah Gama Manyar seorang ahli  

ukir-ukiran perak. Sepertiku dia sebenarnya juga seorang empu. Nama sebenarnya  

Empu Soka Panaran...."  

Lama Nawang Suri terdiam sebelum akhirnya berkata "Semua pesan dan  

petunjuk empu akan aku ikuti. Kalau murid boleh bertanya kapan aku harus berangkat  

ke Kuto Gede?"  

"Malam ini!" jawab Empu Andiko Pamesworo.  

"Malam ini? Begitu cepat?" tanya Nawang Suri hampir tak percaya.  

"Pekerjaan yang harus kita lakukan memang jenis pekerjaan gerak cepat.  

Berlama-lama berarti hanya memberi kesempatan pada penguasa untuk lebih leluasa  

menyusun kekuatan!"  

"Jika begitu kata empu, aku akan melakukannya." Jawab Nawang Suri dengan  

hati bulat. "Kalau bertemu dengan Empu Soka Panaran, apa yang murid harus  

katakan padanya?"  

"Kau tak perlu bicara atau mengatakan apa-apa. Dia sudah maklum arti  

kedatanganmu. Ingat baik-baik Nawang. Selalu bersikap hati-hati. Jangan bicara  

dengan sipapun. Usahakan untuk tidak bertemu dengan siapapun sebelum mencapai  

Kuto Gede. Juga jangan percaya pada siapapun!"  

WIRO SABLENGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang