Di Bawah Guguran Daun Momiji

6K 343 77
                                    

Ketika pohon lain memancarkan keindahan saat bunganya bermekaran. Lain halnya dengan Momiji, pesonanya justru memuncak saat daunnya berguguran.

~Wanita yang ku tinggalkan
dibawah guguran daun Momiji~

...

Ku pandangi barisan pohon Momiji yang bagaikan mahakarya sang dewa. Berdiri kokoh menjalani tiap musim, dengan helaian hijau yang akan berubah warna. Hanya untuk terlepas dari dahannya dan digantikan helaian baru.

Aku iri pada pohon momiji yang berani mengorbankan daunnya hanya untuk bertahan hidup. Apa tak merasa lelah mengikuti siklus yang tak berujung?

Mengapa aku tak dapat seperti pohon ini? Aku telah mengorbankan separuh hatiku untuk menggapai kejayaan. Tapi mengapa aku tak dapat merelakan apa yang telah pergi.

Seharusnya aku sudah menumbuhkan perasaan baru, mengikuti siklus ku. Namun lihatlah aku kini, pria yang sukses dalam karir namun dengan perasaan yang mati.

Masih seperti tahun-tahun lalu, aku menyesali telah melepaskan bagian terdalam hatiku.

Sekarang adalah pertengahan desember, sebentar lagi daun terakhir momiji akan gugur. Namun tidak dengan kenangan tentangmu. Ingatan itu selalu berputar dikepala, memenuhi pikiranku dan menetap disana.

Sudah satu dasawarsa berlalu, sudah sepuluh musim gugur ku jalani tanpamu namun tak sekalipun bayanganmu berhenti merajai hatiku.

Sehelai daun jatuh dihadapanku. Melayang pelan seiring hembusan angin, ku tadahkan tangan menyambut daun mati itu sebelum sempat menyentuh tanah.

Merah dedaunan yang berjatuhan itu selalu dapat membangkitkan sisi melankolisku. Mengingatkanku akan sosokmu. Wanita yang kutinggalkan dibawah guguran momiji.

...

Seorang gadis terlihat sedang mematut diri di depan cermin. Berkali-kali sang gadis memastikan bahwa gaunnya terlihat rapi dan pantas dikenakan. Hari ini dirinya mengenakan dress one piece sebatas lutut. Gaun berwarna peach itu terlihat sederhana namun manis ketika dipakai oleh sang gadis. Senyum tak henti berkembang di wajah cantiknya.

Hari ini dirinya memiliki janji kencan dengan sang pujaan hati. Kencan yang bagi sebagian pasangan merupakan hal biasa menjadi begitu istimewa baginya. Bagaimana tidak, ketika sang kekasih yang hanya dapat di temuinya seminggu sekali itu baru memiliki kesempatan untuk mengajaknya kembali berkencan setelah tiga minggu tak bertemu.

Hinata bukannya mengeluhkan kekasihnya yang selalu disibukkan oleh pekerjaannya itu, tapi sebagai seorang wanita tentu dirinya ingin bermanja-manja pada prianya. Dan sekarang adalah saatnya. Dia akan membuat kekasihnya itu mengikuti keinginannya seharian ini.

Disisirnya sekali lagi rambut indigo panjangnya sebelum kemudian menyemprotkan parfume ke beberapa bagian tubuhnya. Akhirnya ritual sebelum kencannya selesai. Tinggal menunggu sang pria datang menjemputnya.

Hinata menunggu kekasihnya itu sambil memainkan permainan yang ada pada telepon genggamnya. Saking asiknya gadis itu tak menyadari kehadiran sang pria di belakangnya.

Hinata sempat terkejut ketika punggungnya di tepuk pelan.

"Naruto-kun! Kau mengagetkanku." Ujar sang gadis sambil mengerucutkan bibirnya.
Pria yang di panggilnya Naruto-kun itu hanya menyengir lebar dan segera menggerakkan tangannya mencubit kedua belah pipi gempil gadisnya. Hinata yang cemberut terlihat manis sekali.

Everything to MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang