Ada tukang bakso yang rasanya enak ditempat nongkrong mahasiswa Atmajaya di daerah Semanggi. Ia berniat kesana.

Sekeluarnya Mila dari lift, saat akan menuju pintu lobby, terdengar seseorang memanggilnya. Ia menoleh dan melihat Stephanus sedang berlari kecil kearahnya. "Mil, aduuuhh.. Dipanggil dari tadi kok ngga nengok-nengok."

"Ooow... Sorry. Ada apa Stephen?" ucapnya sambil tersenyum meminta maaf kepada Stephanus.

"Kamu mau makan siang ya?" Tanya Stephanus.

"Ya iyalah.. Secara sudah jam 12 begini." Jawab Mila sambil memutarkan kedua bola matanya seakan berkata pertanyaan itu adalah pertanyaaan yang konyol.

Stephanus tertawa melihat respon Mila yang berlebihan. "Mil, makan bareng yuk" ajaknya.

"Hah? Waduh gimana ya...?" Mila bingung, soalnya dia kan mau makan diemperan, orang seperti Stephanus memangnya mau?

“Kenapa? Kamu ada janji ya?” melihat Mila yang sepertinya enggan mengiyakan ajakannya, membuat Stephanus mengira wanita itu mungkin ada janji dengan orang lain, atau… kencan mungkin?

“Ennggg… Ngga ada janji apa-apa, aku makan sendirian aja kok. Cumaa… “ kalimat itu menggantung sesaat “Aku nih mau makan di warung tenda, di pinggir jalan, diemperan… kamu emangnya mau ikut?”

Stephanus merasa terkejut mendengar jawaban Mila, karena biasanya wanita yang ia kenal, tidak ada yang mau makan ditempat-tempat seperti yang Mila barusan sebut. “Walah, kirain ada apa. Ngga apa Mil, yang penting makanannya enak kan?”

“Wuaaah… enak dong. T.O.P.  B.G.T deh!” ujar Mila bersemangat. Baksooo… here I come.

Menggunakan mobil Stephanus kemudian mereka melaju ke arah Semanggi.

“Gimana Step, enak ngga?” Tanya Mila sambil mengunyah bakso dimulutnya.

“Mantap Mil, ngga disangka, walau level kaki lima enaknya kayak bintang lima! “ Stephanus yang memang senang makan pedas, melahap semangkok bakso yang sudah diberi 1 sendok makan sambel ulek, sambil mendesis kepedasan. Membuat Mila yang melihat jadi bergidik sendiri, membayangkan rasa pedasnya.

“Hmmm.. siapa dulu donk yang ngajak?”  dengan sombong Mila membanggakan dirinya.

“Mil, walaupun aku diajak sama Mpo Nori, tetep aja bakso ini enak.” Balas Stephanus dengan gelak tawa dan disambut cibiran bibir Mila yang tidak terima disamakan dengan Mpo Nori. Huuuh, jauuuhhh deeehhhh…….!

*****

Mila dan Stephanus masih bercakap-cakap diselingi tawa, ketika mereka menunggu lft untuk naik ke lantai sembilan. Kemudian seseorang bergabung dibelakang mereka dan tanpa disadari turut memperhatikan percakapan yang sedang berlangsung.

TING!

Pintu lift terbuka. Begitu Mila bersama Stephanus melangkah masuk kedalam lift, betapa terkejutnya dia melihat Dave berada dalam satu lift, tepat disampingnya.

Membuat posisi Mila berada ditengah-tengah antara Stephanus dan Dave.

“Hai Dave, habis makan siang juga?” sapa Stephanus.

“Iya. Kalian habis makan dimana?” ujar Dave tersenyum namun terlihat dingin, tanpa keramahan dari sorot matanya.

“Wah, tadi si Mila ngajak makan di daerah Semanggi. Makan Bakso. Lagi ngidam kayaknya nih cewek satu.” Stephanus mengerling ke arah Mila yang menanggapi dengan senyum kaku dan pandangan mata terpaku pada pintu lift yang masih menutup. “Walaupun warung pinggir jalan, baksonya mantap Dave” rekomendasi Stephanus.

BUKAN CINTA PANDANGAN PERTAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang