32. sebuah keputusan

Start from the beginning
                                    

Terbukti, setelahnya Sehun merintih kesakitan. Yoona balik badan, melipat tangan di dada.

"Sakit?" Tanyanya ketus.

"Iya lah! Lagian ngapain sih pake nginjek nginjek segala? dikira semut kali yak."

"Harusnya gue yang nanya sama lo. Ngapain jam segini lo kesini? Mau maling?"

"Iya. Mau maling hatimu."

"Jijik ih. Mau ngapain sih?"

"Entah kenapa, kangen aja. Gatahan pengen meluk lo." Sehun nyengir.

Jadi, alasan dia jam segitu dateng ke kostan Yoona cuma mau meluk doi doang? Gilak.

"Udah sana pulang. Gue ngantuk, mau lanjut tidur."

"Beli es krim kuy?"

Yoona ngerutin kening bingung.

"Jam segini makan es krim gabakal bikin gendut elah ah. Mau gak? Gue yang traktir."

"Beli dimana?"

"Minimarket deket sini kan ada yang buka 24 jam. Kuy?"

"Ganti baju dulu." Yoona mau masuk ke dalem, eh tangannya ditarik Sehun.

"Kelamaan lo ah." Dia narik tangan Yoona menuju ke mobilnya.

•••

Akhirnya mereka sampe di minimarket. Cuma ada beberapa pembeli yang berkeliaran di sana. Wajar sih, udah jam segini soalnya.

Waktu Yoona sama Sehun masuk ke minimarket itu, orang orang disana pada ngeliatin. Habisnya si Yoona masih pake baju tidur motif winnie the pooh.

"Kok pada ngeliatin gue gitu sih?" Bisik Yoona pada Sehun yang lagi ngebuka freezer es krim.

"Soalnya lo cantik, makanya pada ngeliatin." Yah malah ngegombal dianya.

"Apaan si."

"Mau es krim yang mana nih?"

"Magnum atau cornetto?" Tanyanya lagi.

"Cornetto aja deh. Yang rasa oreo yak."

"Oke." Sehun ngambil dua es krim cornetto seperti permintaan Yoona terus ngebawa itu ke kasir.

"Tunggu aja di mobil."

Yoona pun jalan ke mobil Sehun.

Pas sampe sana, mobilnya taunya dikunci. Kan tai. Ya jadinya dia cuma nyender doang di mobil itu sambil cengo nungguin Sehun keluar dari minimarket.

"Lah kok nunggu di luar?"

"Mobilnya kan lo kunci anj—"

Jari telunjuk kanan Sehun tibatiba udah nempel aja di bibir Yoona. "Suttt. Cewe cantik gak boleh ngomong kasar."

dia kesambet apaan si? napa jadi manis lagi? kemaren kemaren padahal kek monkey—ya

Yoona nepis tangan Sehun kasar. "Mana es krim gua?"

"Lah dikasi gratis malah ngelunjak." Sehun nyodorin satu es krim itu buat Yoona.

Langsung disambar tanpa basa-basi. "Cepetan buka mobil lo."

"Makan diluar aja. Nanti mobil gua kotor." Nyombong dikit gapapa lah ya.

Yaudin dah, alhasil keduanya duduk di kursi depan minimarket. Beduaan aja.

Sehun yang daritadi mandangin Yoona mendadak majuin tangan kanannya ke arah bibir Yoona. "Makan ginian aja belebotan."

"Bodo." Yoona asik makanin es krimnya.

Eh si Sehun mendadak nanya. "Lo ada hubungan apa sama cowo yang tadi siang?"

"Kepo deh."

"Bukan kepo. Sebagai mantan, gue wajib tau."

"Lah kok gitu?"

"Ya buat ambil keputusan. Kalo lo udah ada yang deketin, ya gue mundur. Kalo lo sama cowo itu cuma temen, gue siap maju di barisan terdepan."

Mereka sama-sama berhenti makan es krimnya. Mendadak pada serius gitu.

Yoona narik nafas panjang sebelum ngerespon omongan Sehun. "Mau lo apa sih, Hun? Waktu itu lo mutusin gue seenaknya, dan sekarang lo bersikap manis kayak gini. Yakin lo masih punya hati?"

"Iya, gue tau gue salah. Maafin gue, Yoon."

"Gak segampang itu."

"Terus gue harus gimana biar lo mau maafin gue?"

"Lo gak perlu ngapa-ngapain. Cukup jadi Sehun yang pengertian aja. Sehun yang bisa memahami kekurangan gue."

Sehun mengulas senyum, "Oke. Gue janji, gue bakal jadi Sehun yang pengertian. Jadi, lo mau maafin gue kan?"

"Iya." Yoona cuma bisa ngeluarin satu kata itu aja.

"Gimana kalo kita balikan?"

Sehun mah ngegas gini maennya. Yoona kan jadi bimbang uhuhu.

Yoona diem selama beberapa menit, sedangkan Sehun menanti jawaban Yooan. Meski dia yakin sih bakal diterima. Dia mah tau bener kalo Yoona ini masih cinta sama dia. Jadi ya mustahil kalo si Yoona bakalan nolak.

Setelah yakin dengan keputusannya, akhirnya Yoona buka suara.

"Maaf, gue belum siap."

"Ta–tapi... kenapa?"

"Untuk saat ini gue lebih nyaman jadi jomblo. Mau ngapa-ngapain bebas gada yang ngelarang. Capek punya pacar, toh juga perhatian gue malah dianggap berlebihan." Ada sedikit sindiran gengs.

Sehun buang nafas berat. "Yaudah, gapapa. Gue ikhlas, meski gak lahir batin. Gue terima keputusan lo."

"Ya, kita temenanan aja dulu."

"Semoga gue bisa."

"Harus bisa."

Senyum lagi-lagi cuma senyum, meski senyumnya terlihat lebih seperti senyum kepedihan. Mau gimana lagi, toh Yoona gabisa dipaksa kan?

Biarkan dia menikmati kebebasannya saat ini. Dan biarkan Sehun menerima akibat dari kesalahannya memutuskan Yoona kala itu. Semoga mereka berdua sanggup.

Tbc

Brondong | yoonhunWhere stories live. Discover now