Part 15

199 13 0
                                    


"Lo udah move on dari Zelvin?" tanya Aileen hati-hati.

"Gimana ya Leen, semenjak gue kenal Alfi, gue tuh bisa ngelupain Zelvin. Gue juga merasakan nyaman." Adira menarik nafas sejenak.

"Dan sepertinya rasa ini bukan sekedar suka tapi lebih kesayang." jelasnya mengeluarkan semua apa yang dirasakan.

"Bagaimanapun perempuan itu gak pantas mengatakan cinta duluan. Perempuan itu ditakdirkan  untuk waiting, walau kita sendiri gak bakal tau sampai kapan harus menunggu." Aileen menatap dalam Adira.

"Gue percaya Ra seratus persen kalau Alfi juga mempunyai perasaan yang sama dengan lo." lanjutnya tersenyum tulus.

"Amiin. Ternyata lo bijak juga ya."

"Sialan lo!" 

Mereka tertawa bersama.

"Oh iya Leen. Itu lo sama Arthur jadian ya?" kali ini Aileen yang blushing.

"Cerita dong! Masa gue mulu yang cerita." desak Adira meminta penjelasan.

"Iya." ucapnya tersipu malu.

"Congrats Leen. Gimana ceritanya?"

"Thanks Ra. Ntar istirahat gue ceritain. Lagian udah mau bel, anak-anak juga pada udah datengan. Nah tuh Arthur dan Alfi juga menuju kesini." tunjuk Aileen saat Arthur dan Alfi berada dipintu.

"Gue balik kebangku ya?"

"Ok."

"Pagi Ra!" ucap Alfi.

"Pa-gi juga Al." jawab Adira gugup.

"Morning Honey!"

Ok Arthur lebay!

"Morning Thur." balas Aileen senyumnya mengembang.

"Weh lu pada udah jadian ya?"

"Pj dong, Pj!!"

"Congrats, langgeng ya!"

"Pj jangan lupa. Dikantin ya?"

"Bising deh lupada. Iya-iya nanti dikantin." sahut Arthur malas.

"Asik makan geratis!"

Sementara dijam istirahat Aileen menempati janjinya pada Adira prihal hubungannya dengan Arthur, ditaman belakang sekolah.

"Gimana Leen?"

"Apanya yang gimana?" bales Aileen polos.

"Itu lo dan Arthur. Bukannya lo itu deket sama anak kelas sebelah ya, sih Arus-Arus itu. Kok jadiannya dengan Arthur sih!?"

"Fairuz namanya Ra. Dia itu sepupu gue."

"Oh." Adira ber'oh ria.

"Jadi gini, kemarin Arthur ngajak jalan gue. Kita ketaman kota..."

Flashback on

"Aileen!"

"Ya!"

"Lo percaya gak sih, kalo cinta itu datang dengan seiringnya waktu saat seringnya seseorang bersama."

Aileen diam ia meresapi kata-kata yang keluar dari mulut Arthur.

"Dan itu gue rasain kepada lo!" lanjut Arthur menatap manik mata Aileen .

"Leen!" panggil Arthur.

"I-iya!" jawab Aileen gugup terlebih melihat setangkai bunga yang diarahkan kepadanya.

"Kamu mau gak jadi pacar aku?" ucap Arthur mantap  dengan cara orang kebanyakan saat menembak cewek.

"Arthur!" panggil Aileen.

"Ya?" jawab Arthur antusias.

"Itu, kok bunganya palsu sih, berarti cinta dan kata-kata kamu juga palsu dong!?"

"Hmm itu.." Arthur berubah jadi panik dan gugup

Satu menit kemudian.

"Iya Aku terima." jawab Aileen.

"Bener Leen? Kamu nerima aku!?" tanyanya tak percaya.

"Iya Thur. Tapi kamu harus janji, bila hubungan ini ada masalah kita selesain bareng-bareng dengan kepala dingin, kamu jangan suka menghilang, dan..." Arthur kembali gugup karena ucapan Aileen yang terpotong.

"Dan.. Aku harap hati kamu tidak palsu seperti bunga tadi." Aileen melanjutkan.

"Promise." ucap Arthur bersemangat.

Flashback off

                         
"Nah gitu Ra ceritanya. Awalnya sih gue rada bingung ngejawabnya tapi karena gue lihat Arthur tulus banget yaudah gue terima."  Aileen tersenyum tulus.

______

Stay [Completed]Where stories live. Discover now