Lima

136K 15.3K 894
                                    

Bilang cinta ke siapa,
Nikah sama siapa
Sakit ya?
-Karamina-

Kebimbangan yang cukup besar dari para calon pengantin saat memutuskan untuk menikah adalah pilihan menggunakan jasa wedding planner atau mengandalkan anggota keluarga saja untuk membantu menyiapkan acara.  Jika menggunakan wedding planner, maka mereka akan ikut terlibat jauh-jauh hari, tim ini yang akan membantu para calon pengantin dalam menemukan vendor bahkan sampai tawar menawar harga. Dengan memakai wedding planner, calon pengantin malah bisa menghemat waktu karena tidak perlu mencari-cari vendor.

Mempersiapkan pernikahan bukanlah hal yang mudah, apalagi kalau keluarga dari kedua belah pihak belum berpengalaman dalam menyelenggarakan acara pernikahan, belum lagi kalau pernikahan diadakan di luar kota tempat sang calon pengantin berdomisili, pasti akan lebih susah lagi kalau tidak menggunakan jasa wedding planner.

"Just tell us what you want and we will do it for you," kata Kara kepada calon kliennya. Hari ini dia bertugas untuk menemui calon klien mereka bersama dengan Fatah.

Kara mengamati wajah perempuan berumur pertengahan dua puluh ini, wajahnya cantik khas gadis Bandung, rencananya dia akan menikah dalam beberapa bulan lagi. Perempuan bernama Meta itu mengangguk. "Oke, nanti saya ke kantor Mbak Kara sama calon suami saya untuk membahas lebih lanjut."

Kara memasang senyum manisnya dan menyalami Meta begitu juga dengan Fatah. Kara dan Fatah berjalan keluar dari kantor tersebut menuju parkiran. Kara menaruh tas laptopnya di kursi belakang dan memejamkan mata begitu terduduk di kursi penumpang. Dia agak malas kalau harus pergi menemui klien bersama dengan Fatah, dari semua rekan kerjanya Fatah orang yang paling menyebalkan menurut Kara. Makanya Kara lebih suka menutup matanya dan menunggu mereka sampai di kantor.

Tapi sepertinya hari ini Fatah tidak membiarkan Kara menikmati keheningan itu lebih lama, karena pria itu sudah mulai mengeluarkan celotehannya. Untuk ukuran laki-laki Fatah orang yang cerewet dan  bagian paling menyebalkannya Fatah sering sekali menceramahi Kara. "Kamu  udah punya pacar, Ra?"

Pertanyaan itu membuat mata Kara terbuka lebar, tidak biasanya pria ini menanyakan hal pribadi seperti ini. "Kenapa kamu nanya-nanya?"

Fatah nyengir. "Nanya doang, judes amat."

Kara bersedekap lalu menolehkan kepalanya keluar jendela.

"Mau makan dulu nggak sebelum balik kantor?" tanya Fatah lagi.

Kara mengerutkan kening. "Langsung balik aja, aku udah pesen makanan tadi sama Sirly."

Ada raut kecewa di wajah Fatah, tapi dia tidak berkata apa-apa lagi dan berkonsentrasi menyetir mobil menuju kantor mereka.

*****

Kara melirik Sirly yang mengunyah salmon salad-nya. Kara tidak terlalu suka sayur, apalagi sayur mentah ditambah ikan mentah pula, dia pasti akan muntah pada suapan pertama. Dia juga tidak perlu memantang makanan hanya untuk menjaga berat badan karena tubuhnya sudah ideal dan tidak akan menggemuk hanya karena dia makan dengan porsi yang banyak. Metabolismenya memproses dengan sangat baik.

"Kamu  kenyang cuma makan itu doang?" tanya Kara pada Sirly. Dia sendiri sedang menyantap unagi donburi-nya yang tentu saja rasanya jauh lebih enak dari salad yang dimakan oleh Sirly.

Sirly memasukkan potongan sayur itu ke dalam mulutnya dengan begitu anggun. "Aku lagi diet."

Kara melebarkan matanya. "Diet? Badan udah bagus gitu, apalagi yang mau didietin sih, Sir." Kara menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan tingkah Sirly. Perempuan itu punya apa yang diidam-idamkan wanita, tubuh yang tinggi, kaki jenjang, wajah cantik, dada dan ukuran bokong yang cukup besar, ya Sirly punya body biola dengan kulit eksotis khas orang Makassar. Entah kenapa kulitnya malah menambah kesan seksi pada diri Sirly.

Di Penghujung 31 (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang