PART 1

24 5 0
                                    

Jam weker sudah berbunyi untu kesekian tapi tak membuat gadis yang tertidur nyenyak dibalik selimut itu beranjak bangun. Hanya tangan mungil yang terjulur dari balik kain itu yang lantas mematikan bunyi jam tersebut. Hingga satu jam berlalu selimut tebal yang tadinya membentuk seperti gulungan sushi tersibak kasar menampakkan gadis yang bernama Tiara Raveni Daffodil dipanggil Ara bangun tidur dalam keadaan rambut acak-acakan dan memakai pakaian dalam.

Ara berjalan gontai menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya yang sudah lengket karena keringat dan bau asem.
Selepas mandi matanya menatap kearah jam diatas nakas yang menunjukkan pukul 09.00 WIB yang artinya dia sudah telat dua jam masuk ke sekolah. Namun, dengan santainya ia meraih seragam di gantungan dan memakainya dengan tenang kemudian turun ke dapur untuk membuat sarapan.
*Seragam sekolah Ara

Hanya tersisa satu bungkus mie ayam di lemari dapurnya, Ara lupa belum belanja kebutuhan makannya minggu ini, mungkin setelah sekolah nanti ia akan pergi ke supermarket untuk berbelanja

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

Hanya tersisa satu bungkus mie ayam di lemari dapurnya, Ara lupa belum belanja kebutuhan makannya minggu ini, mungkin setelah sekolah nanti ia akan pergi ke supermarket untuk berbelanja. Ara memakai sepatu ketsnya lalu berangkat sekolah tak lupa mengunci pintu apartemennya.
Seragam sekolah Ara

Ara duduk di kelas XI SMA SEMESTA, dan ia dikenal sebagai sosok gadis yang tomboy, suka berantem, dan yang pasti nggak pernah absen dari BK. Ara punya banyak sekali teman laki-laki dan membentuk sebuah geng yang mana selalu adu jotos dengan geng sekolah lain. Ara berjalan kearah pagar belakang sekolah sambil meminum teh kotak untuk menahan laparnya. Tak disangka ia malah bertemu dengan salah satu gengnya bisa juga bestfriendnya karna kemana-mana nggak pernah nggak ada pemuda itu. Namanya Fauzian Nino Abigail dipanggil Nino, pemuda yang mendapat julukan tangan kanan monster itu tampak bersender di dinding belakang sekolah.
" Hai bos kecil ." Sapa Nino pada Ara
"Siapa yang lo panggil bos kecil hah?" Jawab Ara dengan wajah kesal
"Ya lo lah bos, disini cuma ada kita berdua dan nggak mungkin juga gue nyapa diri gue sendiri bos." Ucap Nino membuat arah mukanya makin ditekuk dan teh kotak yang telah habis itu melayang ke wajah Nino.
"Gue nggak kecil monyet, gue masih dalam masa pertumbuhan." Bantah Ara
"Yaelah bos mana ada monyet seganteng gue dan lagian dari dulu perasaan tinggi lo nggak pernah nambah."
"Ganteng dari Papua kali lo njing, jangan pernah panggil gue bos kecil lagi." Perintah Ara
"Kenapa bos?kan lucu gitu."
"Lo panggil gue gitu lagi gue jamin bakal hancur itu muka lo." Ancam Ara sambil menunjukkan kepalan tanggannya di depan wajah Nino
Nino terkekeh pelan
"Iya deh bos ampun daripada muka ganteng gue ancur." Kata Nino
"Trus lo ngapain disini,senderan ditembok lagi." Tanya Ara
"Yah Nungguin lo lah bos, males juga kalau masuk duluan kalo lo belum dateng ."
"Ohhh yaudah yok masuk gue udah laper pengen makan ke kantin." Ajak Ara lalu tangannya memanjat dinding belakang sekolah dengan tumpuan beberapa batu bata tembok yang timbul. Kemudian dengan mudahnya ia turun di halaman belakang sekolah yang sepi karna murid-murid lainnya sedang pelajaran. Lalu Nino pun berhasil meloncati tembok itu dengan selamat, bukan sekali dua kali mereka seperti ini tapi sudah kesekian kalinya lebih tepatnya sejak kelas X SMA.
Mereka berdua melangkah beriringan ke arah kantin untuk memberi makan cacing-cacing di perut mereka yang sudah demo sejak tadi. Sesampainnya di kantin Ara memesan mie ayam dan es jeruk sedangkan Nino memesan nasi pecel dan es teh. Sambil menunggu pesanannya tiba keduanya duduk di bangku pojokan kantin yang sudah menjadi tempat favorit geng mereka . Tak lama pesanan mereka datang dan memakannya dengan lahap. Seporsi mie ayam telah habis dimakannya dan gelas yang berisi es jeruk kini tinggal es batunya saja.
"Kenyang juga akhirnya." Ucap Ara sambil mengusap perutnya yang terasa penuh makanan
"Sama, ngomong - ngomong lo masuk kelas hari ini?"Tanya Nino
"Iya tapi nanti kelas pas habis jam istirahat, kenapa emang ?"
"Gue mau ajak lo bolos ke mall temenin gue nyari kado buat kakak gue yang bentar lagi ultah."
"Ntar aja habis balik sekolah sekalian gue belanja bahan makanan."
"Emang ngapain lo masuk kelas ntar?ujung-ujungnya lo ntar tidur juga."
"Ada ulangan kimia Pak Umar bego." Kata Ara
"Ah iya gue lupa senakal-nakalnya lo nggak pernah absen nggak ikut ulangan."
"Iyalah bego." Ucap Ara
Tanpa terasa bel istirahat berbunyi dan murid-murid yang berada diluar kelas berhamburan keluar menuju kantin dan tempat lain. Tak lupa pula anak geng Ara, mereka sudah berkumpul dan memesan makan terkecuali Ara dan Nino yang baru saja makan. Namun, tidak semua anggota geng berkumpul dengan Ara dikantin, karna kalau semuanya kumpul yang ada kantin jadi markas mafia gengnya Ara saking banyaknya anggota gengnya. Jangan ditanya siapa bosnya udah jelas bosnya si Ara karna ia jago beberapa macam beladiri yang membuatnya ditakuti kakak kelasnya bahkan musuhnya.
"Bos, anak SMK MERPATI ngajak kita berantem ." Ucap salah satu anak buahnya yng bernama Gema
"Lah ada apa mereka ngajak berantem?kurang kerjaan amat." Jawab Fery anak kelas XII yang masuk geng Ara
"Mereka ngak terima kekalahan Thomas pas balapan motor lawan Andrian." Jelas Gema
"Lah itu pertandingan secara fair apa nggak?"Nino balik bertanya pada Gema
"Fair kok No, si Thomas tuh yang nggak terima kalah pake bilang main curang lagi, yang curang padahal dia." Gema menjelaskan kejadian balapan semalam pada teman-teman segengnya
"Yaudah kita bonyokin aja mereka ntar." Kata Ara sambil memakan pentol dari bakso si Fery.
"Emang mereka nanti nunggu dimana?" tanya Fery sambil menawarkan pentolnya yang lain ke Ara namun dibalas gelengan kepala.
"Di simpang lima deket gedung yang berhenti pembangunannya sementara." Jawab Gema
"Oke, nanti kita hadapi mereka, sepuluh orang saja cukup, karna kita udah berenam cari empat anggota yang bagus buat berantem ntar." Jelas Ara
"Emang cukup bos kita bersepuluh ngadepin mereka?" tanya Fery
"Iya bos, pasti mereka bawa orang 50 lebih bos."Ucap Adam yang sedari tadi diam
"Kalian jangan raguin perintah bos kita, lo tau sendiri bos kita kuatnya kayak gimana." Jawab Nino
"Oke deh ntar aku kabarin yang lain, perlu ajak si Andrian nggak ntar?" Tanya Gema
"Ajak dia."Ucap Ara singkat lalu meninggalkan meja kantin karna bel masuk sudah berbunyi diikuti oleh yang lain.
Menit demi menit berlalu dengan cepat hingga tak terasa bel pulang sekolah berbunyi. Ara membereskan buku dan alat tulis dari atas mejanya kemudian melangkahkan kaki menuju gerbang untuk berkumpul dengan teman- temannya. Di gerbang sekolah sudah menunggu para pasukannya termasuk Nino, mereka segera pergi ke tempat mereka akan menunjukkan taring mereka sebenarnya. Berjarak beberapa meter dari simpang lima masing-masing mengenakan hodie berwarna hitam yang dipunggungnya terdapat gambar tengkorak yang menangis darah lambang geng mereka.
Ternyata benar ucapan Gema bahwa anak SMK merpati membawa pasukan yang kira-kira berjumlah 80 orang. Namun bukan berarti Ara dan yang lain takut meskipun perbedaan kekuatan terlihat jelas, mereka tetap melangkah maju mendekati si ketua geng SMK Merpati yang bernama Deri.
"Cuma segitu pasukan kalian yang dateng?atau anggota kalian takut berhadapan sama kita."Ucap Deri sombong diikuti pasukannya yang tertawa mirip kuntilanak sakit tenggorokan.
"Bacot lo Der, kalau kalah ya kalah nggak usah nggak terima pakai acara berantem lagi." Jawab Ara
"Anak nuah lo itu curang, atau jangan- jangan lo takut ya berantem sama kita?" Kata Deri kembali memanaskan Ara.
"Hah!takut?" Ara melangkah ke depan Deri dan langsung memberi bogeman ke hidung Deri hingga si Deri jatuh dan hidungnya berdarah.
"Sialan lo, Serang !" Perintah Deri
Anak buah Deri pun maju menyerang Ara dan pasukannya namun dengan mudah mereka melawannya. Ara dan Nino saling memunggungi berhadapan dengan anak buah Deri yang mengelilingi mereka berdua.
"Hancurin mereka Nino !" Perintah Ara
"Siap Bos." Jawab Nino , keduanya pun kembali menyerang musuh mereka.
Senja hampir berganti malam ketika para anak buah Deri kabur meninggalakn tempat pertarungan dengan pasukan Ara pemenangnya. Bibir Ara berdarah karena adu tonjok dengan Deri dan teman-temannya pun mengalami luka seperti lebam dan hidung dan bibir berdarah hingga lecet namun tak separah pasukan Deri yang mungkin harus masuk rumah sakit karna luka serangan Ara. Ia tak segan-segan mematahkan tangan atau membuat tangan keseleo jika bertarung melawan musuh. Ara dan teman-temannya memutuskan untuk pulang dan mengobati luka masing-masing.
Sedangkan disebuah rumah sakit tampak seorang dokter tangan tengah kewalahan mengangani pasien yang datang dadakan dalam jumlah banyak, apalagin pasiennya tersebut anak remaja laki yang satu sekolahan dengan luka memar yang cukup banyak dan lain-lain seperti korban tawuran. Dokter Revan sendiri nampak merinding membayangkan seseorang yang bisa menghabisi segerombolan para remaja dengan luka yang tidak bisa dikatakan ringan.
"Mungkin yang menyerang mereka itu punya kekuatan seperti monster" Pikir Dokter Revan sambil mengobati tangan salah satu remaja yang terkilir.

Gimana jadinya kalau monster tadi jadi masa depannya??

Dan jalan-jalan ke Mall sama Nino pun terlupakan wkwkwk

#Jangan lupa pembaca yg tamvan dan cantik tekan bintang dipojok bawah kiri

#Salam lope lope dari Kuu ♡♡

Little Monster जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें