Rain #2

21 2 0
                                    

Sesampainya di rumah, aku langsung menuju ke kamarku dan mengecek HP-ku. Rumahku memang selalu sepi, karena semua anggota keluargaku mempunyai aktivitas masing-masing. Aku iseng-iseng buang-buang waktu seperti biasa menggesek-gesekkan layar Hp-ku ke atas dan ke bawah. Oh iya, mungkin "Dia" ada di Facebook. Aku coba cari-cari namanya, aku coba dengan yang sederhana dulu. Ku tulis di kotak pencarian dengan "Rara" ternyata sangat banyak. Aku cek satu-satu dan ternyata ada salah satu akun dengan nama "Rara Cintya Pertiwi" yang sangat mirip dengan cewek yang kutemui tadi sore. Tak lama aku langsung meng-klik kotak "Add". Tak kusangka, tak biasanya aku meminta pertemanan kepada cewek, apalagi yang baru ku kenal.

Ku bulatkan tekatku untuk memulai chat dengannya. Tapi aku mikir ragu, bukankah hal ini yang biasa di lakukan cowok murahan buat mendekati cewek? Tak kusangka aku mau melakukannya. Yah, karena penasaran, aku tekan tombol "Kirim Pesan" yang ada di bawah foto profilnya. Ku fikirkan panjang-panjang menyusun kata, menulis dan menghapus untuk mendapatkan sapaan yang sopan dan berkelas. Dan yang kudapatkan hanyalah kalimat "Hai, ini Rara yang tadi sore kan?" dengan ragu, aku klik tombol kirim di atas keyboard hp-ku. Ku tunggu beberapa menit tetap tak terbalas. Lelah juga menunggu, jadi aku meninggalkan hp-ku dan segera melakukan aktivitas lain. Berhubung daritadi aku belum mandi. Hehe.

Keesokan harinya aku berangkat seperti biasa. Mengenakan tas sampinganku sambil membawa roti menuju halte. Karena memang aku sering tak makan di rumah dulu, jadi aku hanya membeli roti dan air di toko sebelum berangkat. Biasalah, menghemat waktu. Aku naik angkutan umum seperti biasa dan sampai di sekolah.

Sesampainya di kelas aku langsung duduk di tempat dudukku. Dan ternyata ruang kelas masih agak sepi, hanya ada beberapa orang yang masih bermuka bantal. Tiba-tiba seseorang menepukku dari belakang. "Hoi, Kemarin lu kemana? Suruh ngerjain tugas Kimia bareng-bareng, malah kabur." Ternyata dia Rudi temen sekelasku. "Ohh... sorry sorry, gue lupa, hehe. Habisnya gue kejebak hujan si. Sorry yah." Timpalku seenaknya. "yah, lu mah gitu". "hehe". KBM pun berlangsung seperti biasa.

Saat istirahat, aku biasanya gak selalu ke kantin beli makanan atau lainnya. Aku lebih sering menghabiskan waktuku di taman menulis-nulis apapun. Menuangkan segala emosiku kedalam kertas putih bersih. Menggerak-gerakkan bolpenku untuk mendapatkan sesuatu yang menakjubkan. Yah seperti biasa kalau sudah kubuat satu cerpen, akan kupajang di mading, kemudian buat lagi. begitulah keseharianku di sekolah.

Saat aku sedang asyik mengarang cerita, tiba-tiba ada yang memanggilku "Adit!" sontak aku menengok kearah sumber suara. Ternyata itu Rara yang kemarin ketemu. "Adit, aku udah bikin satu cerpen nih. Boleh dipajang di mading gak? Boleh yah?! Pliss" Rara memohon kepadaku sembari menyodorkan selembar kertas. Yah, memang sudah menjadi tugasku untuk menyeleksi semua cerpen dan puisi yang akan ditampilkan di mading. "oh, sini coba aku lihat dulu." Aku menerima kertas itu dan membacanya sejenak. Ternyata ceritanya bagus, akupun langsung meng-iya kannya. "Okelah, aku terima. Ceritanya bagus loh." Puji ku. "wah, beneran? Berarti boleh dipasang di Mading dong?" "boleh kok, yuk langsung nempel." Aku mengajak Rara untuk menempel cerpen buatannya ke Mading. Rara terlihat senang karena cerpennya ku terima, hehe, sekali-kali bikin cewek seneng mah kagak apa-apa kan?

Di depan mading, aku segera membuka kaca madingnya. Kuangkat kertas milik Rara dan kutempel dengan pin kertas yang ada di bawah mading. "Waaahhh, bagus banget... thanks ya dit." Rara tersenyum senang. "Iya sama-sama, kamu bisa kok bikin lagi." "iya makasih, aku pergi dulu yah." Rara langsung pergi meninggalkan senyum manisnya. Akh, andai masih bisa berlama-lama lagi. Tapi bel masuk sudah berbunyi, saatnya kembali ke kelas.

WaitingWhere stories live. Discover now