You Got Me 1

3.6K 193 59
                                    

Follow my Ig Adeepp_wp


Indonesian Women

Satu persatu koran di keranjang sepedaku mulai berpindah pemilik, pekerjaan yang mengharuskan bangun di pagi hari, dan pulang di siang hari ini selalu membuat bahagia tanpa alasan. Aku sangat senang melakukannya, sekalian bisa sembari menikmati suasana pagi dengan udara menyegarkan. Ya Tuhan aku kangen Indonesia, dan pagi ini kota New York mengingatkan pada kotaku tercinta.

Dua jam sudah mengantar koran untuk pagi ini, saatnya pergi ke kedai es cream tempat bekerja selanjutnya. Inilah pekerjaanku, mengantar koran di pagi hari, dan melayani pelanggan ice cream di kedai Mrs. Leah pada siang hari. Memang uang yang di dapat tidak seberapa, tapi cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Aku Nina Khusuma asli Indonesia yang tidak sengaja migrasi ke New York dengan alasan study. Tiga bulan lalu aku resmi wisuda diumur kedua puluh satu. Aku belum ingin mencari kerja. I mean, aku pernah melamar pekerjaan di perusahaan besar, tapi belum ada respon. Jadi sekarang lebih memilih nikmati pekerjaan saat ini.

Aku nyaman dengan pekerjaan sekarang, lebih banyak waktu untuk bersantai, dan membaca novel kesayangan. Ya Tuhan memang terdengar sangat pemalas, tapi seperti itulah keadaannya.

Ironis.

Tidak mudah hidup di kota besar seperti New York. Apalagi untuk orang asing sepertiku, selama tiga tahun aku tinggal di flat sederhana. Tidak luas, hanya terdiri dari ruang tengah dengan dapur tanpa penghalang. Serta satu buah kamar yang hanya muat satu buah kasur dengan panjang dua setengah meter.

Tidak banyak perabotan di faltku, hanya mempunyai TV layak untuk ditonton dengan satu buah kursi besar. Kalian bisa menyebut aku ini miskin, tapi aku lebih senang menyebutnya sederhana.

Di suatu waktu aku pernah sekali sangat merindukan Indonesia. Sampai mempunyai niat untuk kembali, tapi untuk apa kembali? untuk siapa? Kedua orang tuaku telah meninggal. Kerabat dekat seakan tuli dan buta untuk melirik, dan yeah kurasa New York sekarang adalah kotaku.

Dengan tekad kuat aku mencoba untuk menaklukannya. Entahlah mungkin setelah berhasil, dan mempunyai cukup uang, aku akan pulang kampung untuk melepas rindu dengan Indonesia, terutama makanannya.

"Nina!" panggil seseorang dengan suara cukup kencang dari arah belakang. "Tolong handle penanggalan terakhir, aku akan membantu Mrs. Leah di belakang," lanjutnya lalu melangkah ke belakang.

Siang ini, cukup ramai orang mampir ke kedai es cream Mrs. Leah, dan kebanyakan para mommy dengan anaknya. Tentu kebanyakan pelangganku adalah anak-anak polos kelelahan karena bermain di taman. Posisi taman lumayan dekat dengan kedai, jadi cukup strategis untuk membangun satu buah kedai es krim.

Aku sangat menyukai anak-anak. Entahlah kurasa anak-anak dengan tingkah polosnya selalu mampu membuat siapa saja tertawa, dan aku sangat menyukai orang-orang yang tertawa karena kepolosan mereka. "Satu es cream rasa vanilla untuk anak imut sepertimu," ucapku kepada pelanggan terakhir yang memesan.

"Terimakasih, Kak, apa aku boleh memakai rambut hitam seperti kaka itu mom?" tanya anak kecil itu polos, membuat aku gemas saat dia berbicara cadel.

Aku ingin satu seperti dia.

"Sayang bukankah kamu menyukai warna rambutmu?" tanya ibu dari anak kecil tadi dengan nada suara lembut.

"Kamu tahu, Dear? kamu lebih cantik dengan warna rambutmu. Sangat terlihat cocok dengan warna matamu," sahutku mencoba untuk membela ibu dari anak tadi.

"Benarkah, Kak? Kalo seperti itu, tidak jadi pinjem deh rambutnya," bales anak tadi polos. Ini salah satu kepolosan anak kecil yang membuat aku ingin mengigitnya gemas.

Dan yeah, akhirnya pekerjaanku telah selesai, dan waktunya mencari bahan makanan terus pulang. Aku lebih suka memasak makanan sendiri dari pada membeli makanan jadi. Setiap pulang bekerja, aku selalu mampir ke pasar untuk membeli bahan makanan yang tentu lebih murah dan sehat. Sudah dikatakan sebelumnya, aku ini wanita sederhana yang harus menghemat uang untuk kebutuhan lain, dan untuk transportasi selalu menggunakan sepeda ramah lingkungan.

Seperti itulah kehidupan yang dijalani setiap harinya. Di hari-hari biasa akan bekerja, dan di minggu pagi akan sedikit bersantai.

Minggu pagi.

Minggu pagi di New York sangatlah ramai apalagi di depan flatku. Banyak orang berolahraga dengan pasangan masing-masing, atau dengan hewan peliharaan dan ada juga yang berolahraga sendiri. Memang cuaca pagi ini sangatlah menenangkan dan menyegarkan, cocok untuk berolahraga atau sekedar jalan-jalan.

Aku punya cara sendiri untuk menikmati pagi yang sempurna. Menikmati secangkir coklat panas sembari menonton orang-orang berolahraga, dan itulah rutininitas minggu pagi yang sudah tiga tahun ini terlalui dengan penuh suka cita.

Setiap hari minggu aku cuti dari mengantar koran pagi, karena penting untuk menikmati minggu pagi dengan bersantai tanpa melakukan aktivitas apapun. Hanya minum coklat panas, dan menonton orang berolahraga.

Meski setiap minggu pagi aku cuti dari mengantar koran, tetap saja saat menjelang siang aku pergi bekerja di kedai ice cream Mrs. Leah. Akan ada banyak pengunjung datang untuk membeli ice cream di hari minggu, apalagi letak kedai yang dekat dengan taman kota. Aku tidak tega jika membiarkan Mrs. Leah bekerja sendiri di hari minggu. Dari pada menghabiskan hari minggu tampa kegiatan produktive, apa salahnya membantu Mrs. Leah dan menghasilkan uang lebih.

Kegiatan santaiku terhenti sejenak saat aku mendengar nada dering tanda telepon masuk dari handphone jadulku.

"Hello." Aku menjawab telpon dari sahabatku, Rose, sembari minum coklat panas. Seketika aku merasakan hangat yang membuat ketagihan untuk meminum lagi dan lagi.

"Hey, Nin. Have a great morning ehh?" Aku mengangguk, meski tahu Rose tidak akan melihatnya.

"You know me well, Baby. So whats up? Whats news for today?" tanyakuku sembari memalingkan wajah ke depan untuk melihat orang-orang berolahraga.

"Nothing, Nin, hanya saja kemarin aku membeli beberapa film terbaru. So, bagaimana kalau kita menghabiskan minggu sore dengan menonton?" ajak Rose semangat. Membuat aku tersenyum, dan kembali mengangguk.

"Apa aku pernah menolak? Tentu saja, datanglah pukul 5 sore, dan pastikan filmmu itu cocok denganku." Aku menjawab ajakan Rose setelah merasakan kembali coklat panas.

"Okay nice to hear that. So see you at 5 pm, babaye."

"Okay see you too."

You Got Me (Justin Bieber)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang