"terimakasih Paman Bibi..." kata Beam dan Forth. Forth memeluk Beam yang menangis

"sudah sayang nanti kamu keliatan jelek kalo menangis.." kata Forth menggoda yang mendapatkan pukulan ringan dari Beam di dadanya

"hhheeemmm...lakukan dikamar nanti.." kata Paman Yeo berdehem ketika melihat Forth yang hendak mencium bibir Beam membuat wajah Beam kembali merona. Beam Forth tersenyum malu lalu bergabung dengan Paman Bibi di meja makan

Beam membungkam mulutnya karena merasa mual dan seperti ada yang bergerak di dalam perutnya

"Beam kamu gak papa..? tanya Forth khawatir

"aku gak papa..mungkin karena kecapean dan stress banyak pelajaran.." jawab Beam meneguk air putih hangat yang Bibi Mei berikan

"Forth sebaiknya kamu ajak Beam ke dokter.." kata Paman Yeo

"Beam gimana sudah merasa baikan..? tanya Forth mengelus punggung Beam lembut

"eeemm.." Beam mengangguk "maaf Paman Bibi sudah merusak suasan.." Beam menunduk sopan

"jangan bilang seperti itu nak..kami bahagia kamu bisa meluangkan waktu untuk datang kemari bersama Forth..." kata Paman Yeo

"iya Beam sebaiknya kamu makan terus pergi istirahat.." sambung Bibi Mei

Mereka pun menikmati makan siang mereka
Beam dengan wajah bahagia menyantap buah jeruk yang sedikit asam tanpa merasa asam sedikitpun hal itu pun membuat Bibi Mei mengamati Beam dan setelah makan siang Beam berterima kasih lalu menuruti perintah Forth untuk istirahat di kamar

"sayang..." Forth mengelus perut Beam membuat Beam merasa tenang

"Forth kenapa kamu mengelus perutku..? tanya Beam heran

"gak tau..aku suka saja mengelus perut kamu.." jawab Forth masih mengelus perut Beam hingga Beam tertidur

Forth mengecup kening dan menyelimuti tubuh Beam yang sudah tertidur lalu keluar kamar membiarkan Beam istirahat

"Forth...gimana keadaan Beam..? tanya Bibi Mei khawatir

"Beam tertidur Bi..mungkin karena stress pelajarannya sehingga dia kurang istirahat.." jawab Forth

"apa mungkin Beam itu hamil..? tanya Bibi Mei lagi membuat Forth dan Paman Yeo tersedak air teh hangat yang mereka minum

"kamu ini ada-ada aja.." kata Paman Yeo meletakan cangkirnya "bagaimana mungkin dia hamil..dia kan seorang pria.." sambung Paman Yeo yang mendapatkan pukulan dari istrinya

"jangan kenceng-kenceng nanti Beam dengar dia bisa sedih..." kata Bibi Mei

Forth hanya diam tapi entah kenapa Forth tersenyum ketika Bibi Mei bilang bahwa kemungkinan Beam mengandung. Forth segera menggelengkan kepalanya merasa mustahil jika yang di katakan Bibi Mei itu benar

Forth pun berbincang-bincang dengan Paman dan Bibinya sejenak melupakan pelajarannya di kampus dan masalahnya dengan keluarga kandungnya sendiri

Hari pun semakin sore Forth dan Beam pun pamit untuk pergi kerumah Ibunya Forth
Beam yang merasa lebih baik pun menyetujui ajakan Forth untuk mengunjungi Ibunya

Melihat Beam menyukai buah-buahan Bibi Mei pun membawakannya untuk Beam
Mereka pun berpamitan lalu pergi meninggalkan kediaman Paman Yeo dan Bibi Mei. Di sepanjang perjalanan Beam mengamati kekasihnya itu

"Beam..kamu kenapa sayang...? tanya Forth tangan satunya menyentuh pipi Beam yang terlihat merah

"Forth..."

"iya sayang...? Forth mengamati Beam yang terlihat sedih "hheeyy sayang kenapa kamu menangis...? Forth segera meminggirkan mobilnya lalu memeluk Beam yang menangis tanpa sebab

Forth menenangkan Beam yang menangis "aku takut Forth..." kata Beam di isak tangisnya

"sayang..gak ada yang perlu di takutin selama aku ada disampingmu.." Forth menghapus air mata Beam lalu mencium bibir Beam kilat

Merasa mual Beam pun segera mencari kantong plastik kosong
Forth yang melihat itupun segera membantu Beam memijat tengkuk Beam

"sayang aku antar kamu ke dokter..." kata Forth membantu Beam mengelap bibir Beam dan memberikan air hangat

"aku gak papa Forth..aku hanya banyak pikiran.." kata Beam tersenyum "Forth..bisa kamu mengelus perutku lagi seperti tadi..?

"tentu sayang..." Forth pun mengelus perut Beam

Entah kenapa setiap kali Forth mengelus perutnya Beam merasa tenang bahkan sesuatu yang bergerak di dalam pun menjadi tenang hingga Beam tidak merasa mual
Setelah merasa lebih baik Beam pun menyuruh Forth untuk menjalankan mobilnya namun dengan kondisi AC mobil dimatikan dan membuka jendela mobil karena hal itu membantu Beam mengurangi rasa mual dan pusingnya

Setelah hampir 40 menit mereka pun tiba dirumah Ibunya Forth "sayang bangun kita sudah sampai.." Forth membangunkan Beam yang tertidur

Beam membuka matanya. Forth membantu Beam melepaskan sabuk pengamannya dan membantu Beam keluar mobil
Beam melihat kearah Forth dan rumah yang sangat besar dan mewah di depannya

"kita dimana Forth..? tanya Beam dengan nada yang sedikit takut dan tangannya yang segera meraih tangan Forth

"nanti kamu juga tau.." jawab Forth tersenyum mencium kepala Beam lalu menggandeng tangan Beam masuk

Beam berjalan enggan melepaskan tautan tangannya dengan tangan Forth karena ada beberapa bodyguard dan security yang memiliki badan cukup besar yang menyapa keduanya

Forth membuka pintu dan disambut oleh beberapa asistennya dan seorang gadis remaja yang berlari memeluk Forth membuat tangan Beam dan Forth terpisah

"P'Forth...kenapa lama sekali..? tanyanya dengan nada manja "aku kangen sama Phi.." sambungnya

"Phi juga kangen..." kata Forth "maaf Rin tadi kakak iparmu sedikit gak enak badan.." jawab Forth melihat kearah Beam yang diam menatap mereka bingung

"uuuiihhh..ternyata calon kakak iparku tampan juga.." kata gadis remaja yang bernama Rin tersebut dengan senyum ceria "P'Beam senang bertemu denganmu.." sambung Rin memeluk Beam

"senang juga bertemu denganmu Nong.." Beam tersenyum namun matanya penuh pertanyaan

"Beam ini Rin adikku..adik kandungku.." kata Forth yang menyadari Beam sedikit kurang nyaman pun segera memperkanalkan siapa Rin kepada Beam

"P'Beam kapan Phi mau putus dengan P'Forth..?

Pertanyaan Rin membuat Beam dan Forth melihat kearah Rin yang menatap Beam dengan wajah serius

TBC

Thanks for reading
🙏🙏🙏🙏🙏🙏
❤❤❤❤❤❤

you're mine Where stories live. Discover now