Xi Xi mengangguk.
"Gadis kecil, Du Herb Hall ini tidak dapat dibandingkan dengan Liontin itu. Bahkan ini tak mencapai setengah keistimewaan Liontin milikmu. Apa kau tak menginginkan hal lain?" ucap Tetua Du jujur, memang Du Herb Hall terlalu kecil jika dibanding Liontin Giok Biru.
"Tidak, aku ingin itu. Jika aku tidak dapat menyembuhkan Tuan Putri, Liontin ini milikmu dan aku akan bekerja dibawahmu. Jika aku bisa menyembuhkannya, Du Herb Hall beserta isinya akan menjadi milikku, termasuk anda juga. Anda akan menjadi orangku. Bagaimana?" ucap Xi Xi penuh percaya diri.
Tetua Du terdiam mendengar taruhan Xi Xi, ini sangat menguntungkan jika dia menang, dan jika dia kalah pun, dia tetap akan untung. Karena dibelakang Du Herb Hall ada pemilik Liontin Giok Biru. Jadi tak ada yang akan berani mencari masalah dengan Du Herb Hall.
"Baiklah aku setuju." putus Tetua Du.
Xi Xi mengangguk puas. Xi Xi dan Tetua Du keluar dari pondok. Diluar pondok, JingHuan yang khawatir dengan keadaan Xi Xi langsung meloncat kepelukan Xi Xi begitu keluar dari pondok.
'Apa nyonya baik-baik saja? Apa nyonya terluka? Jika terluka aku akan menyingkirkan orang yang melukaimu. Nyonya jangan diam saja, bicaralah.' ucap JingHuan dalam satu tarikan nafas.
Xi Xi terkekeh pelan melihat JingHuan mengkhawatirkannya. Xi Xi mengusap kepala JingHuan pelan. Dia sangat senang ada yang memperhatikannya. Saat di dunia modern, dia tidak pernah mendapatkan kasih sayang, karna orangtuanya sudah meninggal saat dia kecil. Dan dia hidup sendiri.
Orangtuanya terbunuh saat menjalankan misi, dia sangat marah saat itu dan bergabung dengan organisasi rahasia, dan dia membalas dendamya pada pembunuh orangtuanya. Diusia 15 tahun dia sudah mendapat gelar pembunuh kecil. Dia sangat hebat dalam racun, beladiri, dan senjata apapun. Dia bahkan dapat menciptakan racunnya sendiri, dan hanya dia yang bisa membuat penangkalnya. Sampai akhirnya dia keluar dari organisasi dan menciptakan organisasinya sendiri.
'Aku baik-baik saja.' balas Xi Xi.
Xulin dan penjaga toko menghampiri Tetua Du.
"Tuan Tetua Du." Xulin membungkuk hormat.
Penjaga toko melihat sekilas Xi Xi lalu menatap Tetua Du.
"Apa yang Tuan diskusikan?" tanya penjaga toko.
"Sahabatku, bisakah kau tak memanggilku tuan? Kita sudah berteman dari kita belum menjadi apa-apa, apa kau tahu kalau aku tidak senang jika kau memanggilku seperti itu?" ucap Tetua Du kesal.
"Hahhh.. Kau itu adalah pemilik toko ini dan aku hanya bekerja dibawahmu. Jadi wajar kalau aku memanggilmu begitu." bela penjaga toko.
"Jika tak ada kau, toko ini tak akan maju seperti sekarang, jadi buang panggilanmu itu."
Penjaga toko menghela nafas pelan, dia tak bisa membantah sahabatnya itu yang keras kepala. Xi Xi hanya diam melihat sepasang sahabat yang sedang berdebat. Xi Xi sedikit bingung melihat hal itu. Tetua Du melihat Xi Xi yang sedikit bingung mulai menjelaskan.
"Gadis kecil, dia adalah sahabatku dan termasuk orang dibelakang Du Herb Hall, Penatua Li." jelas Tetua Du.
Xi Xi hanya mengangguk. Saat Tetua Du ingin berkata lagi, seorang pelayan berlari tergesa-gesa kearah mereka.
"Salamku pada Tuan Tetua Du dan Penatua Li." hormat pelayan itu.
"Ada apa?" tanya Penatua Li.
"Tuan Putri mengamuk Penatua."
"Antar kami kesana." ucap Tetua Du.
Mereka pergi keruangan sang Putri. Saat mereka sampai didepan ruangan, mereka mendengar suara teriakan marah sang Putri, bahkan ucapan yang tak pantas terucap dari mulut sang Putri.
YOU ARE READING
Wu Xi Xi
Historical FictionXi Xi, gadis cantik dan cerdas. Dalam sekali gerakan, dia dapat menghancurkan seluruh kota. Tapi, karena pengkhianatan dari anak buah yang dipercayainya, dia meninggal ditangan anak buahnya sendiri. Tapi Dewa memberinya kesempatan untuk hidup kembal...
