Darryl dan Kisahnya pt. 2

2.2K 392 61
                                    

"Woi Ryl." Darryl yang masih tenggelam dalam pikirannya sendiri tidak menyadari bahwa seorang perempuan sudah berdiri di depannya sambil membawa proposal Gudang Musik, acara tahunan yang diadakan Departemen Seni fakultasnya.

"Woi Darryl Dian Dongo!" geregetan, Yasmin segera menampar pelan pipi Darryl dengan proposal di tangannya.

"Eh sorry. Kenapa, Min?" Darryl segera mengalihkan perhatiannya ke perempuan di depannya itu.

"Nih. Proposal gudmus udah ditandatangan sama kabem. Lo ke bu Suci gih."

"Kenapa nggak lo sekalian yang minta ke bu Suci?"

"PROJECT OFFICERNYA LO, DONGOOO," Yasmin semakin geregetan. "Lo kalo emang ga sanggup jadi PO bilang sama kak Shila dari awal. Jangan karena lo demen sama kak Shila semua permintaan dia lo iyain aja."

"Apaan sih gue nggak demen sama kak Shila."

"Pager FT juga udah tau kisah maba nganterin pulang tibum paling galak waktu ospek." Ucap Yasmin.

"Gue males ketemu bu Suci." Jawab Darryl masa bodoh kemudian kembali memusatkan perhatian kepada Laporan Penelitian di depannya.

"Ryl, gue tau lo masih sakit hati kak Shila jadian sama kak Faris. Tapi itu udah 3 bulan yang lalu, Ryl. Masa masih aja sih sakit hati lo nggak sembuh-sembuh?"

"Belom ada orang yang bisa nyembuhin, Min."

"Lo bisa self-healing, Darryl." Yasmin memberikan pendapat. "Naik gunung kek, gitaran kek, karaoke kek, ngapain kek. Apa susahnya sih self-healing?"

"Gue nggak bisa disamain sama lo yang bisa langsung sembuh, Min. Kasus lo dan kak Faris beda sama kasus gue dan kak Shila."

"Apa bedanya sih? Sama-sama ditinggal pacaran juga kan?" Yasmin membuka bungkus beng-bengnya. Terlalu lapar untuk mendengar Darryl mengeluh soal kisah cintanya yang kurang lebih sama dengan apa yang terjadi pada Yasmin.

"Inget, Ryl. Berani jatuh cinta berarti berani menerima segala resiko yang terjadi. Kecewa itu konsekuensi, bahagia itu bonus. Lo harus siap sama segala resikonya. Setelah lo menerima konsekuensinya kayak sekarang, tinggal keputusan lo untuk terus berpegang pada sesuatu yang menyakitkan atau melepas sesuatu yang menyakitkan lo itu. Buka hati lo buat orang lain, Ryl."

Darryl terkesiap mendengar ucapan Yasmin. Membuka hati untuk orang lain? Darryl sudah pernah melakukannya. Tapi bayang-bayang Shila masih terus muncul di pikiran Darryl. Terlebih, setiap hari dia harus melihat kos-kosan Shila yang berada di seberang kos-kosannya yang kadang menimbulkan sedikit rasa aneh di dadanya. Entah rasa kecewa, marah atau menyesal, Darryl tidak tahu.

"Jangan lupa tuh lo bawa ke Bu Suci. Gue balik dulu. Udah mau ujan." Yasmin berjalan meninggalkan Darryl sendirian.

"Yasmin" Darryl memanggil Yasmin membuat perempuan berambut sepunggung itu memutar balikkan badannya. "Bawa aja nih jaket gue. Anginnya kenceng banget."

"Ini jaket udah lo pinjemin ke berapa cewek?"

"Banyak tanya. Udah pake aja." Jawab Darryl kemudian menyerahkan hoodie hitamnya kepada Yasmin.

"Gue balikkin ming—"

"Nggak usah dibalikkin. Buat lo aja." Ucap Darryl kemudian kembali menenggelamkan diri pada Laporan Penelitiannya.
**
Darryl sibuk mondar-mandir sambil berkomunikasi lewat HT, memastikan semua acara Gudang Musik hari itu berlangsung lancar dan tidak ada kendala. Darryl sudah tidak peduli keadaannya yang penuh keringat dan rambutnya acak-acakkan, yang penting acaranya itu berlangsung dengan baik.

"Siniin HT lo." tangan Yasmin terulur di depan Darryl mengambil HT yang dari tadi dipegangnya. "Minum dulu nih. Haus kan lo?"

Darryl menerima sebotol minuman dingin dari tangan Yasmin dan langsung meneguknya habis-habisan. Presensi Yasmin bagaikan anugerah terindah yang pernah Darryl terima dari Tuhan. Darryl belum istirahat barang semenit pun semenjak gate masuk mulai dibuka.

Kosan Babeh (ON HOLD)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz