Always Back To You

3.4K 217 76
                                    



Haehyuk

.

OS/BL

.

.

"Shit!"

Hyukjae menendang ban mobilnya yang kempes. Sekali lagi mengumpat karena kakinya yang terbalut sepatu kulit justru terasa nyeri setelahnya. Berkacak pinggang, Hyukjae menghela nafas kesal. Cuaca sangat panas tapi mobilnya justru membuat masalah ditengah jalanan sepi seperti ini. Melepas jas kerjanya, Hyukjae segera mengambil dompet dan ponselnya didalam mobil. Setelah mengaktifkan pengaman ia berjalan pergi meninggalkan audinya begitu saja.

Hyukjae memutuskan untuk berjalan kaki. Diam di tempat tak akan memecahkan masalah. Ia kembali melihat ponselnya, masih tak ada sinyal yang tertangkap. Ia melihat jalanan, tak ada tanda-tanda kehidupan. Wajahnya yang memerah karena kepanasan semakin merah karena menahan kesal.

Terima kasih untuk sepupu tercintanya, yang justru akan melaksanakan pernikahan dikampung halaman. Yang begitu jauh dari peradaban. Yang bahkan mungkin tak tertera dipeta. Dan yang kini sukses membuatnya berjalan diaspal panas dengan kemeja yang sudah basah oleh keringat. Gomawo sepupu!

Padahal Hyukjae harus berkorban banyak untuk sampai ditempat ini. Ia yang bekerja dibidang akuntan tak bisa dengan mudah mengambil hari libur. Ia rela lembur berhari-hari demi mendapat cuti dari atasannya. Ia rela menguras tabungannya untuk membelikan tiket perjalanan liburan sebagai hadiah pernikahan. Ia bahkan rela tak mandi tadi pagi demi sampai kerumah bibinya lebih awal. Tapi lihat apa yang ia dapat sekarang?!

Seperti itulah hidup, selalu tidak adil.

"Mwoya!"

Seruan jengkel itu terdengar saat iris hitamnya melihat tali sepatu pantofelnya lepas. Hal sepele memang, tapi coba jika itu terjadi setelah kau sudah cukup melalui hari yang berat. Yakin, itu akan membuatmu ingin membakar rumah seseorang.

Berjongkok di pinggir jalan, Hyukjae dengan jengkel mencoba menalikan kembali sepatunya. Dan entah karena ia yang sudah kelelahan atau memang rasa jengkel yang sudah menguasahi, tali sepatunya tak bisa terpasang dengan benar tak peduli berapa kali ia mencoba. Hal itu membuatnya sama sekali tak sadar jika dari kejauhan sebuah mobil datang dengan kecepatan tinggi. Melewatinya, membuat debu berterbangan dan begitu mengagetkan Hyukjae. Umpatan serta sumpah serapah terasa percumah karena mobil itu menghilang dengan kecepatan tinggi. Meninggalkan Hyukjae yang semakin kucal karena debu dimana-mana.

"Dimana sopan santun semua orang?! Atau setidaknya tawarkan tumpangan untukku brengsek!"Omelnya membahana meski percumah, bahkan bayangan mobil itu sudah tak terlihat.

Hyukjae mengerang frustasi setelahnya. Menedang-nendang udara sebagai cara untuk meluapkan amarahnya. Meski hanya berakibat sebaliknya, ia menjadi semakin kesal. Apalagi saat ia melihat jalanan lurus nan sepi didepannya. Mengingatkannya kembali jika perjalananya masih sangatlah panjang.

Tapi tunggu dulu, Hyukjae terdiam. Ia tersadar akan sesuatu. Mobil tadi, sepertinya tak asing?

.

.

.

Matahari hampir tenggelam saat Hyukjae akhirnya melihat pekarangan luas rumah bibinya yang terlihat ramai. Dengan wajah kucal, tubuh kotor, dan pakaian berantakan, ia terkapar di sofa besar rumah bibinya. Sudah tak dipedulikan lagi tatapan aneh para tetangga bibinya yang ada disana. Ia berjalan kaki hampir empat kilo jauhnya, demi Tuhan! Apa yang kau harapkan darinya? Senyuman manis penuh keceriaan? Mimpi saja!

OSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang