"Tidak ada apa-apa ayah. Ohh.. Ini ayah, tadi ada orang yang membeli tungku." gadis yang bernama lengkap Gu Ming Yu memberikan uang Xi Xi ke ayahnya.

Gu Yao menerima uangnya dan menepuk pundak Ming Yu pelan lalu pergi kedalam ruangan toko. Ming Yu pergi kedalam menyusul ayahnya, tapi sebelum pergi dia menoleh kearah Xi Xi pergi tadi.

'Kau sangat mirip dengannya.' batin Ming Yu.

Xi Xi melompat sangat cepat, JingHuan dibelakang kewalahan mengejar Xi Xi. 'Nyonya, bisakah kau melompat pelan sedikit? JingHuan sudah lelah. Apakah nyonya tak kasihan dengan peliharaan nyonya yang lembut ini?' rajuk JingHuan.

'Kita harus cepat, aku tak suka buang-buang waktu.' balas Xi Xi menambah kecepatan melompatnya. Xi Xi dan JingHuan terus melompat sampai mereka berada dihalaman pondok.

JingHuan dan Xi Xi memasuki pondok. JingHuan merubah diri ke bentuk manusia lalu merebahkan diri diranjang Xi Xi. Xi Xi yang tak memperdulikan JingHuan yang tidur seenaknya diranjangnya berjalan mendekati meja.

Xi Xi meletakkan tungku dan tanaman obat dimeja, lalu mengambil buku di ranjangnya. JingHuan yang merasa ada yang mendekat membuka matanya dan melihat Xi Xi yang berdiri disamping ranjang.

"Apa nyonya mau tidur seranjang denganku?" tanya JingHuan yang mendapat tarikan dibajunya dan terlempar menabrak dinding.

"Asshh.. Nyonya sangat tega melemparku. Punggungku hampir patah." ringis JingHuan.

Xi Xi yang tak peduli hanya mengambil buku dan berjalan kembali ke meja. Dia membuka buku dan membaca tentang pembuatan pil.

"Kemari." perintah Xi Xi

JingHuan menurut dan mendekati Xi Xi sambil menggosok pinggangnya. Setelah JingHuan berdiri didepan Xi Xi.

"Sekarang ajari aku." ucap Xi Xi datar tanpa menoleh kearah JingHuan.

JingHuan hanya mendengus kesal, tapi tak berani menolak kemauan Xi Xi. JingHuan mengajari Xi Xi dengan pelan-pelan agar tak membingungkan nyonyanya.

"Pertama nyonya harus menciptakan api dari energi nyonya, pusatkan energi nyonya pada tangan nyonya dan jentikkan jarimu, api akan muncul jangan terlalu kecil atau terlalu besar, pil akan gagal. Jadi nyonya harus mengendalikan apinya."

Xi Xi memusatkan energinya pada tangannya dan menjentikkan jarinya, sebuah api muncul ditelunjuknya.

"Arahkan ketungku."

Api terlempar kearah tungku, tidak kecil atau besar. JingHuan sangat kagum dengan keahlian nyonyanya ini. Dalam sekali percobaan berhasil tanpa cacat.

"Kedua, nyonya harus memasukkan tanaman obat yang nyonya beli. Ketiga, kumpulkan energi nyonya pada tanaman lalu bagi tiga bagian dan arahkan pada tanaman obat. Pil akan berhasil, tapi mungkin tak langsung kualitas tinggi, karena nyonya baru belajar membuat pil."

Xi Xi melakukan sesuai intruksi JingHuan, berfokus pada pembuatan pil. Xi Xi mengumpulkan energinya, membagi tiga bagian dan mengarahkan ketanaman di dalam tungku.

Sebuah energi kuat menguar didalam tungku dan merespon energi Xi Xi dan mengelilingi tanaman obat, cahaya putih memenuhi tungku. Beberapa detik kemudian cahaya meredup, beberapa pil ungu berada dalam tungku.

Xi Xi mengambilnya dan meletakkan di dalam mangkuk diatas meja. JingHuan terkejut melihat pil didalam mangkuk.

"Pil ungu." gumam JingHuan yang dapat didengar Xi Xi.

Xi Xi mengangkat sebelah alisnya. JingHuan menjelaskan tentang pil. Pil terdapat tingkatnya, Hitam, Merah/Merah muda, Oranye, Kuning, Hijau, Biru, Ungu, Dan putih(yang tertinggi). Pil dapat memperkuat energi dan membantu kultivasi tapi tidak dapat membantu menerobos karna itu ada pilnya sendiri.

Jika memakan pil, badan akan lebih ringan dan energi dapat terkendali. Tapi setiap pil selalu ada resikonya, terlalu banyak resiko akan berbahaya pada tubuh dan energi.

Xi Xi mengangguk mengerti. JingHuan mengambil satu pil dan menelannya. Setelah pil masuk ketenggorokannya, JingHuan melebarkan matanya. Seluruh badannya terasa ringan dan segar. JingHuan menatap Xi Xi yang duduk tenang dikursi.

"Nyonya adalah seorang jenius. Tanaman obat 90%, Energi 95%, Resiko 5%. Nyonya benar-benar jenius langka." puji JingHuan.

Xi Xi sebenarnya sangat kaget, tapi itu dia sembunyikan dibalik topeng ketidak peduliannya. Xi Xi mengambil mangkuk dimeja.

"Ada 5 pil tersisa. kita akan pergi ke kota untuk menjual mereka (pil)." ucap Xi Xi.

Xi Xi berjalan keluar dan berdiri dipagar pondok, dia menatap langit yang mulai menggelap. Mata Xi Xi dipenuhi sinar bahaya, aura membunuhnya menguar dan membuat binatang-binatang malam pergi menjauh dari halaman pondoknya, tak terkecuali JingHuan yang berada dibelakangnya, menggigil ketakutan merasakan aura pembunuhnya.

"Nyonya." panggil JingHuan hati-hati.

Aura pembunuh Xi Xi menghilang perlahan, dan mengganti dengan wajah datar seperti biasanya. Xi Xi berbalik dan melihat JingHuan.

"Apa nyonya dulu mengalami ketidak adilan?" tanya JingHuan serta mengatur ketakutannya.

Sebenarnya JingHuan sudah tahu keadaan Xi Xi, tapi dia tidak tahu keseluruhannya. Saat pertama kali bertemu dengan nyonyanya dia sempat melihat pikiran nyonyanya. Nyonyanya mengalami banyak ketidak adilan.

Xi Xi hanya memandang JingHuan tanpa berniat menjawab. JingHuan memandang Xi Xi serius.

"Aku akan membantu nyonya balas dendam ke orang-orang yang pernah menyakiti nyonya. Aku akan membunuh mereka semua, tidak, aku tak akan memberi kematian yang mudah." ucap JingHuan yakin.

Mendengar ucapan JingHuan hati Xi Xi sedikit melembut, dia tersenyum ke JingHuan. Xi Xi berjalan kearah JingHuan dan berhenti selangkah didepan JingHuan. Xi Xi bisa dikatakan pendek, dia hanya sampai leher JingHuan.

Tangan Xi Xi terangkat dan mengusap lembut kepala JingHuan, JingHuan terkejut dengan apa yang dilakukan Xi Xi. Lalu Xi Xi mengusap kasar kepala JingHuan dan berlalu meninggalkan JingHuan diluar. Xi Xi masuk kedalam dan berjalan kearah ranjang dan mengambil buku disebelahnya.

Xi Xi membaca tentang pil Pemurnian jiwa, dia ingin membuatnya. JingHuan yang kesal karena Xi Xi yang mengacak rambutnya mengikuti nyonyanya dan duduk dimeja, menyilangkan kakinya dan menyangga dagunya dengan tangan kirinya, dia menatap Xi Xi yang fokus membaca.

"Nyonya." panggil JingHuan

Xi Xi menoleh kearahnya.

"Aku ingin berkultivasi untuk memulihkan kekuatanku."

"Kau bisa buat pelindung?"

JingHuan mengangguk

"Buat disekitar pondok, jangan sampai ada yang dapat memasuki pelindung itu. Aku juga akan berkultivasi." suruh Xi Xi.

JingHuan berdiri dan menutup matanya. Sinar emas menguar dari tubuhnya, sinar mengelilingi seluruh ruangan dan keluar mengelilingi seluruh halaman pondok. Sebuah penghalang yang kuat mengelilingi pondok, penghalang itu bagaikan dinding tebal yang menjulang keatas menuju langit.

Begitu kuat sampai anginpun tak bisa masuk kedalam penghalang. Setelah penghalang selesai, sinar emas meredup dari tubuh JingHuan. JingHuan membuka matanya dan menatap Xi Xi. Xi Xi sudah terbiasa dengan ini, karena dimasanya juga ada hal seperti ini, tapi itu sangat langka hanya orang tertentu yang bisa menciptakan penghalang seperti itu, salah satu orang itu adalah Xi Xi. Xi Xi juga dapat menciptakan penghalang, tapi tak sekuat ini, sepertinya dia harus belajar membuat penghalang yang kuat dari era ini.

"Nyonya, aku akan pergi. Aku menjamin tak akan ada yang bisa menembus penghalang ini. Hanya penghalang buatanku yang paling kuat dan kokoh." ucap JingHuan membanggakan diri sendiri.

JingHuan menghilang dan Xi Xi mulai berkultivasi.

Dua minggu berlalu

Xi Xi membuka matanya dan turun dari ranjang, berjalan kearah jendela. Xi Xi merasakan tubuhnya sedikit berbeda, dia mengedarkan energi keseluruh tubuhnya.

"Kaisar beladiri menengah." gumam Xi Xi.

Dia mengusap wajahnya pelan, dia merasa wajahnya ada yang berbeda. Dia mengambil cermin dan melihat ada yang berbeda dengan dirinya.

Astaga..

Wu Xi XiWhere stories live. Discover now