Satu

29.3K 167 21
                                    

Alma memilih diam mendengar keputusan dari kedua orang tuanya yang menyatakan bahwah dirinya dan Nathan pria yang sekarang duduk tepat di depannya itu adalah pria yang nantinya akan menjadi suaminya setelah lulus kuliah.

Sebenarnya Alma ingin menolak namun itu mustahil, Daddynya tidak pernah mau di bantah, spapun keputusannya itu yang harus diterimah.

Alma melirik sekilas pria yang baru pertama dilihatnya itu, "Tampan" satu kata itulah yang muncul di benak Alma tentang Nathan. Sepertinya dirinya tidak sial-sial amat.

+++

Tidak ada percakapan yang terjadi di dalam mobil, selesai acara makan malam antara keluarga Alma dan Natha, Nathan langsung ditugaska untuk mengantar Alma pulang, sedangkan kedua orang tua Alma langsung kebandara karena ada urusan bisnis. Seperti itulah keluarga Alma, Momy dan Daddynya sibuk dengan urusan bisnis di Luar Negeri sehingga membiarkan Alma tumbuh menjadi anak yang tidak mendapatkan perhatian sepenuhnya.

Nathan menghentikan mobil miliknya tepat didepan rumah mega bergaya minimalis dengan pekarangan yang luas.

"Tidak ingin mampir dulu?" Tanya Alma sebelum keluar dari mobil.

Nathan menatap Alma lembut, terseyum kearah gadis itu sehingga membuat jantung Alma berdebar hebat.

Untuk pertamakalinya mendapatkan tatapan seintens itu dari pria tampan seperti Nathan membuat Alma salah tingkah.

Meski sekarang sudah kuliah tingkat pertama namun Alma sama sekali belum pernah merasakan yang namanya pacaran. Alma terlalu pemalu sehingga tidak banyak pria yang mendekatinya. Parasnya yang cantik sakan terlupakan karena sifat pemalunya.

"Lain kali yah sayang" ucap Nathan lembut, tangannya membelai rambut Alma hingga membuat gadis itu seakan mati kutu.

Hal seperti ini adalah keahlian Nathan. Menaklukkan hati para gadis-gadis sangat mudah untuk seorang Nathan Gevaldo.

Nathan mendekatkan wajahnya, mencium lembut kening Alma yang masih terdiam.

Alma dapat merasakan aliran dingin pada sekujur tubuhnya, ciuman Nathan membuat jantungnya berdetak dua kali lebih cepat.

Nathan tertawa renyah menatap reaksi Alma yang benar-benar terlihat mati kutu, seperti ini pertamakalinya untuk Alma.

"Kok tegang gitu, baru cium di kening lo, belum juga bibir" goda Nathan sehingga membuat Alma menyemburkan rona merah di kedua pipinya.

Sekali lagi Nathan tertawa, reaksi Alma benar-benar lucu. Tanpa bertanya pun Nathan sudah dapat menebak kalau gadis didepannya itu belum pernah pacaran. Dan tentunya Nathan bersorak penuh kemenangan dalam hati, itu artinya belum pernah ada satupun yang pernah menyentuh gadis yang akan menjadi istrinya nanti. Dan Nathan sangat bersemangat untuk mengajarkan Alma bagaimana cara bermain yang baik diatas kasur nantinya. Ah rasanya Nathan sudah tidak sabar ingin melakukan hal seenak itu pada gadis polos miliknya.

Alma tertunduk malu, tidak tau harus berkata apa, marah atau bagaimana? Alma bingung, gadis itu memutuskan turun dari mobil namun belum sempat Alma turun, Nathan menahan lengannya.

Alma menoleh dan melihat kearah Nathan. Mencoba bertanya "kenapa" lewat tatapannya.

"Besok pulang kuliah jam berapa" tanya Nathan

"Jam 4"

Nathan mengangguk " aku jemput yah sayang" ujarnya.

Alma terdiam beberapa saat, namun kemudiam mengangguk.

"Yasudah, Good Night princes" ucap Nathan mencium pipi kiri Alma.

Lagi-lagi Alma diam, membiarkan apa yang Nathan lakukan, padahal ini baru pertama kalinya mereka bertemu, dan baru tadi kedua orang tuanya menyatakan akan perjodohan mereka dan Nathan, pria itu sudah berani menciumnya.

"Turun cepat kalau tidak ingin bibirnya juga dapat malam ini" ucap Nathan, matanya menatap intens bibir ranum milik Alma, benar-benar menggoda. Nathan tidak ingin terlalu buru-buru toh cepat atau lambat dia juga pasti akan mendapatkan itu, jangankan bibir Alma, dua melon yang berada dibalik bra gadis itu juga akan dinikmatinya dan tak terlupakan hutan gundul yang menyembunyikan sungai indah di dalamnya. Membayangkannya saja membuat Nathan membangunkan penisnya yang sedang beristirahat dibawah sanah.

+++

Nathan Pov

Setelah mengantar Alma pulang aku langsung ke klub, dimana Andre dan Dimas sudah menungguku di sana.

"Baru datang lo, dari mana saja?" Tanya Dimas padaku.

"Ada cewek nggak, lagi pengen nih" tanyaku tanpa menjawab pertanyaan Dimas.

"Gue punya, namanya Sinta, dia masih sempit banget, gue baru main sama dia kemarin" ucap Andre memberitahuku.

"Seriusan lo" tanyaku tidak percaya

"Serius gue, lo langsung kesana aja. Tuh anak butu duit makanya dia main sama gue. Nikmat banget bro ternyata" jelas Andre dengan wajah sumringan.

"Jangan bilang lo yang ambil" tanyaku dan Dimas bersamaan.

Andre membalas dengan tawa khasnya, membuat ku,  memandang iri terhadapnya. Memang kami bertiga sering melakukan hal tersebut namun selama ini kami belum pernah mendapatkan gadis perawan. Terkecuali Andre karena pria itu sudah melakukannya dengan Sinta, wanita yang katanya butuh duit.

"Beruntung banget lo" iri Dimas.

"Makanya lo pintar-pintar cari cewek, kalau perlu lo cari cewek anak SMP dihamin belum pernah dijajah tuh anak" sombong Andre.

Dimas terseyum kecut, sebelumnya Dimas memacari anak SMA dan sialnya ternyata anak SMA itu sudah pernah dinikmati orang lain sebelemnya.

Tanpa mau mendengarkan lagi penuturan sombong Andre, gue langsung cabut menuju rumah Sinta, kalau baru Andre yang menidurinya pasti gadis itu masih sempit. Bertukar pasangan memang sering kami lakukan, selama wanita itu mau kenapa tidak.

Tidak cukup 30 menit gue sudah,sampai alamat yang diberikan Andre, sebuah kos-kosan dan menurut gue ini menyenangkan, gue bisa bermain dengan puas tanpa takut orang tua dari perempuan itu pulang,yah seperti yang dulu-dulu gue lakukan.

Baru saja gue ingin mengetuk pintuh kamar kos Sinta ponsel gue tiba-tiba berdering.

Sial. Kata itu yang kuucapkan sebelum merongo kantong celanaku untuk mengambil ponselku.

Ternyata Nyokap yang menelfon,selalu saja nyokap mengganggi setiap kali gue ingin bersenang-senang.

"Halo Ma" jawabku.

"Nathan kamu dimana sekarang? Sudah mengantar Alma pulang"

"Iya Ma, sudah, mungkin tuh anak sudah ngorok sekarang di kamarnya"

"Kalau begitu sekarang kamu pulang, Mama ada urusan di Butik dan Papa kamu malam ini lembur"

"Yasudah, Mama kebutik saja, lagian ngapain Nathan pulang, toh rumah juga kosong kan"

"Dirumah ada Gina, baru saja tiba dari Amrik, untuk beberapa hari ini Gina akan tinggal di rumah, kamu pulang temani dia, pasti Gina takut sendiri di rumah"

Mataku langsung membulat mendengar nama Gina, Gina adalah anak dari adik bungsu Mama, sebetulnya sih tidak ada hubungan darah antara gue dan Gina. Gina bukan anak kandung Tante Muti, Gina hanya anak tiri yang sudah tante Muti anggap sebagai anak sendiri.

Dan jika kalian tanya tentang bagaimana gadis itu, jawabannya dia lebih dari kata cantik, tubuhnya ramping, kulitnya putih dan tentu dia sangat seksi.

Setelah mematikan sambungan telfon dari Nyokap aku langsung buru-buru pulang, kapan lagi dapat kesempatan berdua dengan Gina, menatap tubuh seksi Gina yang menggoda, terlebih dua melon yang menggantung indah ditubuhnya.

+++

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 25, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

YouWhere stories live. Discover now