[XXIII] Pinky Promise?

Start from the beginning
                                    

Asya yang lengah pun ditarik lengannya oleh Rayhan. Pria itu menaikkan dagu istrinya dan ciuman kecil untuk menyalurkan tomat ke mulut satu ke mulut yang lainnya pun terjadi. Asya mau tidak mau menelan tomat yang terlanjur masuk ke dalam mulutnya. Sepersekian detik, perempuan itu sadar telah diperdaya tingkah suaminya.

"Aku benci kamu, Mas! Nggak pake peluk-peluk aku malam ini." Dengus Asya kesal.

Rayhan tak habis akal untuk membujuk wanitanya yang sensitif ini, "Aku bisa aja peluk Suzy, Ca. Mumpung di Korea juga, 'kan," candanya. "Ooh. Apa sama Chorong aja, ya? Junsu suka dia tuh. Bisa pamer ke dia nanti,"

Asya melotot kaget. Fakta yang mengejutkan, sebab Rayhan mengetahui nama-nama idol K-Pop. Seharusnya Asya membiasakan diri untuk tidak men-generalisasikan sesuatu begitu cepat. Siapa bilang tentara seperti Rayhan tidak melek mata melihat cewek-cewek Korea Selatan yang mulus seperti artis K-Pop? Eeeh, tapi bukan itu permasalahannya! Suaminya itu sudah dengan kurang ajarnya berniat selingkuh dengan wanita lain!

Dengan cepat, Asya menjepit mulut Rayhan dengan jemarinya. "Mana mau mereka sama Mas? Dapet aku aja, harusnya kamu bersyukur, ya. Kamu mah sama corong minyak aja," nyinyir Asya.

Rayhan hanya cekikikan mendengar kalimat pedas khas Asya terlontar begitu saja karena cemburu.

"Jahat banget ini mulut," tukasnya sebelum melayangkan ciuman di bibir Asya. "Tapi aku suka," lanjut Rayhan.

Asya melempar tatapan geli karena Rayhan dan gombalannya itu merasuk menjadi satu kembali. Dia pun menarik ujung kaos suaminya, "Yuk, katanya mau mancing, Mas?" ajaknya.

"Oh iya, Mas hampir kepikiran buat bawa kamu balik ke kamar aja. Jadi lupa," Rayhan menautkan jemarinya dengan milik Asya, menggandeng tangan hangat yang menjadi kesukaannya akhir-akhir ini.

Setelah naik Feri Seongsanpo, Asya dan Rayhan dihantarkan menuju perahu memancing yang terdapat restoran juga di dalamnya. Mereka menyewa alat memancing dan membeli umpan berupa cacing. Untunglah, Rayhan dengan otaknya yang cemerlang itu bisa terpakai, karena kemampuan bahasa koreanya sangat berguna saat ini.

"Oppa-ya! Saranghae," celetuk Asya dengan membuat ekspresi imut yang dibuat-buat. [Mas! Aku cinta kamu].

Rayhan mendorong kepala istrinya pelan dan mengusap wajah cantik itu dengan gemas, "Arra," [Aku tahu]. Dia pun mendekap tubuh Asya dan berjalan ke sisi kapal untuk memancing. Suatu pemikiran usil muncul di otaknya, "Ca, taruhan yuk."

Asya menoleh, menatapnya kebingungan. "Ha? Taruhan apa? Dosa atuh, Mas."

Sisi kompetitif Rayhan sedang menggebu saat itu, "Ayo taruhan. Siapa yang mancing paling banyak, bisa dapetin satu permintaan. Dia yang mancing paling dikit, yang harus ngabulin permintaannya. Gimana?"

Ow, ow. Jangan dikira Asya adalah gadis- eh wanita yang cemen. Meski belum pernah memancing seumur hidupnya, dia tidak mau mengalah dalam tantangan apapun. Let's fight until it ends!

"Deal!" Dengan menautkan jari kelingking masing-masing, mereka pun setuju untuk berlomba dalam memancing ikan terbanyak. Rayhan pun menyediakan dua ember terpisah untuk hasil tangkapannya dan Asya nanti.

Meski saat ini keduanya bersaing, Rayhan tidak ingin melewatkan momen untuk bersikap manis pada istrinya. Dari gelagatnya, sudah jelas Asya kebingungan memasangkan umpan pada kail.

Dia pun bergerak mendekati istrinya dan mencolek hidung mancung itu dengan gemas. "Sini Mas bantu," sahut Rayhan tepat di telinga kanan Asya. Jantung Asya berdebar-debar bukan main karena bukan hanya berbisik dengan lembut, Rayhan pun mulai memasangkan umpan di kail dengan posisi memeluk figur Asya dari belakang. Asya tidak siap dengan serangan skinship yang mendadak itu!

Would You Still Love Me The Same?Where stories live. Discover now