Belum merasa puas, Luke mendorong kuat meja kaca yang di atasnya terdapat beberapa bunga hingga berguling, beberapa pot bunga yang berada di atasnya pun ikut terjatuh dan hancur.

Luke mengambil 2 pot berisi melati dan mawar, tanpa berucap Luke membanting pot itu ke lantai.

Exel memejamkan matanya, sepertinya pangeran nya itu memiliki sebuah masalah yang di pendam dalam hatinya, tidak seperti biasanya Luke bersikap seperti ini.

Semoga saja Queen Klarisa tidak memantau bunga nya. Ujar Exel dalam hati.

"LUKE!!'' Sebuah suara menggema di ruangan kaca ini, gerakan Luke terhenti ketika mengetahui pemilik suara ini. Exel memejamkan matanya seraya meringis, pangeran nya dalam masalah.

Luke menoleh. "Apa?" Tanya Luke dengan nada santai seakan dirinya tidak merasa telah melakukan sesuatu yang membuat Queen Klarisa marah besar padanya.

''Kau masih bertanya?! Setelah apa yang sudah kau lakukan." Ujar Queen Klarisa.

Luke mengedikan bahunya acuh.
"Aku tidak suka bunga, jadi aku merusaknya saja."

"Bunga yang kau rusak itu bunga ibu Luke!" Queen Klarisa menatap Luke berang.

"Ibu, suasana hatiku sedang tidak baik. Jadi biarkan aku merusak semua bunga ini." Ujar Luke, tangan nya terukur untuk mengambil satu buah pot bunga.

Namun, sebelum Luke dapat menyentuh pot bunga itu. Queen Klarisa menarik paksa baju Luke sehingga tubuh Luke ikut tertarik akibat tarikan kuat Queen Klarisa.

Queen Klarisa menarik Luke, setelah itu Queen Klarisa mendorong kuat Luke hingga pria itu terjatuh di atas ubin. "JANGAN SEKALIPUN KAU MEMASUKI RUANGAN INI, DAN JIKA AKU MELIHATMU MEMASUKI RUANGAN INI AKAN AKU PASTIKAN TUBUHMU BERADA DI DALAM TANAH!!" Pintu tertutup dengan keras hingga menimbulkan suara menggema.

Luke mengatupkan rahang nya, harga diri nya telah jatuh di depan pengawal dan pelayan istana. Queen Klarisa terlalu menyayangi bunga nya di banding kan putranya.

"Pangeran, kau tak apa?" Exel mengulurkan tangan nya untuk membantu Luke berdiri.

Seorang Luke yang terkesan dingin dan datar di marahi dan di ancam oleh ibunya sendiri, bahkan tak segan-segan Queen Klarisa mendorong Luke keluar secara paksa. Aneh nya Luke tak melawan, ia tak mau menyakiti ibu yang telah melahirkan nya di dunia ini.

"Jangan mengasihaniku, Exel."
Luke bangkit berdiri dan pergi begitu saja dari hadapan Exel, Luke berjalan memasuki ruang pelatihan diikuti Exel yang hanya diam.

Luke mengepalkan tangan nya dan menggeram, suasana yang sunyi menambah kesuraman dalam diri Luke saat ini, Luke memukul pilar kokok yang berada di depan nya. Tidak peduli jika nantinya tangan nya akan terluka sekalipun.

"Pangeran?" Panggil Exel, Luke hanya diam tidak merespon.

"Pangeran Luke." Panggil Exel dengan intonasi suara sedikit naik, gerakan tangan Luke yang memukul pilar terhenti.

"Apa?" Luke bertanya dingin, tangan nya terkepal di permukaan pilar yang terlihat retak di bagian sisinya.

"Pangeran, kau bisa berbagi masalah denganku." Ujar Exel seraya mendekati Luke.

My Beautiful Mate [TELAH TERBIT]Место, где живут истории. Откройте их для себя