Setelah makanan mereka habis Milka berniat mengantar Raya pulang. Awalnya Raya menolak namun Milka membuatnya seketika bungkam dengan mengatakan "Emang kamu punya uang buat bayar taksi ?"
Dan akhirnya mau tak mau Raya menurut saja.

"Makasih ya Milka udah mau nolongin dan nganterin aku." Saat ini mobil yang dikendarai Milka telah berhenti di halaman rumah Raya.

"Iya sama-sama." jawab Milka.
Raya melepas seat-belt dan bersiap turun dari mobil Milka, namun tiba-tiba Milka menahan tangan kanannya.
Raya menatap Milka dengan tatapan bertanya.

"Mulai sekarang kita teman ya." Milka mengulurkan jari kelingkingnya kepada Raya. Kemudian tanpa ragu Raya membalas mengaitkan jari kelingkingnya ke kelingking Milka. Lalu keduanya sama-sama tersenyum.

Setelah itu Raya pamit pada Milka dan mulai masuk ke dalam rumahnya.

**

Raya begitu asik menonton sinetron kesukaannya di TV hingga ia tidak sadar jam menunjukkan pukul 10.30.

"Oh iya aku lupa, hari ini kan janjian sama Mondy mau fitting baju pengantin." Raya menepuk jidatnya pelan dan segera berlari ke kamarnya untuk bersiap-siap.

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas namun Mondy tak kunjung datang. Akhirnya Raya memutuskan untuk menelpon kekasihnya tersebut.

Tuttt....

Tutttt....

Tuttt....

"Hallo Ray." Sapa Mondy.

"Hallo Mon... kamu dimana ? Ini udah jam 11 loh, kamu gak lupa kan kita hari ini mau ke butiknya mbak Dewi." ucap Raya.

"Ya ampun Ray maaf sayang aku lupa. Aku baru selesai meeting."

"Ih... kamu tuh kebiasaan tahu gak Mon, selalu aja gak tepat waktu. Kamu mau nunda lagi fitting baju pengantinnya ? Sekalian aja batalin !" ucap Raya kesal.

"Ya maaf yang habisnya tadi banyak banget kerjaan aku. Tapi ini aku udah mau berangkat kok jemput kamu. Ya udah aku jalan dulu. Bye sayang." Mondy menutup telponnya dan tergesa-gesa menuju mobilnya.

***

"Selamat datang." ucap Mbak Dewi pada Raya dan Mondy yang baru saja memasuki butiknya.

"Maaf ya mbak, Raya sama Mondy buat mbak nunggu lama ya ?" ucap Raya tak enak. Karena seharusnya mereka janjian tepat jam sebelas, eh karena Mondy yang lama menjemputnya jadi mereka baru tiba pukul sebelas lewat empat puluh lima menit. Berbeda dengan Raya yang tampak tak enak Mondy dengan santainya langsung duduk di sofa tunggu. Memang dasar Mondy.

"Udah gak usah ngerasa gak enak gitu Ray, lagian mbak free kok hari ini. Yuk kita langsung mulai aja." Mbak Dewi menuntun Raya menuju tempat kebaya-kebaya andalannya dipajang. Sedangkan Mondy telah dibawa karyawan mbak Dewi untuk mencoba beberapa jas yang telah disiapkan.

Tak butuh waktu lama bagi Mondy untuk menentukan pilihannya. Kini ia telah duduk kembali dan menunggu Raya yang sedang mencoba beberapa gaun kebayanya.

"Mon, ini gimana ?" Tiba-tiba Raya keluar dari ruang ganti dengan sebuah kebaya yang melekat di tubuhnya. Kebaya itu sangat pas di tubuh Raya yang ramping. Dengan hiasan sedemikian rupa membuat kebaya tersebut terlihat sederhana namun tidak menghilangkan kesan mewah. Mondy dibuat tak berkedip beberapa detik melihat penampilan Raya. Sampai ia menyadari satu hal. Apa-apaan Raya ini. batin Mondy geram.

"Ganti sekarang." ucap Mondy tegas yang membuat Raya dan mbak Dewi menatapnya bingung.

"Tapi Mon ini kebaya yang paling bagus disini. Kata mbak Dewi mama kamu yang pilihin lo." ucap Raya.

Kisah AkuWhere stories live. Discover now