"Oh, tentu boleh kok Vouz. Iya kan, Ry?"

Fury mengangguk menanggapi jawaban Asha.
"Btw, kalian pasti udah kenal gue kan? Jadi gue nggak usah ngenalin diri,"

emang dia pak jokowi? Terkenal dimana-mana? Batin Tyara jengkel.

"Siapa sih, yang nggak kenal sama kamu? Anak kelas dua belas yang paling keren, plus ganteng. kenalin nama aku Ashadira Zaiz, panggil aja Asha,"
Asha memperkenalkan diri. Tyara meroll eyes.

"Iya, kami kenal sama kamu kok. Oh iya, kenalin namaku, Nabila fury, panggil aja Fury," ujar Fury, memperkenalkan diri seraya menjabat tangan Vouz.

"Dan lo?" Vouz menunjuk Tyara. Baru saja Tyara akan memperkenalkan diri, tiba-tiba ia melihat Andra yang baru saja masuk ke kantin.

Tumben bener, tuh anak ke kantin?

Tyara mengangkat mangkuknya. lalu pergi menghampiri Andra yang duduk di meja paling pojok dekat jendela.

"Lho? Temen lo mau kemana?" tanya Vouz dengan nada frustasi.

Baginya, ini baru pertama kali ada cewek yang tak peduli padanya. Dan lebih memilih untuk menghampiri seorang cowok bermata empat.

"Kayaknya dia pengen ngobrol sama Andra," jawab Asha.

"Cewek itu, namanya siapa?"

"Dia Tyara. Lebih tepatnya, Tyara Calista Febriana," kali ini Fury yang menjawab.

Vouz tertegun.

Tyara calista febriana? Calista febriana? Nama itu kan...
Seketika Vouz terbelalak menyadari sesuatu.

"Dia..."

Vouz berjalan menghampiri Tyara dan Andra yang tengah duduk berhadapan di sebuah meja pojok dekat jendela kantin.
Ia duduk tepat di samping Tyara, matanya tertuju pada Andra.

"Ngapaing kamu ke sini?" tanya Tyara, setengah dongkol. Baru saja ia akan menanyakan rencananya dengan Andra, tiba-tiba saja cowok sok kecakepan ini datang mengacaukannya.

"Gue belum tahu nama lo," jawab Vouz, tanpa mengalihkan tatapannya pada Andra. Andra yang ditatap seperti itu, tak menggubrisnya.

"Tyara," ketusnya.

Vouz memutar bola matanya, "Gue tau lo Tyara, yang gue tanyain, Tyara siapa? Nggak mungkin kan, nama lo cuman Tyara," balas Vouz, tak kalah sengit.

"Tyara, Tyara Calista Febriana..."
mendengar itu, Andra terbelalak kaget.

Vouz menyeringai tak kentara, umpangnya termakan.
Tyara menikmati Mie bakso pesanannya dengan lahap. Tanpa menyadari ada empat pasang mata yang batinnya terguncang saat ia menyebutkan nama lengkapnya.

Satu pasang mata yang berada di hadapannya, satu pasang yang berada di sampingnya. Dan dua pasang mata, tak jauh dari tempatnya.

"Kita harus bergerak cepat, Cass, lo nggak mau kan, semuanya terbongkar tanpa kita bisa ngelak," bisiknya, sambil terus menatap tiga orang yang berada dalam pengawasannya.

"Bagaimana caranya Rum?"
Rumi menyunggingkan senyum liciknya, "Kita singkirin dia.."

Cassa menelan ludah dengan susah payah.

Kita?

Itu berarti ia juga harus terlibat lagi?

Lagi?

.
.
.
**
.

.
.

Andra menegang saat menyentuh foto milik kekasihnya, Nanda.
Perkenalan pertamanya dengan Tyara, memang membuat batinnya langsung terguncang.
Tyara Calista Febriana? Pantas saja gadis itu mengingatkannya pada seseorang. Dan ternyata gadis itu adalah adik Nanda, gadis yang sampai saat ini masih di cintainya.
Tyara mengingatkannya kembali pada pertemuan pertamanya dengan Nanda.

Gates Of Death [SELESAI]Where stories live. Discover now