2

37 6 1
                                    

Happy Reading yak....!!! 😘😘😘



"Pendekatan pertama sukses... Sekarang tinggal tunggu hasilnya," gumam Tyara, seraya menaruh kembali bukunya.
Tiba-tiba, tatapannya terfokus pada sebuah buku yang covernya tidak jelas bergambar apa.
Tyara mengambil buku itu,

"Lho? Ini kan, bukunya Andra,"

"Ya, ampun! Kok aku lupa ngembaliin sih," Tyara menepuk jidatnya.

"Ah, biarin aja. Biar buku ini jadi jaminan, kalau dia tiba-tiba berubah pikiran,"
tanpa membaca buku itu, Tyara langsung menjatuhkan dirinya ke tempat tidur.

*

"Yang pertama, Lawang sewu itu adalah tempat yang mengerikan. Di sana juga banyak arwah-arwah yang gentayangan. Hantu yang sering kali di temui warga-warga yang tinggal di dekat lawang sewu itu, adalah 'Noni Van Ellen' atau biasa di kenal dengan Nonik Belanda.

Yang kedua, hantu penjaga pagar itu, adalah hantu tentara jepang.,." terang Andra, membuat Tyara ber-oh panjang.

"Oh iya, Ndra, kamu beneran mau ikut yah?"

Andra mengangguk mantap. "Hm, apa pacar kamu nggak marah? Di sana kan, kita akan berduel dengan maut?"

"Trus... Kalau dia tau aku yang ngajak kamu, apa dia nggak bakalan ngelabrak aku...?"

rentetan pertanyaan yang keluar dari mulut Tyara, tak satupun di jawabnya.

Tyara manyun, karna tak mendapat respon apapun dari Andra.

Andra menepuk bahu Tyara, membuat gadis itu terlonjak kaget.

"Silahkan kamu kembali ke tempatmu..." perintahnya datar.

Sebelum pergi, Tyara menebarkan senyumnya, berharap cowok yang ada di hadapannya akan lunak. Namun Naas, bukannya melunak, exspresi cowok itu kembali garang.

"Gimana Ra, kita jadi nggak, ke tempat itu?" tanya Asha, saat Tyara duduk di sampingnya.
Tyara mengangguk.

**

Sejak tadi Rumi sudah memperhatikan kedua orang yang dikenalnya. Duduk berdampingan, yang satu menjelaskan dengan datar, dan yang satu menebarkan senyum yang memesona. Rumi mengepal kedua tangannya,

"Cass, kita harus ikut," ucapnya, pada Cassa yang sejak tadi sedang chattingan. Mendengar ucapan Rumi, Cassa mendongak tak percaya.

Ditatapnya Rumi lekat-lekat, tertangkap jelas, kilatan kebengisan dan kebencian di sana. Cassa menelan ludah dengan susah payah, sebelum akhirnya ia mengangguk.

**

Vouzean, si kapten basket, populer, tampan dan kaya. Fansnya bejibun. Berlari-lari kecil, menghampiri tiga orang cewek yang sedang menikmati pesanannya di kantin. Melihat sang most faforit itu menghampiri salah satu meja berisikan tiga orang cewek, kontan saja membuat seisi kantin gaduh.

Ketiga cewek yang dihampiri itu hanya menganga kaget.
Dan saat Vouz duduk tepat di hadapan ketiga cewek itu, kontan saja jeritan membahana kembali menggema.

"Hay!" sapa cowok itu pada ketiga cewek di hadapannya, terlebih untuk cewek yang duduk tepat di depannya.

Asha dan Fury membalas sapaan itu dengan semangat. Sedangkan Tyara hanya mengaduk-aduk Mie baksonya tanpa selera.

"Boleh nggak kalau gue gabung sama lo lo pada," ujar Vouz, tak lupa menyunggingkan senyum.

Yaelah, pake nanya segala. Emang tempat ini punya buyut aku? Batin Tyara mendesis kesal.
Sejak masuk di sekolah ini Tyara benar-benar tidak menyukai Vouz. Baginya Vouz adalah cowok yang sok kecakepan. Plus suka tebar pesona. Seperti saat ini.

Gates Of Death [SELESAI]Where stories live. Discover now