DuaPuluh Empat

2K 99 0
                                    

"Ayah?" Ucap Steven kaku.

Dan saat itu juga semua orang yang berada diruangan itu melihat, seberapa besar tatapan sayang Steven kepada ayah Sean yang berarti ayahnya juga.

"Tolong, berhenti. Kita bisa menyelesaikan ini bersama-sama. Bersama Sean juga, Ayah sangat ingin berbicara dengan kamu dari dulu. Tapi kamu yang pertama meninggalkan kita" ucap Ayah Steven.

Sean yang berada disebelah ayahnya mengangguk, karena pada awalnya mereka juga sangat ingin berbicara baik-baik dengan Steven.

Tapi Steven sangat susah untuk dihubungi. Dan mereka baru bertemu dan berkomunikasi dengan Steven lagi semenjak Steven menculik Sean.

Lagipula mereka mulai bertemu dan berkomunikasi pun tidak dengan cara yang baik - baik.

Steven menurunkan pistolnya dari kening Crystal. Membuat semua orang yang berada diruangan itu menghela nafas sedikit lega.

Karena setidaknya nyawa Crystal tidak sangat terancam sekarang. Walaupun Steven masih berada di samping Crystal.

"Okay. Kita akan berbicara baik-baik. Tapi hanya bertiga"

Steven menarik lengan Crystal membuat perempuan itu langsung diri.

Lalu Steven mendorong pundak Crystal sampai Crystal menabrak dada Sean. Sean mengusap kepala Crystal sebentar lalu memindahkan Crystal agar perempuan itu berada dibelakangnya.

"Mundur, agent semuanya. Keluar dari ruangan" kata Cynthia

Agent yang berada diruangan mengangguk lalu keluar dari ruangan itu, Bella yang berada didekat Crystal memegang lengan Crystal lalu menarik Crystal agar ia juga keluar ruangan.

Crystal akhirnya keluar ruangan setelah tadi sempat memastikan bahwa tatapan Steven memang benar-benar tatapan ingin berdamai. Bukan hanya tatapan palsu agar ia bisa menghabisi Sean saat itu juga bersama ayahnya.

oOo

Walaupun berada diluar ruangan, namun agent masih tetap siap siaga. Takut Steven tiba-tiba menyuruh anak buah nya yang lain untuk menyerang mereka.

Mereka masih berada diluar ruangan dengan berdiri dan memegang senjata lengkap.

"Kira-kira apa yang mereka bicarakan?" tanya Cynthia tiba-tiba ditengah keheningan

"Membicarakan masa lalu dan masa depan mereka bertiga agar mereka hidup bahagia selamanya"

Cynthia dan Crystal langsung melirik Bella yang tadi menjawab, dan perempuan itu dengan entengnya menjawab sambil memasukan peluru ke pistol nya.

"Jangan tonjok, Ti. Jangan tonjok, Bella memang begitu anaknya" ucap Crystal bercanda saat Cynthia memutar bola matanya karna Bella menjawab dengan asal pertanyaan seriusnya.

Bella terkekeh pelan, "Ya habis si Cynthia nanya seakan-akan kita tau. Sejujurnya aku juga ingin tahu apa yang mereka bicarakan"

Cynthia lagi-lagi memutar bola matanya malas. Akhirnya keadaan kembali hening seperti saat sebelum Cynthia bertanya.

Bella kembali mengecek peralatan senjatanya

Cynthia kembali mengecek keadaan di lantai bawah

Dan

Crystal kembali terdiam karena ia cukup khawatir tentang Sean yang berada didalam bersama Steven

Beberapa menit kemudian Sean dan Ayahnya keluar. Membuat Crystal yang sedang duduk bangun dari duduknya.

"Gimana?" tanya Crystal ke Sean yang sudah berada didepannya

Sean tersenyum lalu mengusap kepala Crystal.

"Fine. Baik-baik saja kok, dan untuk kedepannya bisa dipastikan kalian juga baik - baik aja" jawab Sean

Crystal, Bella dan Cynthia mengangguk. Mereka mengerti bahwa mungkin. Tidak akan ada peperangan lagi antara The Agentoun dan anak buah Steven yang sedari kemarin memang memakan korban yang luka lumayan banyak.

Steven lalu keluar dari ruangan dengan biasa dengan wajah tanpa ekspresinya, seperti biasa. Dan ketika Steven ingin mengatakan sesuatu, suara tembakkan terdengar.

DOR!

"RAEVIN!!!" Teriak Cynthia.

Sekarang semua agent mengarahkan senjatanya kearah Raevin yang beberapa detik lalu menembak ke Steven.

Crystal melihat sisi kirinya dan melihat Sean yang memegangi pundak Steven yang sekarang sudah mengalirkan banyak darah.

"Apa yang kau lakukan? Mengapa kau melakukan ini? Ini semua hampir selesai!" Kata Crystal

Raevin tertawa sinis, dengan mata yang terlihat sekali ingin menangis.

"Mengapa kalian segampang itu melepas Steven? Tidak ingatkah kalian berapa dari team kalian yang diculik? Dan juga... Mengapa kalian dengan gampang memaafkan bajingan yang membunuh orang yang melahirkanku!!!" Teriak Raevin, sekarang pipi laki-laki itu penuh dengan air mata yang sudah turun dari matanya

Steven lalu bangun, walaupun sepertinya laki-laki yang biasanya terlihat galak itu sekarang berwajah pucat

"Siapa nama ibumu?" tanya Steven

Raevin kembali mengarahkan pistolnya, dan kali ini kearah jantung Steven.

"Christine Giordano"

Steven terdiam lalu berkata, "Christine itu adalah wanita yang dengan gilanya menyeludupkan banyak narkoba, Christine itu adalah perempuan yang suka menculik dan menjual banyak perempuan di Negara ini dan mengirimnya ke Negara lain. Apakah kau tidak tahu?"

"TIDAK MUNGKIN!!!"

"Kau sendiri yang melihatnya hampir kabur ketika aku sedang mengajaknya berbicara baik-baik, bukan? Selama ini banyak yang mengira aku mendirikan perusahaan yang bertentangan dengan Negara. Padahal akulah orang yang menghentikan orang yang melanggar peraturan termasuk ibumu!" jelas Steven dan itu cukup membuat Angels, Sean, Ayah Sean dan agent yang berada dilantai itu terkejut, "Aku memang mendirikan perusahaan senjata yang besar, namun itu sesuai undang-undang. Dan aku membunuh ibumu karena ibumu tidak ingin menghentikan apa yang dikerjakannya itu. Menjual narkoba maupun perempuan beserta organnya"

"Tidak..." Raevin terlihat melemas, laki-laki itu tidak bisa lagi berbicara "Tidak mungkin"

"Kau..." Steven menarik nafasnya, "Kau bisa tanya ayah maupun kakakmu, mereka mengetahui pekerjaan ibumu. Namun mereka menyembunyikannya karena kau masih terlalu kecil saat itu, mereka mungkin tidak memberitahumu sampai sekarang karena mereka kira kau tidak terlalu memikirkan kematian ibumu"

"Kau bisa saja berbohong" ucap Raevin

"Kau sendiri yang tahu bahwa aku menembak ibumu karena wanita itu mencoba kabur, maaf karena aku tidak sempat menutup matamu ketika menembak ibumu," kata Steven, menyesal "Dan kau bisa membunuhku, jika aku benar-benar berbohong"

Lalu setelah itu Steven kehilangan kesadarannya, membuat semua agent panik dan memutuskan membawa Steven ke The Agentoun untuk mendapat pengobatan maksimal.

Dan Raevin? Raevin duduk sambil menangis karena belum bisa menerima kenyataan kalau ibunya memang bersalah. Dengan setia, Bella, Cynthia maupun Crystal berada disisi Raevin sambil menenangkan laki-laki itu.

Karena bisa saja Raevin bunuh diri, sesuatu yang tentu saja tidak diinginkan siapapun yang menyayangi Raevin.


****************

Holaaaaa
Part DuaPuluh Empat

Dont forget to vomment.

With love
HS

THE ANGELWhere stories live. Discover now