Mate part 23 ; penolakan

Start from the beginning
                                    

Lord Edmans mengangguk "Terima kasih, kau bisa kembali." pelayan itu pun keluar dari ruang aula.

Tak berselang lama, pintu besar ruang aula terbuka hingga menampakan sosok para pangeran istana Darwisen yang memiliki ketampanan masing-masing di dalam diri, Albert berjalan bersama matenya, Adel. Dua kembar tampan berjalan bersisian dengan wajah yang mengumbar senyuman, terakhir Aland berjalan dengan segala tingkah lakunya yang menggemaskan.
Mereka memberi salam hormat pada rombongan istana Gultam.

Lord Edmans meneliti penampilan putra-putranya, tidak buruk. Mereka benar-benar melaksanakan perintah Lord Edmans "Perkenalkan diri kalian masing-masing."

Kelima nya mengangguk secara serentak, mereka mempersilakan kakak tertua kedua mereka untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu.

Albert tersenyum ramah "Perkenalkan, nama saya Albert Darwizen, saya adalah pangeran kedua istana Darwisen." Albert menoleh ke arah Adel yang berdiri di samping nya "Dan perkenalkan mate saya, Adel." Adel tersenyum ke arah istana Gultam.

"Apakah kalian akan segera menikah?" Tanya Ratu Isabella.

Albert tersenyum sopan "Segera."

"Adel berasal dari kerajaan dibagian mana?" Raja Jordin bertanya.

"Saya berasal dari kerajaan daerah selatan, istana Youth." Jawab Adel, Raja Jordin mengangguk mengerti.

"Salam kenal kami Raja dan Ratu serta putri dari kerajaan gultam, nama saya Jason dan kembaran saya Jovin." Jason memperkenalkan dirinya dan kembaran nya, lalu kembali duduk dan diam.

"Wajah kalian sama, bagaimana kami bisa membedakan natara Jason dan Jovin?" Ratu Isabella bertanya.

Jason tersenyum "Aku dan Jovin satu kesatuan, jadi kalian bisa memanggil aku Jason atau Jovin. Kami sama." Balas Jason.

"Kalian bisa bertanya sebelum memanggil nama kami." Timpal Jovin.
"Ah, baiklah kalau begitu." Akhir Ratu Isabella.

"Aland, perkenalkan dirimu." Perintah Queen Klarisa.

Aland menggeleng, ia duduk di tempatnya dan melipat kedua tangan nya di depan dada "Aku tidak mau, aku sudah katakan pada ayah dan ibu bahwa aku tidak mau mengikuti acara ini."

"Tidak boleh begitu Aland." Balas Queem Klarisa.

"Sudahlah Queen, anak kecil kadang-kadang seperti itu." Ratu Isabella berucap.

Aland mendelik
"Aku bukan anak kecil." Ratu Isabella terkekeh.

"Baiklah kau adalah pangeran dewasa." Ucap Ratu Isabella. Namun, Aland tetap diam.

"Lord Edmans, dimana putra pertama mu?" Raja jordin bertanya.

Lord Edmans hendak menjawab pertanyaan Raja Jordin. Namun, ucapan terhenti saat mendengar suata derit pintu yang terbuka, serentak mereka semua menoleh untuk melihat siapa yang memasuki ruang aula.

Senyuman putri Felicia mengembang saat Luke masuk ke dalam ruang aula, tak berapa lama kemudian senyuman nya luntur seketika setelah ia melihat seorang perempuan berjalan di belakang Luke, terlebih lagi Luke menggenggam tangan perempuan itu.
Satu pertanyaan di dalam benak Putri Felicia, siapa perempuan itu? Dan mengapa Luke sangat menunjukan sikap berbeda pada perempuan itu.

Putri felicia mendekatkan diri pada ibunya "Ibu siapa perempuan itu?" Tany Putri Felicia secara berbisik.

Ratu Isabelle mengedikan bahunya
"Ibu tidak tau. Kau berfikir positif saja, mungkin perempuan itu adalah teman Luke. Atau mungkin jalang nya Luke."

My Beautiful Mate [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now