Mate part 22 ; perhatian

Start from the beginning
                                    

Aland mengusap pipinya, terasa sakit. Ia memukul lengan Jason dan bersembunyi di belakang Queen Klarisa.

"Aku aku mau minum." Bisik Aland seraya mengulurkan tangan nya, Queen Klarisa tersenyum lalu membawa tubuh mungil Aland untuk di gendong nya.

"Jason, mintalah pelayan untuk membawakan beberapa gelas darah."
Perintah Queen Klarisa.

Jason mengangguk dan memanggil pelayan untuk membawakan minuman bangsa mereka, setelah itu seraya menungggu Jason duduk dan mendengarkan cerita adik bungsunya itu.

"Ayah, kau tau aku berlatih perang bersama pangeran Davero." Cerita Aland.

Lord Edmans mengangguk di sebelah Aland "Pangeran kerajaan Orlando?"

Aland menggangguk "Aku berlatih bersama Luke, Exel, Liam dan pangeran Davero. Beberapa kali Davero selalu menjahiliku, aku sebal dengan nya. Dia juga sempat membawa kabur pedang ku, beruntung aku dapat mengambil nya dengan susah payah." Aland bercerita dengan berbagai ekspresi.

"Kau jangan meniru sifat pangeran Davero." Canda Queen Klarisa.

"Pangeran bar-bar kata Luke, dia sudah dewasa tapi tidak bisa berperilaku layaknya orang dewasa"
Aland berucap.

Wow anak lelaki sekecil Aland bisa mengatakan seperti itu dengan wajah santai nya.

"Permisi Lord, Queen. Pangeran." Seorang pelayan datang dengan membawa sebuah nampan, terdapat beberapa gelas di atasnya.

Alans melompat turun dari pangkuan ibunya, Queen Klarisa tertawa. Aland menghampiri pelayan itu dengan semangat.

"Biar aku saja yang bawa." Aland mengambil alih nampan itu.

"Ngomong-ngomong kau memiliki saudara kembar? Aku melihatnya."
Tanya Aland.

Pelayan wanita itu menunduk dan menggeleng "Saya tidak memiliki saudara kembar pangeran."

"Ketika kau berkaca di depan cermin, kau akan memiliki saudara kembar." Racau Aland. Pelayan itu menahan tawa nya.

"Terima kasih, kau bisa kembali ke tempat asalmu." Balas Aland lalu berjalan dengan nampan yang di pegang erat-erat.

"Guyonan mu sangat tidak berkelas."
Jason mengambil sebuah gelas dari nampan yang di bawa Aland, ia kembali ke tempatnya dan meminum minuman nya.

"Ayah, kau harus minum dahulu sebelum mengurus istana ini." Aland menyodorkan segelas minuman berisi darah.

Lord Edmans menggeleng "Kau saja yang minum."

"Kenapa?" Aland bertanya.

"Ayah tidak meminun darah hewan, ayah meminum darah ibumu." Balas Lord Edmans.

Aland mengangguk. "Kalau begitu aku ingin mencoba darah ibu." Ucap Aland riang tanpa menghiraukan perkataan nya baru saja membuat tiga orang dewasa itu terkejut.

Jason tertawa keras "Astaga, kau bodoh sekali."

Lord Edmans mengusap kepala Aland
"Jika kau sudah dewasa kau bisa meminum darah seorang wanita yang merupakan matemu, dan akan ayah pastikan jika kau mencoba mencicipi darah ibumu kau akan ayah asingkan di pulau membuangan makhluk immortal." Queen Klarisa tertawa pelan.

Aland mengangguk, "Aku tau ibu milik ayah, dan aku ingin mate sekarang."

Lord Edmans menghela nafas, sama hal nya dengan Queen Klarisa. Sementara Jason sedang tertawa terpingkal-pingkal.

"Cari di taman." Celetuk Jason.

Manik mata Aland berbinar "Aku akan mencari di taman." Baru saja Aland ingin melesat, gerakan nya terhenti ketika Queen Klarisa menarik tangan mungilnya.

My Beautiful Mate [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now